Sabtu, 03 Desember 2011

PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT

A. Pendahuluan
Kehidupan sosial adalah kehidupan yang dimiliki oleh setiap manusia yang hidup di muka bumi. Karena pada dasarnya semua umat manusia yang hidup di muka bumi tidak ada yang tidak memiliki kehidupan sosial dalam kehidupannya. Dalam kehidupan manusia ada 2 jenis kepentingan yaitu kepentingan atau kebutuhan individu dan kepentingan atau kebutuhan bersama. Kebutuhan merupakan suatu awal dari tingkah laku individu. Individu itu sendiri bertingkah laku karena adanya motivasi untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhannya.
Kebutuhan dan kepentingan tersebut sifatnya esensial bagi individu itu sendiri. Jika kebutuhan dan kepentingan itu terpenuhi maka ia akan merasa puas, namun juga sebaliknya. Selain faktor kebutuhan yang timbul dari dalam individu atau anggota masyarakat yang tercakup dalam kebutuhan mendasar, kebutuhan sosial, dan kebutuhan integratif, manusia juga mempunyai naluri untuk selalu hidup berkelompok atau bersama dengan orang lain.
Hidup bermasyarakat adalah hidup dengan berhubungan baik antar individu dan kelompok atau golongan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis dimana setiap anggotanya harus saling memberi dan menerima, memberi karena ia patut memberi dan menerima karena ia patut menerima. Kehidupan bermasyarakat akan jadi lebih baik bila tingkah laku manusia mengikuti berbagai norma dan aturan yang ada sehingga terciptanya keteraturan sosial. Ikatan berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuat bersama antara para anggotanya dijadikan alat pengontrol agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari ketentuan yang telah disepakati itu.
Sering kita temui keadaan dimana para anggota masyarakat pada kondisi tertentu, yaitu adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal tetapi juga terdapat perbedaan-perbedaan dan bahkan sering ditemui pertentangan-pertentangan yang bersumber dari perbedaan pendapat serta perbedaan kepentingan dari komponen-komponen masyarakat masyarakat. Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan. Perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideologi tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas. Perbedaan pendapat itu adalah hal yang wajar yang harus dijadikan momentum untuk memilih suatu alternatif terbaik dengan mengambil jalan tengah sehingga tidak terdapat pihak-pihak yang merasa dirugikan. Perbedaan kepentingan juga dapat disiasati dengan saling bertoleransi dan meningkatkan solidaritas antar masyarakat agar bisa tetap hidup berdampingan dalam suasana yang harmonis. Dengan demikian, proses integrasi nasional akan tetap terwujud dengan terpadunya berbagai kepentingan dari komponen masyarakat yang sangat majemuk ini.

B. Faktor-faktor yang Menyebabkan Pertentangan Sosial

Konflik berasal dari kata kerja latin, configure, yang berarti saling memukul. Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang bisa dibayangkan manusia dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Pertentangan sosial dapat diartikan sebagai suatu konflik yang terjadi pada masyarakat sehingga mengakibatkan perpecahan pada suatu masyarakat. Proses sosial yang terjadi pada konflik dimulai dari usaha mempertajam perbedaan diantara individu atau kelompok yang menyangkut cirri-ciri fisik, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, gagasan, serta kepentingan sehingga menimbulkan pertentangan dan kemudian mengalahkan pihak lawan dengan cara ancaman atau kekerasan.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk, terdiri atas bermacam suka bangsa dan agama yang salah satu konsekuensinya adalah rawan konflik karena dari keberagaman itu sangat mungkin terjadi benturan kepentingan. Masyarakat Indonesia mempunyai beberapa struktur budaya yang berbeda-beda yang dapat membuat sistem tata nilai menjadi berbeda pula dari struktur budaya satu terhadap yang lain. Selain itu, kerawanan konflik pada masyarakat Indonesia juga bersumber dari perbedaan agama dan kepercayaan, dimana masing-masing agama juga merupakan himpunan tata nilai yang menjadi dasar pedoman perilaku dari masing-masing penganutnya. Dalam suatu kepentingan yang sama dengan prinsip tata nilai yang berbeda-beda, maka secara rasional akan menumbuhkan pertentangan atau konflik.
Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik, yaitu:
1. Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
2. Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
3. Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepaa lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
1. Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistik didalam diri seseorang.
2. Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
3. Para taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis di dalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang ada dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah:
1. Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yang diungkapkan dengan: kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri.
2. Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya.
3. Mijority Rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent, artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama.
5. Compromise, artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration, artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

