Rabu, 15 Januari 2014

PANAS BUMI



Sumber panas bumi berasal dari kegiatan gunung berapi dan intrusi (terobosan) magma. Dapur magma merupakan sumber energi panasbumi. Disamping proses pengangkatan dan perombakan kemudian mengakibatkan jalur-jalur gunung api aktif maupun yang telah padam membentuk pegunungan menjadi daerah penagkap air hujan/air kedalam tanah relatif lebih besar dari daerah sekitarnya.
Susunan batuan jalur gunug api adalah hasil erupsi gunung api dan merupakan perselang-selingan antara batuan piroklastik dan aliran lava yang membentuk susunan batuan tudung kedap air (impermeable) dan batuan porous-permeable. Bagian jalur gunung api dengan sumber panas relatif dangkal, terbentuklah daerah panas bumi yang dicirikan oleh kenampakan air panas, fumarola, dan lain-lain.
Pembentukan sumber panas bumi, dikontrol oleh proses-proses geologi yang telah dan sedang berlangsung sepanjang jalur vulkanisme, terobosan-terobosan magma serta pensesaran-pensesaran.
Di indonesia merupakan daerah vulkanik yang terbetuk pada zaman kwarter/ ± 4 – 5 juta tahun lalu.


Cara terjadinya uap panas bumi dapat dikategorikan seperti berikut :
  1. Sumber panas yang berasal dari pluton granit tidak dapat diperkirakan persis letaknya, tetapi hasil analisa mendapatkan bahwa letaknya tidak terlalu dalam. Juga sumber panas tidak menampakkan gejala-gejala di atas permukaan bumi.
  2. Suhu panas terbentuk batuan magmatik, kemudian keluar menembus permukaan bumi. Batuan magmatik dipermukaan akan membentuk gunung api tidak aktif atau berbentuk suatu gunung api aktif di masa lampau.
  3. Pembentukan uap panas erat hubungannya dengan kegiatan gunung api atau kegunung apian.
Sumber energi panas bumi terdiri dari :
  1. Panas bumi sistim uap kering (dry steam)
  2. Panas bumi sistim uap basah (wet steam)
  3. Panas bumi sistim air panas (hot water)
  4. Panas bumi sistim batuan kering panas (hot dry rock)
Energi panas bumi yang dapat dipergunakan harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
  1. Mempunyai suhu yang tinggi (minimum 150oC di bawah tanah)
  2. Tekanan uap cukup besar (minimum 3 atm)
  3. Volume uap cukup banyak (10 ton per jam = 1000 KW listrik)
  4. Tidak terlalu dalam (maksimum 3000 m) 
  5. Uapnya tidak menyebabkan karat (pH lebih dari 6).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar