Senin, 11 April 2011

Hydrostatika

”Hidrostatika” ialah ilmu perihal zat alir atau fluida yang diam tidak bergerak dan ”hidrodinamika” parihal zat alir yang bergerak. Hidrodinamika yang khusus mengenai aliran gas dan udara, disebut ”Aerodinamika”.

Fluida ialah zat yang dapat mengalir. Jadi, termasuk zat cair dan gas. Perbedaan zat cair dengan ghas terutama terletak pada kompresibilitasnya. Gas mudah dimampatkan, sedang zat cair praktis tidak dapat dimampatkan. Dalam pembahasan kita disini, perubahan kecil volume zat cair yang menderita tekanan, umumnya diabaikan.
Rapat massa suatu bahan yang homogen didefinisikan sebagai massanya persatuan volum. Satuan kerapatan sdalam ketiga sistem satuan ialah: satu kiliogram per m-3 (1 kg m3), satu gram per cm3 dan slug per ft-3.

Berat jenis suatu bahan ialah perbandingan rapat massa bahan itu terhadap rapat massa air dan sebab itu berupa bilangan semata.
”Berat jenis” (spesific gravity) sebenarnyamerupakan istilah yang sangat keliru, karena tidak ada sangkut pautnya dengan berat (gravity). Lebih tepat disebut rapat realtif, karena lebih memperjelas konsepnya.

Waktu menerangkan tekanan hidrostatika pada Bagian 11-1, berat fluida diabaikan dan tekanan dianggap sama pada semua titik. Tetapi seperti sudah kita ketahui, makin tinggi dari permukaan bumi makin berkurang tekanan udara, dan di dalam tealaga atau laut tekanan juga akan makin berkurang jika makin jauh dari dasar.

Marilah sekarang kita cari hubungan umum antara tekanan p pada sembarang titik di dalam fluida dengan tinggi letak y titik itu.jika fluida dalam kesetimbangan, maka semua unsur volumnya jugadalam kesetimbangan. Pandanglah unsur berbentuk lapisan sangat tipis, seperti pada gambar 13-1, yang tebalnya dy dan luas permukaannya A. Kalau rapat massa fluida p, massa unsur itu ialah pA dy dan beratnya dw ialah pgA dy. Gaya yang dikerjakan pada unsur tersebut oleh fluida sekelilingnya dimana - mana selalu tegak lurus pada permukaan unsur. Berdasarkan simetri, gaya resultan horisontal pada sisisnyasma dengan nol. Gaya ke atas pada permukaan sebelah bawah ialah pA, sedangkangaya ke bawah pada permukaan sebelah atas ialah (p + dp)A.
Bentuk bejana tidak mempengaruhi tekanan, dan bahwa jika tekanan itu sama di semua titik pada kedalaman yang sama. Terbukti bahwa kalau tekanan p, diperbesar dengan cara yang bagaimanapun, umpamanya dengan memasukkan sebuah piston dari atas, besar tekanan p disemua titik di dalam zat cair itu harus pula bertambah dengan jumlah yang sama. Hal ini dikemukakan oleh sarjana Perancis Blaise Pascal (1623 - 1662) pada tahun 1653 dan disebut ”Hukum Pascal”. Bunyinya: ”Tekanan yang diberikan pada fluida dalam bejana tertutup diteruskan tanpa berkurang kesemua bagian fluida dan dinding bejana itu”. Asas ini bukanlah suatu asas yang berdiri sendiri, melainkan suatu konsekuensi yang wajar dari hukum - hukum mekanika.

Hukum Pascal: dapat diterangkan berdasarkan cara kerja penekan hidrolik, seperti pada gambar (13-3). Sebuah piston yag luas penampangnya kecil, a, digunakan untuk melakukan gaya kecil f langsung terhadap suatu zat cair, misalnya minyak. Tekanan p = f/a diteruskan lewat sebuah pipa penghubung ke sebuah silinder yang lebih besar dari yang pistonnya juga lebih besar (berpenampang A).
Oleh sebab itu penekan hidrolik adalah suatu alat untuk melipat gandakan gaya faktor perkaliannya sama dengan perbandingan antaraluas kedua piston. Kursi tukang cukur, kursi dokter gigi, pengangkat mobil dalam bengkel dan rem hidrolik adalah alat - alat yang menerapkan asas penekan hidrolik.
Jika sejumlah bejana berbagai bentuk saling dihubungkan seperti pada , lalu ke dalamnya dituangkan suatu zat cair, maka permukaan zat cair itu dalam masing - masing bejana akan terletak horisontal sama tinggi. Ketika asas - asas hidrostatika belum dipahami betuk, hal ini merupakan peristiwa yang aneh sekali dan dinamakan orang ”paradoks hidrostatika”. Sepintas lalu bejana C, misalnya akan menimbulkan tekanan yang lebih besar terhadap atasnya daripada B, dan karena itu cairan akan terpaksa mengalir dari C ke B. Tetapi tekanan hanya bergantung pada dalamnya zat cair di bawah permukaannya, dan sama sekali bukan padabentuk bejana tempat zat cair itu. Karena dalamnya zat cair sama di setiap bejana, tekanan terhadap alas masing - masingpun sama dan karena itu sistem dalam kesetimbangan.
Penjelasan lebih terperinci di bawah ini dapat membantu kita memahami kejadian tersebut. Gaya - gaya yang dikerjakan oleh dindingnya terhadap zat cair ditunjukkan oleh anak - anak panah. Arah gayadi mana - mana tegak lurus dinding bejana gaya - gaya miring terhadap dinding yang condong dapat diuraikan menjadi komponen horisontal dan komponen vertikal.

Berat zat cair dalam bagian - bagian yang dibubuhi huruf A didukung oleh komponen vertikal gaya - gaya tersebut. Jadi tekanan pada dasar bejana tersebut hanyalah berat zat cair vertikal gaya - gaya tersebut. Jadi, tekanan pada dasar bejana tersebut hanyalah berat zat cair dalam kolom B berbentuk silinder. Yang dijelaskan di atas berlaku untuk semua bejana, bagaimanapun bentuknya.

Pengukur tekanan yang paling sederhana ialah manometer pipa terbuka. Alat ini berupa pipa berbentuk U yang bverisi zat cair. Ujung yag satu menderita tekanan p yang hendak diukur, sedangkan ujungnya yang satu lagi berhubungan denga atmosfir.tekanan pada dasar kolom sebelah kiri ialah p + rgy1,. Sedangkan pada dasar kolom sebelah kanan pa + rgy2, di mana p ialah rapat massa dalam manometer itu.Tekanan p itu disebut tekanan mutlak, sedangkan selisih p - p, antara tekanan ini dengan tekanan atmosfir disebut tekanan realtif atau tekanan pengukur (gauge pressure). Ternyata pula, bahwa tekanan pengukur itu sebanding dengan selisih tinggi kolom - kolom zat cair itu.

Barometer raksaterdiri dari atas npipa gelas panjang yang sesudah diisi dengan raksa lalu dibalik dan dimasukkan ke dalam bejana berisi raksa pula, seperti pada gambar 12-5 (b). Dalam ruang diatas kolom raksa hanya ada uap raksa yang tekanannya pada suhu kamar demikian kecilnya sehingga boleh diabaikan.

Karena manometer dan barometer raksa sangat sering dipakai dilaboratorium, tekanan atmosfir dan tekanan - tekanan lainnya lazim dinyatakan dengan ucapan sekian”inci raksa”, ”sentimeter raksa”, atau ”milimeter raksa”. Walaupun semua bukan merupakan satuan sesungguhnya, akan tetapi karena demikian diskriptifnya, satuan - satuan tersebut seringdipakai. Tekanan yang dihasilkanoleh kolom raksayang tingginya satumilimeter biasadisebut satu Torr, sebagai penghormatan kepada sarjana fisika bangsa italia, Toirricelli, yang pertama - tama menyelidiki kolom barometer raksa.

Viskositas

Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida (fluida tuh zat yang dapat mengalir, dalam hal ini zat cair dan zat gas… jangan pake lupa ya). Istilah gaulnya, viskositas tuh gaya gesekan internal fluida (internal = dalam). Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.

Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Kita bisa membuktikannya dengan menuangkan air dan minyak goreng di atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air mengalir lebih cepat daripada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng paha ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.

Perlu diketahui bahwa viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil (rill = nyata). Fluida riil/nyata itu fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lain-lain. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan Fluida Dinamis).

Viskositas fluida dilambangkan dengan symbol η (baca : eta) = koofisien viskositas. Jadi tingkat kekentalan suatu fluida dinyatakan oleh koofisien viskositas fluida tersebut. Secara matematis, koofisien viskositas bisa dinyatakan dengan persamaan. Untuk membantu menurunkan persamaan, kita meninjau gerakan suatu lapisan tipis fluida yang ditempatkan di antara dua pelat sejajar.

Lapisan fluida tipis ditempatkan di antara 2 pelat. Gaya adhesi bekerja antara pelat dan lapisan fluida yang nempel dengan pelat (molekul fluida dan molekul pelat saling tarik menarik). Sedangkan gaya kohesi bekerja di antara selaput fluida (molekul fluida saling tarik menarik). Kohesi adalah gaya tarik menarik antara molekul sejenis, sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul yang tak sejenis.

Mula-mula pelat dan lapisan fluida diam. Setelah itu pelat yang ada di sebelah atas ditarik ke kanan. Pelat yang ada di sebelah bawah tidak ditarik (pelat sebelah bawah diam). Besar gaya tarik diatur sedemikian rupa sehingga pelat yang ada di sebelah atas bergeser ke kanan dengan laju tetap (v tetap). Karena ada gaya adhesi yang bekerja antara pinggir pelat dengan bagian fluida yang menempel dengan pelat, maka fluida yang ada di sebelah bawah pelat juga ikut bergeser ke kanan. Karena ada gaya kohesi antara molekul fluida, maka fluida yang bergeser ke kanan tadi menarik temannya yang ada di sebelah bawah. Temannya yang ada di sebelah bawah juga ikut bergeser ke kanan. Temannya tadi menarik lagi temannya yang ada di sebelah bawah, begitu seterusnya.

Ingat bahwa pelat yang ada di sebelah bawah diam. Karena pelat diam, maka bagian fluida yang menempel dengan pelat tersebut juga ikut diam (karena ada gaya adhesi). Fluida yang menempel dengan pelat menahan temannya yang ada di sebelah atas. Temannya yang ada di sebelah atas juga menahan temannya yang ada di sebelah atas, demikian seterusnya.

Karena bagian fluida yang berada di sebelah atas menarik temannya yang berada di sebelah bawah untuk bergeser ke kanan, sebaliknya bagian fluida yang ada di sebelah bawah menahan temannya yang ada di sebelah atas, maka laju fluida tersebut bervariasi. Bagian fluida yang berada di sebelah atas bergerak dengan laju (v) yang lebih besar, temannya yang berada di sebelah bawah bergerak dengan v yang lebih kecil, demikian seterusnya. Jadi makin ke bawah v makin kecil. Dengan kata lain, kecepatan lapisan fluida mengalami perubahan secara teratur dari atas ke bawah sejauh l

Perubahan kecepatan lapisan fluida (v) dibagi jarak terjadinya perubahan (l) = v / l. v / l dikenal dengan julukan gradien kecepatan. Nah, pelat yang berada di sebelah atas bisa bergerak karena ada gaya tarik (F). Untuk fluida tertentu, besarnya Gaya tarik yang dibutuhkan berbanding lurus dengan luas fluida yang nempel dengan pelat (A), laju fluida (v) dan berbanding terbalik dengan jarak l.
Sebelumnya sudah menjelaskan bahwa Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, sebaliknya fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir. Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koofisien viskositas. Jika fluida makin kental maka gaya tarik yang dibutuhkan juga makin besar. Dalam hal ini, gaya tarik berbanding lurus dengan koofisien kekentalan. Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut :
Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk si koofisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie Poiseuille (baca : pwa-zoo-yuh).
1 poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2

Cobb Douglas

FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS

Menurut Soekartawi (1990), fungsi Cobb Douglass adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, di mana variabel yang satu disebut variabel indipenden, yang menjelaskan atau dengan simbol x sedangkan variabel dependen atau variabel yang dijelaskan dengan simbol y. Fungsi produksi Cobb Douglas merupakan salah satu bentuk fungsi produksi yang dapat dipergunakan dalam analisis produktivitas. Beberapa alasan praktis dalam menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas, yaitu:
* Bentuk fungsi produksi Cobb Douglas bersifat sederhana dan mudah penerapannya.
* Fungsi produksi Cobb Douglas mampu menggambarkan keadaan skala hasil (return to scale), apakah sedang meningkat, tetap, atau menurun.
* Koefisien-koefisien fungsi Cobb Douglas secara langsung menggambarkan elastisitas produksi dari setiap input yang dipergunakan dan dipertimbangkan untuk dikaji dalam fungsi produksi Cobb Douglas itu.
* Koefisien intersep dari fungsi Cobb Douglas merupakan indeks efisiensi produksi yang secara langsung menggambarkan efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output dari sistem produksi yang sedang dikaji itu.
* Hasil pendugaan garis melalui fungsi ini akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas.
Bentuk umum dari fungsi Cobb Douglas adalah sebagai berikut:
Q = δ L^α M^β
Bentuk transformasi
Ln Qn = konstanta + L ln Ln + M ln Mn
Bentuk asli
Qn = e^konstanta Ln^L Mn^M
Keterangan: Q = output
L = input jam kerja efektif (tenaga kerja)
M = input jam kerja mesin efektif
δ = koefisien intersep (indeks efisiensi)
α = elastisitas output dari input L
β = elastisitas output dari input M

Karena penyelesaian fungsi Cobb Douglass harus diubah bentuk fungsinya menjadi fungsi linier, maka ada persyaratan yang harus dipenuhi sebelum menggunakan persamaan tersebut:
* Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol sebab logaritma dari nol adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui.
* Dalam fungsi produksi,perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan tehnologi dalam setiap pengamatan, ini artinya kalau fungsi produksi yang dipakai dalam pengamatan memerlukan lebih dari satu model, maka perbedaan tersebut terletak pada intersep dan bukan pada kemiringan (slope) model tersebut.
* Tiap variabel x adalah perfect competition.
* Perbedaan lokasi seperti iklim adalah tercakup pada faktor kesalahan u (disturbance term).

Data yang dipakai mempunyai limitasi yang penting dalam penggunaan fungsi cob douglas antara lain:
* Data harga yang dipakai pada fungsi cobb douglas apabila menggunakan data cross section harus mempunyai nilai variasi yang cukup. Kenyataan data harga input didasarkan pada harga pemerintah yang cenderung konstan dan variasinya kecil.
* Pengukuran data yang dilakukan agak sulit seperti upah tenaga kerja apakah upah riil atau diluangkan
* Data tidak boleh ada nilai nol atau negatif karena nilai logaritma dari nol atau negatif adalah tidak terhingga.

Penggunaan asumsi harus tepat dan sesuai seperti asumsi penggunaan teknologi dianggap netral yang artinya intercept bisa berbeda, tetapi slope garis penduga Cobb Douglas dianggap sama padahal belum tentu teknologi di daerah penelitian sama.

Soekartawi (1993) menyatakan Return to scale (RTS) digunakan untuk mengetahui apakah kegiatan dari usahatani tersebut mengalami kaidah increasing, constan atau decreasing return to scale serta dapat menunjukkan efisiensi produksi secara tehnis.
Ada tiga alternatif yang bisa terjadi dalam RTS, yaitu :
* Decreasing return to scale, apabila (b1 + b2) < 1, artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi melebihi proporsi penambahan produksi. * Constant return to scale, apabila (b1 + b2) = 1, artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan sama dengan proporsi penambahan produksi. * Increasing return to scale, apabila (b1 + b2) > 1, artinya bahwa proporsi penambahan produksi melebihi proporsi penambahan faktor produksi.

Tetapi fungsi cobb douglas ini juga mempunyai kelemahan-kelemahan, antara lain :
* Spesifikasi variabel yang keliru, hal ini menyebabkan nilai elastisitas produksi yang diperoleh negatif atau nilainya terlalu besar atau kecil. Spesifikasi ini akan menimbulkan terjadinya multikolinearitas pada variabel bebas.
* Kesalahan pengukuran variabel, hal ini terjadi bila data kurang valid sehingga menyebabkan besaran elastisitas produksi yang terlalu besar atau kecil.
* Bias terhadap variabel manajemen. Faktor manajemen merupakan faktor penting untuk meningkatkan produksi karena berhubungan langsung dengan variabel terikat seperti manajemen penggunaan faktor produksi yang akan mendorong besaran elastisitas tehnik dari fungsi produksi ke arah atas. Manajemen ini berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam pengalokasian variabel input dan kadang sulit diukur dalam pendugaan fungsi cob douglas.
* Multikolinearitas, dalam fungsi ini sulit dihindarkan meskipun telah diusahakan agar besaran korelasi antara variabel indipenden tidak terlalu tinggi seperti memperbaiki spesifikasi variabel yang dipakai.


Sumber:
shinta.lecture.ub.ac.id
pksm.mercubuana.ac.id

Sabtu, 09 April 2011

Termometer

Temperatur merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya benda (Giancoli, 2001:449).
Banyak sifat zat yang berubah terhadap temperatur. Sebagian besar zat memuai saat dipanaskan, seperti besi akan memanjang saat panas daripada saat kondisi dingin. Jalan dan trotoar beton pun memuai dan menyusut terhadap tempatur yang menjadi alasan ditempatkannya pemisah yang bisa ditekan atau bisa memuai pada jarak tertentu di jembatan maupun jalanan beton.
Hambatan listrik materi zat juga berpengaruh signifikan terhadap temperatur. Demikian pula dengan warna benda, perubahan warna menunjukkan tempatur tertentu.
Misalnya api warna biru menunjukkan suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan api berwarna merah atau berwarna kuning. Cahaya putih yang dihasilkan dari kawat wolfram (tungsten) dalam bolam pijar berasal dari kawat yang sangat panas. Zat padat besi berwarna jingga hingga putih bila dipanaskan saat ditempa dalam pabrik kendaraan menunjukkan fenomena serupa. Demikian pula dengan bintang-bintang yang berkelap kelip menunjukkan temperatur permukaan bintang-bintang tersebut. Matahari pun dikatakan bintang (kerdil kuning). Suhu permukaan bintang atau matahari yang berdasarkan warna bisa dihitung temperaturnya menggunakan panjang gelombang cahaya yang dipancarkannya.
Alat yang dirancang untuk mengukur temperatur dinamakan termometer. Sebagian besar termometer dirancang peka terhadap pemuaian. Galileo mengajukan gagasan pertama termometer melalui fenomena pemuaian gas. Berangsur-angsur evolusi termometer terjadi hingga menjadi termometer yang berisi cairan dalam gelas.
Macam-macam termometer antara lain : termometer oven, termometer ketel kopi, termometer udara, termometer hambatan, termistor, termometer kopel.
Untuk menyatakan hasil pengukuran termometer digunakan skala numerik, skala yang digunakan secara kuantitatif ini yang paling banyak dipakai adalah skala Celcius, skala Fahrenheit, dan skala yang paling penting dalam sains adalah skala absolut atau Kelvin (Giancoli, 2001:451).
Untuk memudahkan mengingat skala termometer ini 00C = 320C, 50C = 90C, atau 1000C = 2120F.
Demikian pula halnya dengan 800R = 212 0F atau 273 K = 00C bahkan 0 K = -2730C
Macam-macam thermometer
1. Termometer Raksa
Termometer yang pipa kacanya diisi dengan raksa disebut termometer raksa. Termometer raksa dengan skala celcius adalah termometer yang umum dijumpai dalam keseharian.
• Keuntungan
- Raksa mudah dilihat karena mengkilap.
- Volume raksa berubah secara teratur ketika terjadi perubahan suhu.
- Raksa tidak membasahi kaca ketika memuai atau menyusut.
- Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan laboratoriun (-40 derajat Celcius s/d 350 derajat Celcius)
- Raksa dapat terpanasi secara merata sehingga menunjukkan suhu cepat dan tepat.
• Kerugian
- Raksa mahal
- Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah (misalnya suhu di kutub utara dan kutub selatan)
- Raksa termasuk zat berbahaya (sering digunakan “air keras”) sehingga termometer raksa berbahaya jika tabungnya pecah.
2. Termometer Alkohol
• Keuntungan
- Alkohol lebih murah dibandingkan raksa
- Alkohol terliti, karena untuk kenaikana suhu yang kecil, alkohol mengalami perubahan volum yang besar.
- Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat dingin (misalnya suhu di daerah kutub) karena titik beku alkohol sangat rendah yaitu -112 derajat celcius.
• Kerugian
- Alkohol memiliki titik didih rendah yaitu 78 derajat Celcius sehingga pemakaiannya terbatas (antara lain tidak dapat mengukur suhu air ketika mendidih.
- Alkohol tidak berwarna, sehingga harus diberi warna terlebih dahulu agar mudah dilihat.
- Alkohol membasahi (melekat) pada dinding kaca.
3. Termometer Klinis
Biasa digunakan para dokter & perawat untuk mengukur suhu tubuh manusia.
4. Termometer Dinding
Umumnya termometer dinding dipasang tegak di dinding sebuah ruang dan digunakan untuk mengukur suhu ruangan.
5. Termometer Max & Min Six
Suhu dalam sebuah rumah kaca, yaitu rumah digunakan untuk menanm tanaman sebagai bahan penelitian, umumnya diukur dengan menggunakan termometer max & min six.
6. Termometer gas (pada p tetap)
Termometer yang tekanan gasnya dijaga tetap, dan volume gasnya dijadikan sifat termometrik dari termometer.
Pada prinsipnya, jika suhu naik, tekanan gas naik dan dihasilkan beda ketinggianh yang lebih besar pada thermometer. Karena gas memuai lebih besar daripada cairan maka termometer gas lebih teliti daripada termometer cairan. Selain itu dapat mengukur suhu lebih rendah dan lebih tinggi dibandingkan termometer cairan. Jangkauan suhunya mulai dari -250oC sampai dengan 1500oC.

7. Termometer gas (pada v tetap)
Prinsip kerja si termometer gas volume-konstan adalah sebagai berikut.
Volume gas dijaga agar selalu tetap alias tidak berubah. Ketika suhu bertambah, tekanan gas juga akan ikut bertambah.
Dalam pipa 1 dan pipa 2 terdapat air raksa. Volume gas dijaga agar selalu konstan, dengan cara menaikan atau menurunkan pipa 2 sehingga permukaan air raksa dalam pipa 1 selalu berada pada tanda acuan. Jika suhu (temperature) meningkat, tekanan gas dalam tabung juga ikut bertambah. Karenanya, pipa 2 harus diangkat lebih tinggi agar volume gas selalu konstan. Tekanan gas bisa diketahui dengan membaca tinggi kolom air raksa (h) dalam pipa 2.
Biasanya pada termometer gas volume konstan yang canggih sudah ada alat penghitung tekanan. Wadah yang berisi gas juga sudah dirancang agar gas selalu berada dalam volume yang tetap. Jadi yang diukur cuma perubahan tekanannya saja…

8. Termometer cairan
Temometer jenis ini biasanya dibuat dari kaca halus yang bagian dalamnya berongga dan hampa udara dengan tabung (pentolan) di bagian bawahnya yang diisi dengan cairan. Cairan yang biasa digunakan dalam termometer cairan adalah raksa dan alkohol.
Ketika suhu meningkat, alkohol atau air raksa yang berada di dalam wadah akan memuai sehingga panjang kolom alkohol atau air raksa akan bertambah. Sebaliknya, ketika suhu menurun, panjang kolom alkohol atau air raksa akan berkurang. Pada bagian luar tabung kaca terdapat angka-angka yang merupakan skala termometer tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh ujung kolom alkohol atau air raksa merupakan nilai suhu yang diukur.