C. Masalah-masalah Integrasi Sosial
Integrasi berasal dari bahasa inggris yaitu integration yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu:
a. Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu.
b. Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut:
a. Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar).
b. Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.
Bentuk Integrasi Sosial:
1. Asimilasi
Yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli. Asimilasi merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha untuk mengurangi perbedaan yang terdapat di antara individu atau kelompok dan usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, serta proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Menurut Koentjaraningrat, asimilasi akan terjadi apabila terdapat hal-hal sebagai berikut.
a. Kelompok manusia yang berbeda dalam kebudayaannya.
b. Pergaulan yang berlangsung secara intensif dan dalam jangka waktu yang panjang di antara kelompok-kelompok masyarakat.
c. Kebudayaan dari masing-masing kelompok masyarakat yang bertemu kemudian mengalami perubahan dan saling menyesuaikan diri.
2. Akulturasi
Yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli. Menurut Koentjaningrat, akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Contoh nyata adanya proses akulturasi di Indonesia antara lain sebagai berikut:
a. Masuknya Epos Mahabrata dan Ramayana dari kebudayaan India dalam cerita wayang Indonesia.
b. Arsitektur masjid Al Aqsa (Menara) Kudus Kulon di Jawa Tengah yang memadukan kebudayaan Hindu dengan Islam.
c. Akulturasi budaya Eropa di bidang kesenian, pendidikan, politik, hokum, arsitektur, dan gaya hidup.
Akulturasi dapat tercapai dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai berikut:
a. Akulturasi antara masyarakat yang berkuasa dan masyarakat yang dikuasai.
b. Akulturasi anatara apek material dan aspek immaterial.
c. Akulturasi antara masyarakat atau antara bagian-bagian dari masyarakat.
d. Akulturasi antara seluruh masyarakat atau antara bagian-bagian dari mayarakat.
Faktor-Faktor Pendorong:
1. Faktor Internal:
a. Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
b. Tuntutan kebutuhan
c. Jiwa dan semangat gotong royong
2. Faktor Eksternal:
a. Tuntutan perkembangan zaman
b. Persamaan kebudayaan
c. Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
d. Persaman visi, misi, dan tujuan
e. Sikap toleransi
f. Adanya kosensus nilai
g. Adanya tantangan dari luar
Syarat berhasilnya integrasi sosial:
1. Untuk meningkatkan integrasi sosial, maka pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan atau konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.

Referensi:
suci_k.staff.gunadarma.ac.id
blog.uin-malang.ac.id
my.opera.com
chefmila.webs.com
Niniek sri Wahyuni dan Yusniati. 2007. Manusia dan Masyarakat Pelajaran Sosiologi untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Ganeca Exact.
Titi Priyono. 2007. Sosiologi 2 SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.

Minggu, 02 Oktober 2011

Ilmu Sosial Dasar

PENGERTIAN, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP ILMU SOSIAL DASAR

1. Pengertian Ilmu Sosial Dasar
Ilmu sosial dasar (ISD) adalah pengetahuan yang membahas masalah-masalah sosial yang ada di sekitar kita, dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta,konsep,teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam ilmu-ilmu sosial. Ilmu sosial dasar mempunyai tema pokok yaitu hubungan timbal balik antara manusia dengan lainnya. Ilmu sosial dasar bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri karena ilmu sosial dasar tidak mempunyai objek dan metode ilmiah tersendiri dan juga ia tidak mengembangkan suatu penelitian sebagaimana suatu disiplin ilmu lainnya.

2. Tujuan Ilmu Sosial Dasar
Adapun tujuan dari ilmu sosial dasar adalah sebagai berikut:
a. Memahami dan manyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat.
b. Agar kita peka dan tanggap terhadap masalah-masalah sosial dan ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
c. Sebagai salah satu mata kuliah umum, ISD mempunyai tujuan pembinaan mahasiswa agar menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya secara kritis-interdisipliner.

3. Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar
Materi ilmu sosial dasar terdiri atas masalah-masalah sosial, dan untuk mengkajinya hendaknya terlebih dahulu kita dapat mengidentifikasi kenyataan-kenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tertentu. Ruang lingkup ilmu sosial dasar adalah sebagai berikut:
a. Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu
b. Keanekaragaman golongan dan kesatuan sosial lain dalam masyarakat, yang masing-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola pemikiran dan pola tingkah laku sendiri, tetapi banyak juga persamaan kepentingan kebutuhan serta pola pemikiran dan tingkah laku tersebut, yang menyebabkan adanya pertentangan-pertentangan maupun hubungan kesetiakawanan serta kerja sama dalam masyarakat.
c. Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang saling berkaitan satu sama lain.
d. Masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
e. Masalah individu, keluarga, dan masyarakat.
f. Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat.
g. Masalah masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
h. Masalah yang dihadapi pemerintah.

sumber: elearning.gunadarma.ac.id

Senin, 09 Mei 2011

Probabilitas

Teori kemungkinan atau probabilitas atau peluang adalah cabang dari matematika yang didasari oleh konsep kombinatorik dan selanjutnya sangat berguna sebagai ilmu penunjang untuk bidang statistika.