9. Termometer resistor
Hambatan listrik dari logam akan bertambah apabila suhu logam naik. Sifat ini yang dipakai sebagai dasar kerja thermometer hambatan listrik. Jika termometer hambatan listrik berbentuk kawat halus yang panjang, biasanya kawat itu dililitkan pada kerangka tipis untuk menghindari regangan berlebihan ketika kawat mengerut pada waktu dingin. Dalam keadaan khusus, kawat itu dapat dililitkan pada atau dimasukkan dalam bahan yang suhunya akan diukur. Dalam kisaran suhu rendah, termometer hambatan sering kali terdiri atas hambatan radio dan terbuat dari komposisi karbon dan kristal germanium yang didoping dengan arsenik dan dimasukkan dalam kapsul tertutup berisi helium. Termometer ini dapat ditempelkan pada permukaan zat yang suhunya akan diukur atau diletakkan dalam lubang yang digurdi untuk maksud itu. Biasanya hambatan diukur dengan mempertahankan arus tetap yang besarnya diketahui dalam termometer itu dan mengukur beda potensial kedua ujung hambat dengan pertolongan potensiometer yang sangat peka.
Arus dibuat tetap dengan cara mengatur hambatan geser sehingga beda potensial kedua ujung hambat baku yang terpasang seri dengan termometer, seperti terlihat pada potensiometer pemonitor, tetap sama. Termometer hambatan platina dapat dipakai untuk pekerjaan yang sangat cermat dalam kisaran antara -253oC sampai 1200oC.

10. Pirometer
Pirometer adalah jenis termometer yang digunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi (diatas 10000C), misalnya suhu cairan logam di pabrik pengelolaan logam.
Pada umumnya hambatan suatu listrik akan berubah jika suhunya berubah. Bila suhu naik, hambatan listrik akan menjadi besar, demikian pula sebaliknya. Termometer pyrometer ini dinamakan pyrometer atau termometer hambatan.
Di dunia industri, termometer pirometer dikenal juga pyrometer optic (optical pyrometer). Pyrometer ini terdiri dari sebuah teleskop T. di dalam tabung teleskop ini ada filter F dari gelas merah dan sebuah lampu lustrik L berukuran kecil.
Jika pyrometer diarahkan ke api suatu tungku, pengamat dapat melihat melalui teleskop, filament lampu yang gelap dengan latar belakang api tungku yang terang.
Filament lampu ini dihubungkan dengan baterai B dan rheostat R. dengan cara memutar tombol rheostat arus di dalam filamen lampu L dapat diatur sedemikian rupa sehingga terang cahaya lampu L dapat ditambah berangsur-angsur sampai terang filament sama dengan latar belakang nya, yaitu api tungku yang terang, yang berfungsi sebagai objek yang akan di ukur suhunya.
Dari pembacaan di arus A, setelah di kalibrasi dan di tera dalam skala suhu maka objek dapat diukur.

11. Termokopel
Termokopel merupakan salah satu aplikasi dari prinsip termodinamika, dimana termokopel ini sering digunakan pada: Industri besi dan baja, Pengaman pada alat-alat pemanas, Untuk termopile sensor radiasi, Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop, salah satu aplikasi termopile.
Prinsip kerja dari termokopel adalah, adanya perbedaan panas secara gradien akan menghasilkan tegangan listrik, hal ini disebut sebagai efek termoelektrik. Untuk mengukur perubahan panas ini gabungan dua macam konduktor sekaligus sering dipakai pada ujung benda panas yang diukur. Konduktor tambahan ini kemudian akan mengalami gradiasi suhu, dan mengalami perubahan tegangan secara berkebalikan dengan perbedaan temperatur benda. Menggunakan logam yang berbeda untuk melengkapi sirkuit akan menghasilkan tegangan yang berbeda, meninggalkan perbedaan kecil tegangan memungkinkan kita melakukan pengukuran, yang bertambah sesuai temperatur. Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1 hingga 70 microvolt tiap derajad celcius untuk kisaran yang dihasilkan kombinasi logam modern. Beberapa kombinasi menjadi populer sebagai standar industri, dilihat dari biaya, ketersediaanya, kemudahan, titik lebur, kemampuan kimia, stabilitas, dan hasil. Sangat penting diingat bahwa termokopel mengukur perbedaan temperatur di antara 2 titik, bukan temperatur absolut.

12. Termistor
Termistor (Inggris: thermistor) adalah alat atau komponen atau sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan atau werstan atau resistance) jika suhu atau temperatur yang mengenai termistor ini berubah, artinya jika suhu naik, hambatan termistor turun. Hambatan listrik diukur dengan suatu rangkaian yang mengandung sebuah skala yang dikalibrasi dalam derajat suhu. Termistor ini merupakan gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat pengukur tahanan).

Hukum Newton

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI
Selain mengembangkan tiga hukum tentang Gerak (Hukum I Newton, Hukum II Newton dan Hukum III Newton), Newton juga menyelidiki gerakan planet-planet dan bulan. Ia selalu bertanya mengapa bulan selalu berada dalam orbitnya yang hampir berupa lingkaran ketika mengitari bumi. Selain itu, ia juga selalu mempersoalkan mengapa benda-benda selalu jatuh menuju permukaan bumi. Wililiam Stukeley, teman Newton ketika masih muda, menulis bahwa ketika mereka sedang duduk minum teh di bawah pohoh apel, Newton yang waktu itu masih muda dan cakep, melihat sebuah apel jatuh dari pohonnya. Dikatakan bahwa Newton mendapat ilham dari jatuhnya buah apel. Menurutnya, jika gravitasi bekerja di puncak pohon apel, bahkan di puncak gunung, maka mungkin saja gravitasi bekerja sampai ke bulan. Dengan penalaran bahwa gravitasi bumi yang menahan bulan pada orbitnya, Newton mengembangkan teori gravitasi yang sekarang diwariskan kepada kita.
Perlu diketahui bahwa persoalan yang dipikirkan Newton ini telah ada sejak zaman yunani kuno. Ada dua persoalan dasar yang telah diselidiki oleh orang yunani, jauh sebelum Newton lahir. Persoalan yang selalu dipertanyakan adalah mengapa benda-benda selalu jatuh ke permukaan bumi dan bagaimana gerakan planet-planet, termasuk matahari dan bulan (matahari dan bulan pada waktu itu digolongkan menjadi planet-planet). Orang-orang Yunani pada waktu itu melihat kedua persoalan di atas (benda yang jatuh dan gerakan planet) sebagai dua hal yang berbeda. Demikian hal itu berlanjut hingga zaman Newton. Jadi apa yang dihasilkan oleh eyang dibangun di atas hasil karya orang-orang sebelum dirinya. Yang membedakan Newton dan orang-orang sebelumnya adalah bahwa memandang kedua persoalan dasar di atas (gerak jatuh benda dan gerakan planet) disebabkan oleh satu hal saja dan pasti mematuhi hukum yang sama. Pada abad ke-17, Newton menemukan bahwa ada interaksi yang sama yang menjadi penyebab jatuhnya buah apel dari pohon dan membuat planet tetap berada pada orbitnya ketika mengelilingi matahari. Demikian juga bulan, satu-satunya satelit alam kesayangan bumi tetap berada pada orbitnya.
Mari kita belajar hukum dasar cetusan Newton yang kini diwariskan kepada kita. Hukum dasar inilah yang menentukan interaksi gravitasi. Ingat bahwa hukum ini bersifat universal alias umum; gravitasi bekerja dengan cara yang sama, baik antara diri kita dengan bumi, antara bumi dengan buah mangga yang lezat ketika jatuh, antara bumi dengan pesawat yang jatuh, antara planet dengan satelit dan antara matahari dengan planet-planetnya dalam sistem tatasurya.
Tahukah anda, bahkan gagasan Newton mengenai gravitasi pada mulanya dibantai habisan-habisan oleh banyak ilmuwan yang bertentangan dengan gagasannya ? Pada waktu itu, banyak ilmuwan yang mungkin saking kebingungan sulit menerima gagasan Newton mengenai gaya gravitasi. Gaya gravitasi termasuk gaya tak sentuh, di mana bekerja antara dua benda yang berjauhan alias tidak ada kontak antara benda-benda tersebut. Gaya-gaya yang umumnya dikenal adalah gaya-gaya yang bekerja karena adanya kontak; gerobak sampah bergerak karena kita memberikan gaya dorong, bola bergerak karena ditendang, sedangkan gravitasi, bisa bekerja tanpa sentuhan ? aneh… Newton mengatakan kepada mereka bahwa ketika apel jatuh, bumi memberikan gaya kepadanya sehingga apel tersebut jatuh, demikian juga bumi mempertahankan bulan tetap pada orbitnya dengan gaya gravitasi, meskipun tidak ada kontak dan letak bumi dan bulan berjauhan. Akhirnya, perlahan-lahan sambil bersungut-sungut mereka mulai merestui dan mendukung dengan penuh semangat Hukum Gravitasi yang dicetuskan oleh Newton
Sebelum mencetuskan Hukum Gravitasi Universal, Newton telah melakukan perhitungan untuk menentukan besar gaya gravitasi yang diberikan bumi pada bulan sebagaimana besar gaya gravitasi bumi yang bekerja pada benda-benda di permukaan bumi. Sebagaimana yang kita ketahui, besar percepatan gravitasi di bumi adalah 9,8 m/s2. Jika gaya gravitasi bumi mempercepat benda di bumi dengan percepatan 9,8 m/s2, berapakah percepatan di bulan ? karena bulan bergerak melingkar beraturan (gerakan melingkar bulan hampir beraturan), maka percepatan sentripetal bulan dihitung menggunakan rumus percepatan sentripetal Gerak melingkar beraturan.
Diketahui orbit bulan yang hampir bulat mempunyai jari-jari sekitar 384.000 km dan periode (waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu putaran) adalah 27,3 hari.
Jadi percepatan gravitasi bulan terhadap bumi 3600 kali lebih kecil dibandingkan dengan percepatan gravitasi bumi terhadap benda-benda di permukaan bumi. Bulan berjarak 384.000 km dari bumi. Jarak bulan dengan bumi ini sama dengan 60 kali jari-jari bumi (jari-jari bumi = 6380 km). Jika jarak bulan dari bumi (60 kali jari-jari bumi) dikuadratkan, maka hasilnya sama dengan 3600 (60 x 60 = 602 = 3600). Angka 3600 yang diperoleh dengan mengkuadratkan 60 hasilnya sama dengan Percepatan bulan terhadap bumi, sebagaimana hasil yang diperoleh melalui perhitungan.
Berdasarkan perhitungan ini, Newton menyimpulkan bahwa besar gaya gravitasi yang diberikan oleh bumi pada setiap benda semakin berkurang terhadap kuadrat jaraknya (r) dari pusat bumi. Selain faktor jarak, Newton juga menyadari bahwa gaya gravitasi juga bergantung pada massa benda. Pada Hukum III Newton kita belajar bahwa jika ada gaya aksi maka ada gaya reaksi. Ketika bumi memberikan gaya aksi berupa gaya gravitasi kepada benda lain, maka benda tersebut memberikan gaya reaksi yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap bumi. Karena besarnya gaya aksi dan reaksi sama, maka besar gaya gravitasi juga harus sebanding dengan massa dua benda yang berinteraksi. Berdasarkan penalaran ini, eyang Newton menyatakan hubungan antara massa dan gaya gravitasi.
Setelah membuat penalaran mengenai hubungan antara besar gaya gravitasi dengan massa dan jarak, Newton membuat penalaran baru berkaitan dengan gerakan planet yang selalu berada pada orbitnya ketika mengitari matahari. Eyang menyatakan bahwa jika planet-planet selalu berada pada orbitnya, maka pasti ada gaya gravitasi yang bekerja antara matahari dan planet serta gaya gravitasi antara planet, sehingga benda langit tersebut tetap berada pada orbitnya masing-masing. Luar biasa pemikiran Newton ini. Tidak puas dengan penalarannya di atas, ia menyatakan bahwa jika gaya gravitasi bekerja antara bumi dan benda-benda di permukaan bumi, serta antara matahari dan planet-planet maka mengapa gaya gravitasi tidak bekerja pada semua benda ?
Akhirnya, Newton pun mencetuskan Hukum Gravitasi Universal dan mengumumkannya pada tahun 1687, hukum yang sangat terkenal dan berlaku baik di indonesia, amerika atau afrika bahkan di seluruh penjuru alam semesta. Hukum gravitasi Universal itu berbunyi demikian :
Semua benda di alam semesta menarik semua benda lain dengan gaya sebanding dengan hasil kali massa benda-benda tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara benda-benda tersebut.
100 tahun setelah Newton mencetuskan hukum Gravitasi Universal, pada tahun 1978, Henry Cavendish berhasil mengukur gaya yang sangat kecil antara dua benda, mirip seperti dua bola. Melalui pengukuran tersebut, Henry membuktikan dengan sangat tepat persamaan Hukum Gravitasi Universal di atas. Perbaikan penting dibuat oleh Poyting dan Boys pada abad kesembilan belas. Nilai G yang diakui sekarang = 6,67 x 10-11 Nm2/kg2
Pada pembahasan mengenai Hukum Newton tentang Gravitasi, kita telah meninjau gaya gravitasi sebagai interaksi gaya antara dua atau lebih partikel bermassa. Partikel-partikel tersebut dapat saling berinteraksi walaupun tidak bersentuhan. Pandangan lain mengenai gravitasi adalah konsep medan, di mana sebuah benda bermassa mengubah ruang di sekitarnya dan menimbulkan medan gravitasi. Medan ini bekerja pada semua partikel bermassa yang berada di dalam medan tersebut dengan menimbulkan gaya tarik gravitasi. Jika sebuah benda berada di dekat bumi, maka terdapat sebuah gaya yang dikerjakan pada benda tersebut. Gaya ini mempunyai besar dan arah di setiap titik pada ruang di sekitar bumi. Arahnya menuju pusat bumi dan besarnya adalah mg.
Jadi jika sebuah benda terletak di setiap titik di dekat bumi, maka pada benda tersebut bekerja sebuah vektor g yang sama dengan percepatan yang akan dialami apabila benda itu dilepaskan. Vektor g tersebut dinamakan kekuatan medan gravitasi
Pada awal tulisan ini, kita telah mempelajari Hukum gravitasi Newton dan menurunkan persamaan gravitasi Universal. Sekarang kita mencoba menerapkannya pada gaya gravitasi antara bumi dan benda-benda yang terletak di permukaannya. Kita tulis kembali persamaan gravitasi universal untuk membantu kita dalam menganalisis :
Untuk persoalan gravitasi yang bekerja antara bumi dan benda-benda yang terletak di permukaan bumi, m1 pada persamaan di atas adalah massa bumi (mB), m2 adalah massa benda (m), dan r adalah jarak benda dari permukaan bumi, yang merupakan jari-jari bumi (rB). Gaya gravitasi yang bekerja pada bumi merupakan berat benda, mg.
Setelah G ditemukan, manusia baru bisa mengetahui massa bumi lewat perhitungan menggunakan persamaan ini. Hal ini bisa dilakukan karena telah diketahui konstanta universal, percepatan gravitasi dan jari-jari bumi.
Ini adalah persamaan percepatan gravitasi efektiv. Jika ditanyakan percepatan gravitasi pada ketinggian tertentu di dekat permukaan bumi, maka kita dapat menggunakan persamaan ini. Jika kita menghitung berat benda yang terletak di permukaan bumi, kita menggunakan mg.
KRISIS METAFISIS

Menurut Auguste Comte, perkembangan akal budi manusia bergerak dalam urutan yang linier dan tidak terputus. Perkembangan itu bermula dari tahap teologis ke tahap metafisis dan berakhir di tahap positif.
Menurut Comte, teologis dan metafisis adalah pengetahuan yang merupakan lawan dari fakta-fakta positif. Jadi, teologis dan metafisis adalah kejadian yang bersifat khayal, meragukan, ilusi, dan kabur. Pengetahuan tersebut lambat tapi pasti akan tersingkir dan digantikan oleh ilmu pengetahuan positif. Ilmu pengetahuan positif ini, menurut Comte adalah satu-satunya jenis pengetahuan tertinggi dan paling unggul yang pernah dimiliki oleh manusia.
Comte menulis, “Sebagai anak kita menjadi seorang teolog, sebagai remaja kita menjadi ahli metafisika, sebagai dewasa kita menjadi ahli ilmu alam.” Pada tahap teologis, manusia berusaha menerangkan segenap kejadian dalam kaitannya dengan teka-teki alam yang dianggap bersifat misterius. Namun, manusia tidak menghayati dirinya sebagai makhluk luhur dan rasional dalam usahanya untuk memahami alam semesta.
Pada tahap metafisis, manusia mulai merombak cara berpikirnya yang mulai dianggap tidak mampu memenuhi keinginan untuk menemukan jawaban yang memuaskan tentang kejadian alam semesta. Pada tahap ini, semua kejadian tidak lagi diterangkan dalam hubungannya dengan kekuatan yang bersifat rohani dan supranatural. Manusia pada tahap ini berusaha mencari esensi dari segala sesuatu. Perbedaan cara berpikir pada tahap metafisis dengan tahap teologis adalah manusia tidak lagi bersifat fatalis dengan hanya terpaku pada dogma agama. Namun, pada tahap ini masih menggunakan pengandaian-pengandaian. Sehingga tahap ini hanyalah tahap transisi menuju tahap berikutnya.
Pada tahap positif, kejadian alam tidak lagi dijelaskan melalui pengandaian semata, tetapi melalui berdasarkan pada observasi, eksperimen, dan komparasi yang ketat dan teliti. Gejala dan kejadian alam harus dibersihkan dari teologis dan metafisisnya. Akal tidak diarahkan untuk mencari kekuatan yang substansial di balik setiap kejadian. Akal pun tidak lagi berorientasi pada pencarian sebab pertama dan tujuan akhir kehidupan. Akal mencari hukum-hukum yang mengatur timbulnya kejadian itu. Hukum-hukum tersebut kemudian dianggap pasti dan dapat dipertanggungjawabkan karena semua orng dapat membuktikannya dengan perangkat metode yang sama seperti perangkat yang dipakai untuk menemukan hukum tersebut. Lebih jauh lagi, hukum-hukum ini kemudian bersifat praktis karena dianggap mampu mengontrol dan memanipulasi kejadian-kejadian sebagai sarana untuk menggapai masa depan yang lebih baik.
Dalam mendapatkan teori ini, Comte berpedoman pada rasionalitas Descartes dan ilmu-ilmu alam. Oleh karena itu, apabila kita telusuri ilmu pengetahuan positif ini, kita akan mendapatkan beberapa asumsi, antara lain:
1. Ilmu pengetahuan harus bersifat objektif (bebas nilai dan netral)
Objektivitas pengetahuan berlangsung dari dua pihak: subjek dan objek. Pada pihak subjek, seorang ilmuwan tidak boleh membiarkan dirinya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam dirinya yang bisa mempengaruhi objek yang diobservasi. Pada pihak objek, hal-hal yang tidak dapat diukur tida ditolerir keberadaannya, misalnya estetika sebuah benda seni. Selain itu, objek harus diandaikan tidak mempunyai subjektivitas dan keunikan.
2. Ilmu pengetahuan hanya berkaitan dengan hal-hal yang berulang kali terjadi
Apabila ilmu pengetahuan diarahkan kepada hal-hal unik, pengetahuan tidak akan dapat membantu untuk meramalkan.
3. Ilmu pengetahuan menyoroti setiap fenomena atau kejadian alam dari saling ketergantungan dan antar hubungannya dengan fenomena-fenomena atau kejadian-kejadian lain.
Mereka diandaikan saling berhubungan dan membentuk sistem mekanis. Maka perhatian ilmuwan bukan diarahkan pada hakikat atau substansi dari kejadian-kejadian itu.

Krisis metafisis dalam ilmu pengerahuan

KRISIS METAFISIS DALAM ILMU PENGETAHUAN
Perkembangan Ilmu Pada masa Modern dan Kontemporer secara Epistemologis sebagai ciri yang patut mendapat perhatian dalam epistemologis pembangan ilmu pada masa modern adalah munculnya pandangan baru mengenai ilmu pengetahuan. Pandangan itu merupakan kritik terhadap pandangan Aristoteles.
Pada abad-abad berikutnya bahwa kemajuan yang dicapai oleh pengetahuan manusia khususnya ilmu-ilmu alam, akan membawa perkembangan manusia pada masa depan yang semakin gemilang dan makmur sebagai akibatnya, ilmu pengetahuan masa modern sangat mempengaruhi dan merubah manusia dan dunianya. Terjadilah Revolusi Industri I sekitar tahun 1900 dengan pemakaian mesin-mesin mekanis lalu Revolusi Industri II (mulai sekitar tahun 1900 dengan pemakaian listrik dan titik awal pemakaian sinar-sinar, dan kemudian Revolusi III yang ditandai dengan penggunaan kegiatan alam dengan penggunaan komputer yang sedang kita saksikan dewasa ini. Dengan demikian adanya perubahan pandangan tentang ilmu pengetahuan mempunyai peran penting dalam membentuk peradaban dan kebudayaan manusia, dan dengan itu pula dampaknya muncul semacam kecenderungan yang pada jantung setiap ilmu pengetahuan juga para ilmuwan untuk lebih berinovasi untuk berikutnya.
Kecenderungan yang lain ialah adanya hasrat untuk selalu menerapkan apa yang dihasilkan oleh pengetahuan, baik dalam dunia teknik mikro maupun makro. Dengan demikian tampaklah bahwa semakin maju pengetahuan, semakin meningkat keinginan manusia, sampai memaksa, dan membabi buta. Akibatnya ilmu pengetahuan dan hasilnya menjadi tidak manusiawi lagi, bahkan cenderung memperbudak manusia itu sendiri yang telah merencanakan dan menghasilkannya. Kedua kecenderungan ini secara nyata paling rnenampakkan diri dan paling mengancam keamanan dan kehidupan manusia dalam bidang persenjataan, dalam memakai senjata menghabiskan banyak kenyamanan bumi yang tidak dapat diperbaharui kembali.
Pengetahuan dan teknologi modern sebab-sebab yang menimbulkan krisis-krisis di atas ialah kesat dan pistemologi yang mendasari ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dalam hubungan ini banyak orang bahwa telah mulai berbagi sebagai akibat kesalahan epistemologi Barat. Ini semua dari insektisida sampai polusi, jarahan radioaktif dan kemungkinan mencairnya es di Antartika.
Metode ini amat dominan dalam epistemologi modern, khususnya dalam metode keilmuan, ketiga objek yang dikaji adalah realitas, empirs, indrawi, dan dapat dipikirkan dengan rasio. Dalam kaitan ini, Herman Khan menyebutkan budaya yang dihasilkan dari epistemologi di atas adalah budaya indrawi yaitu budaya yang bersifat empiris, duniawi, sekular, tentang tujuan ilmu pengetahuan dalam ilmu pengetahuan modern ialah bahwa ilmu pengetahuan bertujuan menundukkan alam dipandang sebagai sesuatu untuk dimanfaatkan dan dinikmati semaksimal mungkin. Dalam hubungan ini Nasr mengemukakan bahwa akibat yang akan terjadi dari pandangan alam diperlakukan oleh manusia modern seperti mengambil manfaat dan kepuasan darinya tanpa rasa kecewa dan tanggung jawab apa pun.
Lebih lanjut, Nasr mengritik ilmu pengetahuan modern bahwa ilmu modern mereduksi seluruh esensi metafisik, kepada material dan substansial. Dengan demikian, dunia metafisis nyaris sirna. Kalaupun ada, megafisik mereduksi menjadi filsafat rasional yang selanjutnya sekedar pelengkap ilmu pengetahuan alam dan matematika. Bahkan kosmologi diturunkan derajatnya dengan memandangnya hanya semacam superstisi dengan pandangannya itu, pengetahuan modern menyingkirkan pengetahuan, kosmologi dan rencana. Pada hal menurut Nasr kosmologi adalah ilmu sakral, yang menjelaskan kaitan materi dengan wahyu dan doktrin metafisis.