Teori peluang bermula dari seorang penjudi bangsawan Perancis bernama Chevalier de Mere yang menanyakan masalah judi permainan dadu dan pengetosan mata uang kepada ahli matematika Blaise Pascal (1623-1662) dan Piere de Fermat (1601-1665).

Bila kita mengetahui gambaran populasi, maka kita juga dapat menyimpulkan tentang gambaran sampel. Meskipun demikian, hasil sampel tidak selalu tepat sama. Yang lebih sering kita dapat dari sampel adalah mendekati nilai populasi itu. Dengan kata lain, hasil sampel kemungkinan mendekati nilai yang digambarkan oleh populasi.

Kata-kata kemungkinan mendekati menunjukkan bahwa antara populasi dan sampel belum tentu memiliki hubungan yangsama. Oleh karena itu sering kita menjumpai kesulitan untuk menduga (memprediksi) populasi dari sampel apabila secara keseluruhan gambaran populasi tidak diketahui. Dalam hal pengambilan data, jika sampling dilakukan, maka kesimpulan yang diambil dari sampel tersebut akan tetap mengandung ketidakpastian. Seberapa besar ketidakpastian tersebut bergantung dari representatif atau tidaknya sampel yang diambil.Berkaitan dengan ketidakpastian suatu peristiwa, maka muncul sebuah teori yang disebut peluang/probabilitas.Probabilitas adalah suatu ukuran kuantitatif dari suatu ketidakpastian, merupakan suatu angka yang membawa kekuatan keyakinan atas suatu kejadian dari suatu peristiwa yang tidak pasti.

Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan.Ruang sampel sering disebut juga ruang contoh dan dinotasikan oleh S. Banyaknya anggota atau unsur dalam ruang sampel dinotasikan dengan n(S) atau n. Titik sampel atau titik contoh adalah unsur-unsur yang terdapat di dalam ruang sampel.Himpunan dari beberapa atau seluruh titik sampel disebut kejadian.Hal ini berarti kejadian merupakan himpunan bagian dari suatu ruang sampel.Seandainya banyaknya unsur ruang contoh itu tak terhingga, kita mungkin dapat mendaftarkan unsur-unsur tersebut dengan menggunakan koma untuk memisahkan setiap unsur, dan menutupnya dengan dua kurung kurawal. Dalam menyusun ruang sampel suatu percobaan dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu diagram pohon, tabel, dan mendaftar.

Bila suatu kejadian dapat dinyatakan sebagai suatu himpunan yang hanya terdiri dari satu titik contoh, maka kejadian itu disebut kejadian sederhana.Sedangakan kejadian majemuk adalah kejadian yang dapat dinyatakan sebagai gabungan beberapa kejadian sederhana.Ruang nol atau ruang kosongatau himpunan kosong adalah himpunan bagian ruang contoh yang tidak mengandung satu pun anggota. Kejadian ini kita beri lambang khusus Ø.

Hubungan antara kejadian dengan ruang contohnya dapat digambarkan dengan diagram Venn. Dalam diagram Venn, ruang contohnya digambarkan sebagai empat persegi panjang, sedangkan kejadian digambarkan sebagai lingkaran-lingkaran di dalam persegi panjang tersebut.

Cadangan Minyak

1. Pengertian Cadangan (Reserves)
Cadangan (reserves) adalah perkiraan volume minyak, kondensat, gas alam, natural gas liquids dan substansi lain yang berkaitan yang secara komersial dapat diambil dari jumlah yang terakumulasi di reservoir dengan metode operasi yang ada dengan kondisi ekonomi dan atas dasar regulasi pemerintah saat itu. Perkiraan cadangan didasarkan atas interpretasi data geologi dan/atau engineering yang tersedia pada saat itu.

Cadangan biasanya direvisi begitu reservoir diproduksikan seiring bertambahnya data geologi dan/atau engineering yang diperoleh atau karena perubahan kondisi ekonomi.
Perhitungan cadangan melibatkan ketidakpastian yang tingkatnya sangat tergantung pada tersedianya jumlah data geologi dan engineering yang dapat dipercaya. Atas dasar ketersediaan data tersebut maka cadangan digolongkan menjadi dua, yaitu proved reserves dan unproved reserves. Unproved reserves memiliki tingkat ketidakpastian yang lebih besar dari proved reserves dan digolongkan menjadi probable atau possible.