Demand Analysis

Contoh barang : Sepatu
Kuantitas permintaan barang atau jasa (QDX)
Kuantitas permintaan barang sangat bagus dan banyak, karena model sepatu makin lama makin banyak dan setiap orang membutuhkan sepatu, entah itu untuk sekolah, bekerja, pesta, olahraga, atau sekedar untuk jalan-jalan, dan lain-lain.

Harga barang atau jasa (PX)
Harga barang cukup terjangkau oleh masyarakat pada umumnya; tergantung dari model sepatu, merk sepatu tersebut, kualitas sepatu, trend yang sedang terjadi saat ini, dan tempat dimana kita membelinya.
Hubungan kebutuhan dasar adalah antara harga potensial yang baik dan kuantitas yang akan dibeli pada harga tersebut. Umumnya hubungan makna negatif bahwa peningkatan harga akan menyebabkan penurunan kuantitas yang diminta. Hubungan negatif ini diwujudkan dalam kemiringan ke bawah dari kurva permintaan konsumen. Asumsi hubungan negatif adalah wajar dan intuitif.

Pendapatan konsumen
Pendapatan dari konsumen merupakan pengaruh penting pada permintaan. Jika pendapatan naik maka permintaan akan barang (sepatu) meningkat bahkan mungkin cenderung membeli model dan merk yang bagus. Orang membeli lebih banyak barang normal daripada inferior. Dengan demikian pendapatan berpengaruh terhadap permintaan mungkin positif dan negatif. Permintaan dari seseorang (atau sebuah rumah tangga) dapat dipengaruhi tidak hanya oleh tingkat pendapatan sendiri mutlak, tapi juga oleh-relatif pendapatan penghasilannya relatif terhadap pendapatan tetangganya dan pola pembeliannya.

Harga dari barang lain yang bersangkutan

Barang lain yang bersangkutan itu adalah barang untuk melengkapi barang primer seperti sepatu dengan kaos kaki. Jika harga komplemen naik, jumlah yang diminta dari barang lainnya turun. Secara matematis, variabel yang mewakili harga barang komplementer akan memiliki koefisien negatif pada permintaan fungsi. Kategori Hubungan matematis antara harga pengganti dan permintaan untuk kebaikan yang bersangkutan Jika harga pengganti terbenam permintaan untuk kebaikan yang bersangkutan turun.

Ekspektasi konsumen terhadap harga dari barang / jasa X dan tigkat pendapatan dimasa mendatang (PE)
Jika konsumen berpendapat bahwa harga barang akan lebih tinggi di masa depan dia lebih cenderung untuk membelinya sekarang. Jika konsumen mengharapkan bahwa pendapatannya akan lebih tinggi di masa depan konsumen bisa membelinya sekarang. Dengan kata lain ekspektasi positif tentang pendapatan yang akan datang mungkin mendorong konsumsi sekarang.

Ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan barang / jasa X dimasa mendatang (PAE)
ketersediaan sepatu dimasa mendatang akan terus meningkat dengan varian atau model yang terbaru sesuai selera konsumen.

Selera konsumen (T)

Saat ini penggunaan sepatu di masyarakat berdasarkan pada kebutuhan serta lifestyle atau trend yang sedang terjadi saat ini.
Semakin besar keinginan untuk memiliki yang baik semakin besar kemungkinan Anda untuk membeli baik. Ada perbedaan mendasar antara keinginan dan permintaan. Keinginan adalah ukuran dari keinginan untuk membeli berdasarkan baik pada kualitas intrinsiknya. Permintaan adalah kemauan dan kemampuan untuk menempatkan keinginan seseorang berlaku. Hal ini diasumsikan bahwa selera dan preferensi relatif konstan.

Pengeluaran iklan (A)
Iklan juga mempengaruhi permintaan. Hal ini mengamati bahwa pendapatan penjualan dari perusahaan meningkat sebagai respons terhadap iklan sampai titik tertentu. Ini efek promosi sesuai permintaan (penjualan). Iklan sepatu selain muncul di televise juga muncul di majalah-majalah maupun situs internet.

Ekonomi

Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi

Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidak-seimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).
Kata “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani, oikos yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan nomos, atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi – seperti yang telah disebutkan di atas – adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia.
Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah “pembuatan keputusan” dalam berbagai bidang dimana orang dihadapkan pada pilihan-pilihan, misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, dan agama.
Gary Becker dari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya, ia menerangkan bahwa, ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini terkadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.
Banyak ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar, sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan “apa yang seharusnya dilakukan oleh para ahli ekonomi ?”.
“The traditional Chicago School, with its emphasis on economics being an empirical science aimed at explaining real-world phenomena, has insisted on the powerfulness of price theory as the tool of analysis. On the other hand, some economic theorists have formed the view that a consistent economic theory may be useful even if at present no real world economy bears out its prediction.”
Sejarah perkembangan ilmu ekonomi
Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan. Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.
Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Konsep invisble hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya.
Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, oleh karenanya, intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling “bertarung” dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya, seperti: new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.
Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen, dkk., dan kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North.
Metodologi
Sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.
Sejarah teori ekonomi
Sejarah Perkembangan Teori Ekonomi adalah suatu pemikiran kapitalisme yang terlebih dahulu harus dilacak melalui sejarah perkembangan pemikiran ekonomi dari era Yunani kuno sampai era sekarang.
Aristoteles adalah yang pertama kali memikirkan tentang transaksi ekonomi dan membedakan antara yang bersifat “natural” atau “unnatural”. Transaksi natural terkait dengan pemuasan kebutuhan dan pengumpulan kekayaan yang terbatasi jumlahnya oleh tujuan yang dikehendakinya. Transaksi un-natural bertujuan pada pengumpulan kekayaan yang secara potensial tak terbatas. Dia menjelaskan bahwa kekayaan un-natural tak berbatas karena dia menjadi akhir dari dirinya sendiri ketimbang sebagai sarana menuju akhir yang lain, yaitu pemenuhan kebutuhan. Contoh dari transaksi ini disebutkan adalah perdagangan moneter dan retail yang dia ejek sebagai “unnatural” dan bahkan tidak bermoral. Pandangannya ini kelak akan banyak dipuji oleh para penulis Kristen di Abad Pertengahan.
Aristoteles juga membela kepemilikan pribadi yang menurutnya akan dapat memberi peluang seseorang untuk melakukan kebajikan dan memberikan derma dan cinta sesama yang merupakan bagian dari “jalan emas” dan “kehidupan yang baik ala Aristoteles.
Chanakya (c. 350-275 BC) adalah tokoh berikutnya. Dia sering mendapat julukan sebagai Indian Machiavelli. Dia adalah professor ilmu politik pada Takshashila University dari India kuno dan kemudian menjadi Prime Minister dari kerajaan Mauryan yang dipimpin oleh Chandragupta Maurya. Dia menulis karya yang berjudul Arthashastra (Ilmu mendapatkan materi) yang dapat dianggap sebagai pendahulu dari Machiavelli’s The Prince.
Banyak masalah yang dibahas dalam karya itu masih relevan sampai sekarang, termasuk diskusi tentang bagaiamana konsep manajemen yang efisien dan solid, dan juga masalah etika di bidang ekonomi. Chanakya juga berfokus pada isu kesejahteraan seperti redistribusi kekayaan pada kaum papa dan etika kolektif yang dapat mengikat kebersamaan masyarakat.
Tokoh pemikir Islam juga memberikan sumbangsih pada pemahaman di bidang ekonomi. Ibnu Khaldun dari Tunis (1332-1406) menulis masalah teori ekonomi dan politik dalam karyanya Prolegomena, menunjukkan bagaimana kepadatan populasi adalah terkait dengan pembagian tenaga kerja yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang sebaliknya mengakibatkan pada penambahan populasi dalam sebuah lingkaran. Dia juga memperkenalkan konsep yang biasa disebut dengan Khaldun-Laffer Curve (keterkaitan antara tingkat pajak dan pendapatan pajak dalam kurva berbentuk huruf U).
Perintis pemikiran barat di bidang ekonomi terkait dengan debat scholastic theological selama Middle Ages. Masalah yang penting adalah tentang penentuan harga barang. Penganut Katolik dan Protestan terlibat dalam perdebatan tentang apa itu yang disebut “harga yang adil” di dalam ekonomi pasar. Kaum skolastik Spanyol di abad 16 mengatakan bahwa harga yang adil tak lain adalah harga pasar umum dan mereka umumnya mendukung filsafat laissez faire.
Selanjutnya pada era Reformation pada 16th century, ide tentang perdagangan bebas muncul yang kemudian diadopsi secara hukum oleh Hugo de Groot atau Grotius. Kebijakan ekonomi di Europe selama akhir Middle Ages dan awal Renaissance adalah memberlakukan aktivitas ekonomi sebagai barang yang ditarik pajak untuk para bangsawan dan gereja.. Pertukaran ekonomi diatur dengan hukum feudal seperti hak untuk mengumpulkan pajak jalan begitu juga pengaturan asosiasi pekerja (guild) dan pengaturan religious dalam masalah penyewaan. Kebijakan ekonomi seperti itu didesain untuk mendorong perdagangan pada wilayah tertentu.
Karena pentingnya kedudukan sosial, aturan-aturan terkait kemewahan dijalankan, pengaturan pakaian dan perumahan meliputi gaya yang diperbolehkan, material yang digunakan dan frekuensi pembelian bagi masing-masing kelas yang berbeda.
Niccolò Machiavelli dalam karyanya The Prince adalah penulis pertama yang menyusun teori kebijakan ekonomi dalam bentuk nasehat. Dia melakukannya dengan menyatakan bahwa para bangsawan dan republik harus membatasi pengeluarannya, dan mencegah penjarahan oleh kaum yang punya maupun oleh kaum kebanyakan. Dengan cara itu, maka negara akan dilihat sebagai “murah hati” karena tidak menjadi beban berat bagi warganya. Selama masa Early Modern period, mercantilists hampir dapat merumuskan suatu teori ekonomi tersendiri. Perbedaan ini tercermin dari munculnya negara bangsa di kawasan Eropa Barat yang menekankan pada balance of payments. Tahap ini kerapkali disebut sebagai tahap paling awal dari perkembangan modern capitalism yang berlangsung pada periode antara abad 16th dan 18th, kerap disebut sebagai merchant capitalism dan mercantilism. Babakan ini terkait dengan geographic discoveries oleh merchant overseas traders, terutama dari England dan Low Countries; European colonization of the Americas; dan pertumbuhan yang cepat dari perdagangan luar negeri. Hal ini memunculkan kelas bourgeoisie dan menenggelamkan feudal system yang ada sebelumnya.
Mercantilism adalah sebuah sistem perdagangan untuk profit, meskipun produksi masih dikerjakan dengan non-capitalist production methods. Karl Polanyi berpendapat bahwa capitalism belum muncul sampai berdirinya free trade di Britain pada 1830s. Di bawah mercantilism, European merchants, diperkuat oleh sistem kontrol dari negara yang memberiikan subsidi dan memonopoli banyak sumberdaya yang akan menghasilkan banyak keuntungan dari jual-beli bermacam barang. Di bawah mercantilisme, Guilds menjadi dasar pengatur utama dari sistem ekonomi negara. Dalam kalimat Francis Bacon, tujuan dari mercantilisme adalah:
“the opening and well-balancing of trade; the cherishing of manufacturers; the banishing of idleness; the repressing of waste and excess by sumptuary laws; the improvement and husbanding of the soil; the regulation of prices…”
Diantara berbagai mercantilist theory salah satunya adalah bullionism, doktrin yang menekankan pada pentingnya akumulasi precious metals. Mercantilists berpendapat bahwa negara seharusnya mengekspor barang lebih banyak dibandingkan jumlah yang diimport sehingga luar negeri akan membayar selisihnya dalam bentuk precious metals. Mercantilists juga berpendapat bahwa bahan mentah yang tidak dapat ditambang dari dalam negeri, maka harus diimport dan mempromosikan subsidi, seperti penjaminan monopoli protective tariffs, untuk meningkatkan produksi dalam negeri dari manufactured goods.
Para perintis mercantilism menekankan pentingnya kekuatan negara dan penaklukan luar negeri sebagai kebijakan utama dari economic policy. Jika sebuah negara tidak mempunyai supply dari bahan mentahnnya, maka mereka harus mendapatkan koloni dari mana mereka dapat mengambil bahan mentah yang dibutuhkan. Koloni berperan bukan hanya sebagai penyedia bahan mentah tapi juga sebagai pasar bagi barang jadi. Agar tidak terjadi suatu kompetisi, maka koloni harus dicegah untuk melaksanakan produksi dan berdagang dengan pihak asing lainnya.
Selama the Enlightenment, physiocrats Perancis adalah yang pertama kali memahami ekonomi berdiri sendiri. Salah satu tokoh yang terpenting adalah Francois Quesnay. Diagram ciptaannya yang terkenal adalah tableau economique, oleh kawan-kawannya dianggap sebagai salah satu temuan ekonomi terbesar setelah tulisan dan uang. Diagram zig-zag ini dipuji sebagai rintisan awal bagi pengembangan banyak tabel dalam ekonomi modern, ekonometrik, multiplier Keynes, analisis input-output, diagram aliran sirkular dan model keseimbangan umum Walras.
Tokoh lain dalam periode ini adalah Richard Cantillon, Jaques Turgot, dan Etienne Bonnot de Condillac.
Richard Cantillon (1680-1734) oleh beberapa sejarawan ekonomi dianggap sebagai bapak ekonomi yang sebenarnya. Bukunya “Essay on the Naturof Commerce ini General” (1755, terbit setelah dia wafat) menekankan pada mekanisme otomatis dalam pasar yakni penawaran dan permintaan, peran vital dari kewirausahaan, dan analisis inflasi moneter “pra-Austrian” yang canggih yakni tentang bagaimana inflasi bukan hanya menaikkan harga tetapi juga mengubah pola pengeluaran.
Jaques Turgot (1727-81) adalah pendukung laissez faire, pernah menjadi menteri keuangan dalam pemerintahan Louis XVI dan membubarkan serikat kerja (guild), menghapus semua larangan perdagangan gandum dan mempertahankan anggaran berimbang. Dia terkenal dekat dengan raja meskipun akhirnya dipecat pada tahun 1776. Karyanya “Reflection on the Formation and Distribution of Wealth” menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang perekonomian. Sebagai seorang physiocrats, Turgot membela pertanian sebagai sektor paling produktif dalam ekonomi. Karyanya yang terang ini memberikan pemahaman yang baik tentang preferensi waktu, kapital dan suku bunga, dan peran enterpreneur-kapitalis dalam ekonomi kompetetitif.
Etienne Bonnot de Condillac (1714-80) adalah orang yang membela Turgot di saat-saat sulit tahun 1775 ketika dia menghadapi kerusuhan pangan saat menjabat sebagai menteri keuangan. Codillac juga merupakan seorang pendukung perdagangan bebas. Karyanya “Commerce and Government” (terbit sebulan sebelum The Wealth of Nation, 1776) mencakup gagasan ekonomi yang sangat maju. Dia mengakui manufaktur sebagai sektor produktif, perdagangan sebagai representasi nilai yang tak seimbang dimana kedua belah pihak bisa mendapat keuntungan, dan mengakui bahwa harga ditentukan oleh nilai guna, bukan nilai kerja.
Tokoh lainnya, Anders Chydenius (1729-1803) menulis buku “The National Gain” pada 1765 yang menerangkan ide tentang kemerdekaan dalam perdagangan dan industri dan menyelidiki hubungan antara ekonomi dan masyarakat dan meletakkan dasar liberalism, sebelas tahun sebelum Adam Smith menulis hal yang sama namun lebih komprehensif dalamThe Wealth of Nations. Menurut Chydenius, democracy, kesetaraan dan penghormatan pada hak asasi manusia adalah jalan satu-satunya untuk kemajuan dan kebahagiaan bagi seluruh anggota masyarakat.
Mercantilism mulai menurun di Great Britain pada pertengahan 18th, ketika sekelompok economic theorists, dipimpin oleh Adam Smith, menantang dasar-dasar mercantilist doctrines yang berkeyakinan bahwa jumlah keseluruhan dari kekayaan dunia ini adalah tetap sehingga suatu negara hanya dapat meningkatkan kekayaannya dari pengeluaran negara lainnya.
Meskipun begitu, di negara-negara yang baru berkembang seperti Prussia dan Russia, dengan pertumbuhan manufacturing yang masih baru, mercantilism masih berlanjut sebagai paham utama meskipun negara-negara lain sudah beralih ke paham yang lebih baru.
Pemikiran ekonomi modern biasanya dinyatakan dimulai dari terbitnya Adam Smith’s The Wealth of Nations, pada 1776, walaupun pemikir lainnya yang lebih dulu juga memberikan kontribusi yang tidak sedikit. Ide utama yang diajukan oleh Smith adalah kompetisi antara berbagai penyedia barang dan pembeli akan menghasilkan kemungkinan terbaik dalam distribusi barang dan jasa karena hal itu akan mendorong setiap orang untuk melakukan spesialisasi dan peningkatan modalnya sehingga akan menghasilkan nilai lebih dengan tenaga kerja yang tetap. Smith’s thesis berkeyakinan bahwa sebuah sistem besar akan mengatur dirinya sendiri dengan menjalankan aktivitas masing-masing bagiannya sendiri-sendiri tanpa harus mendapatkan arahan tertentu. Hal ini yang biasa disebut sebagai “invisible hand” dan masih menjadi pusat gagasan dari ekonomi pasar dan capitalism itu sendiri.
Smith adalah salah satu tokoh dalam era Classical Economics dengan kontributor utama John Stuart Mill and David Ricardo. John Stuart Mill, pada awal hingga pertengahan abad 19th, berfokus pada “wealth” yang didefinisikannya secara khusus dalam kaitannya dengan nilai tukar obyek atau yang sekarang disebut dengan price.
Pertengahan abad 18th menunjukkan peningkatan pada industrial capitalism yang memberi kemungkinan bagi akumulasi modal yang luas di bawah fase perdagangan dan investasi pada mesin-mesin produksi. Industrial capitalism, yang dicatat oleh Marx mulai dari pertigaan akhir abad 18th, menandai perkembangan dari the factory system of manufacturing, dengan ciri utama complex division of labor dan routinization of work tasks; dan akhirnya memantapkan dominasi global dari capitalist mode of production.
Hasil dari proses tersebut adalah Industrial Revolution, dimana industrialist menggantikan posisi penting dari merchant dalam capitalist system dan mengakibatkan penurunan traditional handicraft skills dari artisans, guilds, dan journeymen. Juga selama masa ini, capitalism menandai perubahan hubungan antara British landowning gentry dan peasants, meningkatkan produksi dari cash crops untuk pasar lebih dari pada yang digunakan untuk feudal manor. Surplus ini dihasilkan dengan peningkatan commercial agriculture sehingga mendorong peningkatan mechanization of agriculture.
Peningakatan industrial capitalism juga terkait dengan penurunan mercantilism. Pertengahan hingga akhir abad sembilan belas Britain dianggap sebagai contoh klasik dari laissez-faire capitalism. Laissez-faire mendapatkan momentum oleh mercantilism di Britain pada 1840s dengan persetujuan Corn Laws dan Navigation Acts. Sejalan dengan ajaran classical political economists, dipimpin oleh Adam Smith dan David Ricardo, Britain memunculkan liberalism, mendorong kompetisi dan perkembangan market economy.
Pada abad 19th, Karl Marx menggabungkan berbagai aliran pemikiran meliputi distribusi sosial dari sumber daya, mencakup karya Adam Smith, juga pemikiran socialism dan egalitarianism, dengan menggunakan pendekatan sistematis pada logika yang diambil dari Georg Wilhelm Friedrich Hegel untuk menghasilkan Das Kapital. Ajarannya banyak dianut oleh mereka yang mengkritik ekonomi pasar selama abad 19th dan 20th. Ekonomi Marxist berlandaskan pada labor theory of value yang dasarnya ditanamkan oleh classical economists (termasuk Adam Smith) dan kemudian dikembangkan oleh Marx. Pemikiran Marxist beranggapan bahwa capitalism adalah berlandaskan pada exploitation kelas pekerja : pendapatan yang diterima mereka selalu lebih rendah dari nilai pekerjaan yang dihasilkannya, dan selisih itu diambil oleh capitalist dalam bentuk profit.
Pada akhir abad 19th, kontrol dan arah dari industri skala besar berada di tangan financiers. Masa ini biasa disebut sebagai masa “finance capitalism” yang dicirikan dengan subordination proses produksi ke dalam accumulation of money profits dalam financial system. Penampakan utama capitalism pada masa ini mencakup establishment of huge industrial cartels atau monopolies; kepemilikan dan management dari industry oleh financiers berpisah dari production process; dan pertumbuhan dari complex system banking, sebuah equity market, dan corporate memegang capital melalui kepemilikan stock. Tampak meningkat juga industri besar dan tanah menjadi subject of profit dan loss oleh financial speculators. Akhir abad 19th juga muncul “marginal revolution” yang meningkatkan dasar pemahaman ekonomi mencakup konsep-konsep seperti marginalism dan opportunity cost. Lebih lanjut, Carl Menger menyebarkan gagasan tentang kerangka kerja ekonomi sebagai opportunity cost dari keputusan yang dibuat pada margins of economic activity.
Akhir 19th dan awal 20th capitalism juga disebutkan segagai era “monopoly capitalism,” ditandai oleh pergerakan dari laissez-faire phase of capitalism menjadi the concentration of capital hingga mencapai large monopolistic atau oligopolistic holdings oleh banks and financiers, dan dicirikan oleh pertumbuhan corporations dan pembagian labor terpisah dari shareholders, owners, dan managers.
Perkembangan selanjutnya ekonomi menjadi lebih bersifat statistical, dan studi tentang econometrics menjadi penting. Statistik memperlakukan price, unemployment, money supply dan variabel lainnya serta perbandingan antar variabel-variabel ini, menjadi sentral dari penulisan ekonomi dan menjadi bahan diskusi utama dalam lapangan ekonomi. Pada quarter terakhir abad 19th, kemunculan dari large industrial trusts mendorong legislation di U.S. untuk mengurangi monopolistic tendencies dari masa ini. Secara berangsur-angsur, U.S. federal government memainkan peranan yang lebih besar dalam menghasilkan antitrust laws dan regulation of industrial standards untuk key industries of special public concern. Pada akhir abad 19th, economic depressions dan boom and bust business cycles menjadi masalah yang tak terselesaikan. Long Depression dari 1870s dan 1880s dan Great Depression dari 1930s berakibat pada nyaris keseluruhan capitalist world, dan menghasilkan pembahasan tentang prospek jangka panjang capitalism. Selama masa 1930s, Marxist commentators seringkali meyakinkan kemungkinan penurunan atau kegagalan capitalism, dengan merujuk pada kemampuan Soviet Union untuk menghindari akibat dari global depression.
Macroeconomics mulai dipisahkan dari microeconomics oleh John Maynard Keynes pada 1920s, dan menjadi kesepakatan bersama pada 1930s oleh Keynes dan lainnya, terutama John Hicks. Mereka mendapat ketenaran karena gagasannya dalam mengatasi Great Depression. Keynes adalah tokoh penting dalam gagasan pentingnya keberadaaan central banking dan campur tangan pemerintah dalam hubungan ekonomi. Karyanya “General Theory of Employment, Interest and Money” menyampaikan kritik terhadap ekonomi klasik dan juga mengusulkan metode untuk management of aggregate demand. Pada masa sesudah global depression pada 1930s, negara memainkan peranan yang penting pada capitalistic system di hampir sebagian besar kawasan dunia. Pada 1929, sebagai contoh, total pengeluaran U.S. government (federal, state, and local) berjumlah kurang dari sepersepuluh dari GNP; pada 1970s mereka berjumlah mencapai sepertiga. Peningkatan yang sama tampak pada industrialized capitalist economies, sepreti France misalnya, telah mencapai ratios of government expenditures dari GNP yang lebih tinggi dibandingkan United States. Sistem economies ini seringkali disebut dengan “mixed economies.”
Selama periode postwar boom, penampakan yang luasa dari new analytical tools dalam social sciences dikembangkan untuk menjelaskan social dan economic trends dari masa ini, mencakup konsep post-industrial society dan welfare statism. Phase dari capitalism sejak awal masa postwar hingga 1970s memiliki sesuatu yang kerap disebut sebagai “state capitalism”, terutama oleh Marxian thinkers.
Banyak economists menggunakan kombinasi dari Neoclassical microeconomics dan Keynesian macroeconomics. Kombinasi ini, yang sering disebut sebagai Neoclassical synthesis, dominan pada pengajaran dan kebijakan publik pada masa sesudah World War II hingga akhir 1970s. pemikiran neoclassical mendapat bantahan dari monetarism, dibentuk pada akhir 1940s dan awal 1950s oleh Milton Friedman yang dikaitkan dengan University of Chicago dan juga supply-side economics.
Pada akhir abad 20th terdapat pergeseran wilayah kajian dari yang semula berbasis price menjadi berbasis risk, keberadaan pelaku ekonomi yang tidak sempurna dan perlakuan terhadap ekonomi seperti biological science, lebih menyerupai norma evolutionary dibandingkan pertukaran yang abstract. Pemahaman akan risk menjadi signifikan dipandang sebagai variasi price over time yang ternyata lebih penting dibanding actual price. Hal ini berlaku pada financial economics dimana risk-return tradeoffs menjadi keputusan penting yang harus dibuat.
Masa postwar boom yang lama berakhir pada 1970s dengan adanya economic crises experienced mengikuti 1973 oil crisis. “stagflation” dari 1970s mendorong banyak economic commentators politicians untuk memunculkan neoliberal policy diilhami oleh laissez-faire capitalism dan classical liberalism dari abad 19th, terutama dalam pengaruh Friedrich Hayek dan Milton Friedman. Terutama, monetarism, sebuah theoretical alternative dari Keynesianism yang lebih compatible dengan laissez-faire, mendapat dukungan yang meningkat increasing dalam capitalist world, terutama dibawah kepemimpinan Ronald Reagan di U.S. dan Margaret Thatcher di UK pada 1980s.
Area perkembangan yang paling pesat kemudian adalah studi tentang informasi dan keputusan. Contoh pemikiran ini seperti yang dikemukakan oleh Joseph Stiglitz. Masalah-masalah ketidak-seimbangan informasi dan kejahatan moral dibahas disini seperti karena mempengaruhi modern economic dan menghasilkan dilema-dilema seperti executive stock options, insurance markets, dan Third-World debt relief.
Aliran Dalam Ilmu Ekonomi
1. Aliran Klasik
Tokoh utamanya adalah Adam Smith. Smith berpendapat bahwa sifat egoistis manusia akan memacu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan. Sikap egoistis ini tidak akan mendatangkan kerugian dan merusak masyarakat sepanjang ada persaingan bebas. Setiap orang yang menginginkan laba dalam jangka panjang (artinya serakah), tidak akan pernah menaikkan harga di atas tingkat harga pasar. Smith juga menyatakan bahwa setiap barang memiliki nilai guna dan nilai tukar. Nilai tukar ditentukan biaya-biaya untuk memproduksinya. Jadi barang yang memiliki nilai guna tinggi belum tentu nilai tukarnya tinggi pula. Misalnya air dan intan, air lebih berguna dari intan tapi tidak lebih mahal dari intan karena biaya memproduksi intan lebih besar dari pada biaya untuk memproduksi air (Teori Nilai). Pendapat Smith yang lain adalah bahwa produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui pembagian kerja (Teori Pembagian Kerja). Teori akumulasi kapital menyatakan cara terbaik untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya ialah dengan investasi yaitu membeli mesin-mesin dan peralatan. Dengan mesin-mesin dan peralatan yang lebih canggih maka produktivitas pekerja akan semakin meningkat. Peningkatan produktivitas pekerja akan meningkatkan produksi perusahaan. Jika semua perusahaan melakukan hal yang sama, output nasional yang juga berarti kesejahteraan masyarakat, akan meningkat pula.
2. Aliran Neo Klasik
Para pakar neo-klasik di atas dalam membahas ramalan Marx menggunakan konsep analisis marjinal. Beberapa penulis ekonomi menyebut langkah yang sudah dilakukan para pakar ekonomi neo klasik tersebut sebagai revolusi marjinal, sebab telah ditemukan suatu analisis baru yaitu pendekatan marjinal. Analisis marjinal pada intinya merupakan pengaplikasian kalkulus diferensial terhadap tingkah laku konsumen dan produsen serta penentuan harga-harga di pasar. Tokoh terdahulunya adalah Heindrich Gossen. Menurutnya, manfaat tambahan (marginal utility) dari pengonsumsian suatu macam barang akan semakin turun jika barang yang sama dikonsumsi semakin banyak dan bahwa sumber daya dan dana yang tersedia selalu terbatas secara relatif untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang relatif tak terbatas. Dengan adanya kendala (constraint)ini, kepuasan maksimum yang bisa diperoleh terjadi pada saat manfaat tambahan sama untuk tiap barang yang dikonsumsi tersebut dengan syarat semua sumber daya dan dana terpakai habis seluruhnya.
a. Aliran Austria
Pandangan mereka mempunyai ciri-ciri tersendiri yaitu penerapan kalkulus dalam pengembangan teori-teori mereka. Kontribusi mereka antara lain mengembangkan toeri utilitas marjinal oleh Karl Menger, menambahkan formulasi biaya-biaya oportunitas oleh Friedrich Weiser, pengembangan teori tentang modal dan tingkat suku bunga oleh Eugen Bohm Bawerk, asimilasi analisis keseimbangan umum Walras dengan teori kapital dan suku bunga menjadi teori distribusi oleh Knut Wicksell, aplikasi teori kepuasan marjinal untuk mengembangkan teori baru tentang uang yaitu bahwa kepuasan dapat diukur secara cardinal tetapi tidak secara ordinal oleh von Mises.
b. Aliran Lausanne
Leon Walras mampu memberikan kisi yang lebih jelas tentang interdependensi bagian-bagian ekonomi ini dengan gamblang dengan model keseimbangan umumnya. Ia menguraikan bahwa perubahan dalam suatu faktor atau bagian ekonomi akan membawa perubahan pada variabel-variabel lain dalam sistem ekonomi tersebut secara menyeluruh. Wassily Leontief kemudian mengembangkan konsep analisis input-output atas dasar matematika yang dikembangkan Walras. Vilfredo Pareto menyatakan bahwa suatu pengalokasian sejumlah sumber disebut efisien jika dalam suatu realokasi tidak ada seorang individupun yang dapat memperoleh kesejahteraan tanpa mengurangi kesejahteraan orang lain.
c. Aliran Cambridge
Menurut Alfred Marshall, selain oleh biaya-biaya, harga juga dipengaruhi oleh unsur subjektif lainnya, baik dari pihak konsumen (misalnya pendapatan) maupun dari pihak produsen (misalnya kondisi keuangan perusahaan). Harga terbentuk sebagai integritas dua kekuatan di pasar yaitu penawaran dari pihak produsen dan permintaan dari pihak konsumen. Jadi dalam jangka panjang perusahaan tidak memperoleh laba ekonomi yang tinggi sebagaimana dikuatirkan para penentang aliran klasik. Kaum neo klasik percaya bahwa bentuk pasar persaingan sempurna merupakan bentuk pasar yang paling efisien yang akan menguntungkan semua pihak. Perusahaan memperoleh laba normal yang besarnya laba hanya cukup untuk bertahan di pasar. Para konsumen dapat membeli barang dalam jumlah cukup dengan harga rendah. Sumber-sumber daya dimanfaatkan secara optimum dan dialokasikan secara efisien. Dampak Pigou adalah suatu stimulasi kesempatan kerja yang disebabkan oleh meningkatnya nilai riil dari kekayaan likuid sebagai konsekuensi dari turunnya harga-harga. Sewaktu nilai kekayaan riil naik maka konsumsi akan naik yang berdampak terhadap peningkatan pendapatan dan terbukanya kesempatan kerja baru.
3. Aliran Modern
Inti masalah ekonomi yaitu kelangkaan sumber daya dibanding kebutuhan manusia yang bermacam-macam dan tidak terkendali. Masalah ekonomi menurut aliran ekonomi klasik adalah produksi, konsumsi dan distribusi untuk emcapai kemakmuran. Menurut aliran ekonomi modern, masalah ekonomi adalah: apa dan berapa yang diproduksi; bagaimana cara memproduksi; dan untuk siapa barang tesebut diproduksi?

Ekonomi Makro dan Mikro

1. Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
• Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
• Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
• Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.

2. Ekonomi Mikro
Sedangkan ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro
Dilihat dari Ekonomi Mikro Ekonomi Makro
Harga Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja) Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
Unit analisis Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbu8han ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.

Tujuan analisis Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat. Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan


Sumber: yuskos.files.wordpress.com

Lingkungan

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

Lingkungan hidup merupakan aspek utama yang menjamin kelangsungan hidup kita di dunia karena mempunyai peran penting dalam kehidupan kita. Namun, besarnya peran lingkungan hidup tidak kita imbangi dengan kepedulian kita terhadap kelestariannya. Seolah-olah kita tidak peduli dengan kerusakan lingkungan yang sedang dan akan terjadi.
Selama ini kita menganggap lingkungan hidup dengan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya merupakan objek yang bebas kita manfaatkan. Kita terus mencari dan menggunakan kekayaan alam tanpa batas. Kita seolah lupa untuk memperbaiki keadaan lingkungan yang telah kita rusak karena proses tersebut.
Pemanfaatan sumber daya yang terdapat di lingkungan hidup memang bukan hal yang buruk. Hal ini wajar mengingat Indonesia adalah negeri yang kaya akan sumber daya alam. Pengelolaan lingkungan hidup pada akhirnya ditujukan untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia di muka bumi ini.
Namun, pemanfaatan sumber daya alam yang tidak mempunyai pengetahuan mengenai lingkungan serta rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dapat menjadi bencana bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya di muka bumi. Ratusan bencana alam yang menelan ribuan korban jiwa dan kerugian material yang tidak terhitung jumlahnya terjadi karena kelalaian kita dalam menjaga kelestarian lingkungan. Mulai dari pencemaran limbah industri, tanah longsor, banjir, hingga kebakaran hutan adalah bukti nyata dari kelalaian kita.
Kita tahu bencana seperti banjir, tanah longsor, dan pencemaran lingkungan diakibatkan oleh ulah tangan manusia yang dengan seenaknya merusak keseimbangan ekosistem lingkungan. Gejala alam seperti hujan deras dan musim kemarau panjang hanyalah faktor pendukung saja. Menebangi pohon di hutan lindung, mengalirkan limbah industri ke laut tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dahulu, membuang sampah ke sungai merupakan contoh yang menyebabkan terjadinya bencana.
Tanpa kita sadari, selama ini kita telah melakukan terjadinya bencana yang akan menyengsarakan kita. Hal itu merupakan hukuman setimpal bagi manusia yang selama ini tidak memperdulikan peringatan alam. Seharusnya kita sadar dengan teguran-teguran yang diberikan alam kepada kita. Teguran berupa hujan deras, musim kemarau berkepanjangan, kotornya udara perkotaan, berkurangnya area pepohonan di hutan, atau pun menumpuknya sampah di sana-sini. Teguran yang menandakan bahwa tidak lama lagi akan terjadi bencana yang jauh lebih dahsyat. Semua teguran itu datang dari Tuhan melalui alam sekitar kita.
Sungguh tidak adil jika kita terus menyalahkan pemerintah atas kerusakan-kerusakan alam yang terjadi di sekitar kita. Sebagai generasi muda penerus bangsa, kita harus turun tangan dan memberikan suatu aksi yang nyata dalam pelestarian lingkungan hidup. Kita memiliki tanggung jawab moral kepada anak cucu kita untuk mewariskan kekayaan alam Indonesia.

Sabtu, 02 April 2011

Aplikasi Turunan

APLIKASI TURUNAN PADA ILMU EKONOMI, FISIKA, DAN ILMU LAINNYA

Turunan atau Diferensial merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang digunakan untuk menyatakan hubungan kompleks antara satu variabel tak bebas dengan satu atau beberapa variabel bebas lainnya. Turunan ini telah berkembang sejak zaman Sir Isaac Newton dan Leibniz. Newton mengembangkan turunan secara umum ke bidang fisika, sementara Leibniz mengembangkan notasi-notasi kalkulus yang banyak digunakan sekarang.

Aplikasi turunan pada ilmu ekonomi
Tinjaulah sebuah perusahaan PT. NOM. Jika NOM menjual x satuan barang tahun ini, NOM akan mampu membebankan harga, p(x) untuk tiap satuan. Kita tunjukkan bahwa p bergantung pada x karena bilamana NOM akan perlu mengurangi harga tiap satuan agar dapat menjual seluruh hasil keluarannya. Pendapatan total yang dapat diharapkan NOM diberikan oleh R(x) = xp(x), jumlah satuan kali tiap harga satuan.
Untuk memproduksi dan memasarkan x satuan, NOM akan mempunyai biaya total, C(x). Ini biasanya berupa jumlah dari biaya tetap (keperluan kantor, pajak bangunan dsb) ditambah biaya tidak tetap, yang secara langsung bergantung pada banyaknya satuan yang diproduksi. Konsep dasar untuk sebuah perusahaan adalah total laba, p(x). Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya, yakni
P(x) = R(x) – C(x) = xp(x) – C(x)
Umumnya, sebuah perusahaan berusaha memaksimumkan total labanya.
Hal yang harus diperhatikan adalah perlunya membedakan masalah ekonomi dengan masalah fisika. Pada dasarnya, suatu produk akan berupa satuan-satuan diskrit (Anda tidak dapat membuat atau menjual 0,23 pesawat televisi atau π aki mobil. Jadi, fungsi R(x), C(x), dan P(x) pada umumnya didefinisikan hanya untuk x = 0, 1, 2, … . Hal ini menggambarkan salah satu aspek dari pemodelan matematika yang hampir selalu diperlukan, terutama dalam ilmu ekonomi. Untuk membuka model dari suatu masalah yang nyata dijumpai, kita harus menyederhakan beberapa anggapan. Ini berarti bahwa jawaban yang kita peroleh hanya menghampiri jawaban yang kita cari salah satu alasan bahwa ekonomi merupakan ilmu yang sedikit kurang sempurna. Seorang ahli statistik terkenal mengatakan : “Tidak ada model yang akurat, tapi banyak model yang bermanfaat.”
Suatu masalah yang berkaitan bagi seorang pakar ekonomi adalah bagaimana mendapatkan rumus untuk fungsi-fungsi C(x) dan p(x). Dalam hal yang sederhana, C(x) dapat berbentuk
C(x) = 10.000 + 50x
Jika demikian, Rp10.000,00 merupakan biaya tetap dan Rp.50x,00 merupakan biaya tidak tetap, berdasarkan pada biaya langsung Rp.50,00 untuk setiap sauna yang diproduksi. Barangkali contoh yang lebih umum adalah :
C(x)=10.000+45x+100√x
Perhatikanlah bahwa dalam kasus ini rata-rata biaya tidak tetap tiap satuan adalah :
(45x+100√x)/x=45+100/√x
Suatu nilai yang berkurang apabila x bertambah (efisiensi dari besarnya produksi).
Pemilihan fungsi-fungsi biaya dan harga yang sesuai merupakan tugas yang tidak jelas . Kadangkala keduanya dapat ditentukan dari anggapan-anggapan dasar. Dalam kasus lain, kajian cermat tentang pengalaman perusahan akan menyarankan pilihan-pilihan yang layak. Kadang-kadang kita harus melakukannya hanya dengan pikiran saja.
Penggunaan kata marjinal. Andaikan NOM mengetahui funsi biayanya C(x) dan untuk sementara merencanakan memproduksi 2000 satuan tahun ini. Direktur utama Toko Buku Karisma ingin menetapkan biaya tambahan tiap satuan jika NOM memperbesar produksinya sedikit. Misalnya, apakah itu akan kurang dari pendapatan tambahan tiap satuan? Jika demikian, akan merupakan pertimbangan ekonomi yang baik untuk memperbesar produksinya.
Direktur Utama Toko Buku Karisama menanyakan nilai ∆C/∆x pada saat ∆x=1. Tetapi kita mengharapkan bahwa ini sangat dekat terhadap nilai
lim┬(∆x→0)⁡〖∆C/∆x〗
Pada saat x = 2000, ini disebut biaya marjinal. Kita para matematikawan mengenalnya sebagai dC/dx, turunan C terhadap x.
Dengan cara yang serupa, kita definisikan harga marjinal sebagai dp/dx, pendapatan marjinal sebagai dR/dx, dan laba marjinal sebagai dP/dx.
Penerapan Turunan parsial dalam bidang ekonomi antara lain digunakan untuk menghitung fungsi produksi, konsep elastisitas, angka pengganda, optimisasi tanpa kendala, dan optimisasi dengan kendala (fungsi lagrange).

Aplikasi turunan pada fisika

Di fisika, turunan dari perpindahan benda terhadap waktu adalah kecepatan benda, dan turunan dari kecepatan terhadap waktu adalah percepatan. Hukum gerak kedua Newton menyatakan bahwa turunan dari momentum suatu benda sama dengan gaya yang diberikan kepada benda. Contoh historik lainnya adalah penggunaan Matematika di hukum gerak Newton, diekspresikan dengan laju perubahan yang merujuk pada turunan: Laju perubahan momentum dari sebuah benda adalah sama dengan resultan gaya yang bekerja bada benda tersebut dengan arah yang sama.
Turunan Parsial yang mempunyai aplikasi luas dalam bidang sains dan teknik, digunakan untuk memecahkan masalah kompleks. turunan parsial, biasanya ditandai dengan ∂y/∂x. Turunan Parsial, Turunan Fungsi Terhadap Fungsi, Turunan Total sering digunakan di setiap cabang sains fisik, sains komputer, statistik, teknik, ekonomi, bisnis, kedokteran, kependudukan, dan di bidang-bidang lainnya.
Turunan Parsial di Bidang fisika bisa dicontohkan sebuah benda yaitu Bandul yang diikat menggunakan tali yang dicantolkan di ujung pegas.. Lalu bandul itu digerakkan kesamping dan membentuk sudut tertentu sesuai arah gerakkannya. Setelah itu, amati getaran pada bandul itu saat berayun.
Cara mendapatkan persamaan gerak dari system ini dengan cara newtonian dan lagrangian, cara newtonian dengan cara dibuat vektor satuan x, y, z dengan gaya yang mengikutinya, sedangkan lagrangian dicari energi kinetik dan potensialnya.
Berikut ini adalah contoh turunan parsial yang menggunakan 3 variabel. Dalam bidang fisika saya ambil contoh rumus jarak yang ditempuh oleh benda yaitu: y = ½gx2+v0x+y0 dimana y0 menyatakan jarak awal dari titik 0. Apabila rumus ini diturunkan menjadi turunan yang pertama y’ = dy/dx, maka akan menjadi y= gx+v0, dimana v0 menyatakan kecepatan awal. Rumus ini masih bisa diturunkan menjadi turunan yang kedua yaitu d2y/dx2, menjadi y=g (konstan), sehingga menjadi rumus percepatan, dimana jika suatu benda dijatuhkan dari ketinggian tertentu di atas permukaan bumi.
Sehingga kita dapat mengetahui bahwa dengan turunan parsial, kita dapat membuktikan rumus-rumus dari turunan sebelumnya. Seperti rumus diatas dari rumus jarak,hingga dapat rumus percepatan. Rumus-rumus itu didapat hanya dari satu rumus saja.
Dengan demikian turunan parsial dibilang sebagai hubungan yang mengaitkan suatu fungsi dengan turunan-turunannya melalui variabel-variabel yang dimaksud.

Aplikasi turunan dalam dunia farmasi
Aplikasi turunan gak akan jauh dari mencari titik maksimum/minimum dari suatu fungsi. Misalnya kalau ada fungsi yang bisa menggambarkan bioavailabilitas obat di dalam darah berdasarkan waktu, dengan turunan bisa dicari kapan bioavailabilitas maksimum/minimum didapat setelah obat diminum/disuntikkan.