2 Klasifikasi Cadangan
2.1 Proved Reserves
Proved reserves dapat diperkirakan dengan cukup teliti untuk dapat diambil atas dasar kondisi ekonomi saat itu (current economic conditions). Kondisi ekonomi tersebut termasuk harga dan biaya pada saat dilakukan perkiraan (perhitungan) reserves. Proved reserves digolongkan menjadi developed atau undeveloped.
Pada umumnya reserves disebut proved jika kemampuan produksi reservoir secara komersial didukung oleh uji produksi (production test) atau uji lapisan (formation test). Terminology proved menunjukan pada volume reserves dan tidak pada produktifitas sumur atau reservoir semata. Pada kasus-kasus tertentu, proved reserves mungkin dapat dihitung berdasarkan analisa data log dan/atau data core yang menunjukan bahwa kandungan reservoir adalah hidrokarbon dan memiliki kesamaan dengan reservoir di daerah yang sama yang sedang diproduksi, atau telah dibuktikan dapat diproduksi saat dilakukan uji lapisan (formation test).
Luas reservoir yang dapat dikatakan proved meliputi :
1. Daerah yang dibatasi sumur delineasi dan dibatasi oleh garis kontak fluida (fluida contacts), jika ada
2. Daerah yang belum dibor yang diyakini produktif secara komersial atas dasar data geologi dan engineering yang tersedia
Jika tidak ada fuida contacts, batas dari proved reserves adalah struktur yang telah diketahui mengandung hidrokarbon terkecuali jika ada data engineering dan kinerja reservoir yang cukup definitive.

Dikatakan proved reserves jika memiliki fasilitas untuk melakukan proses dan transportasi hidrokarbon pada saat perkiraan cadangan, atau ada komitmen untuk memasang fasilitas tersebut nantinya.
Proved undeveloped reserves merujuk pada lokasi yang belum dibor dan memenuhi criteria berikut :
1. Lokasinya adalah offset dari sumur yang telah terbukti dapat berproduksi secara komersial pada formasi yang sama,
2. Lokasinya di dalam batas-batas zona produktif yang telah dinyatakan sebagai proved,
3. Lokasinya sesuai dengan regulasi saat ini tentang penetapan well spacing, jika ada, dan
4. Perlu dipastikan bahwa lokasi tersebut akan dikembangkan (diproduksikan).

Di luar empat kriteria tersebut, lokasi yang belum dibor digolongkan proved undeveloped jika berasarkan interpretasi data sumur-sumur yang ada menunjukan bahwa formasi tersebut kontinyu secara lateral dan mengandung hidrokarbon yang dapat diambil secara komersial.
Reserves yang dapat diproduksikan dengan menggunakan metode atau teknik improved recovery digolongkan sebagai proved apabila :
1. Ditunjukan oleh keberhasilan testing dari proyek percontohan (pilot project) atau dari produksi atau dari respon tekanan dari metode tersebut yang dilakukan pada reservoir itu, atau di reservoir yang berdekatan dengan sifat-sifat batuan dan fluida yang serupa mendukung analisa engineering, dan
2. Proyek improved recovery tersebut pasti akan dilakukan
Reserves yang akan diambil dengan improved recovery methods yang perlu melalui keberhasilan serangkaian tes digolongkan sebagai proved hanya Setelah produksi yang cukup baik dari reservoir itu, baik dari pencontohan (representative pilot) maupun dari yang sudah terpasang (installed program), dan proyek improved recovery tersebut pasti akan dilakukan.

Titrasi

Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara tepat. Pengukuran volume dalam titrasi memegang peranan yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini banyak orang yang menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri.

Larutan yang dipergunakan untuk penentuan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di dalam buret dan larutan ini disebut sebagai larutan standar atau titran atau titrat, sedangkan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di Erlenmeyer dan larutan ini disebut sebagai analit. Titran ditambahkan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh keadaan dimana titran bereaksi secara equivalen dengan analit, artinya semua titran habis bereaksi dengan analit keadaan ini disebut sebagai titik equivalen.

Titik equivalen dapat ditentukan dengan berbagai macam cara, cara yang umum adalah dengan menggunakan indikator. Indikator akan berubah warna dengan adanya penambahan sedikit mungkin titran, dengan cara ini maka kita dapat langsung menghentikan proses titrasi. Sebagai contoh titrasi H2SO4 dengan NaOH digunakan indicator Phenoftalein (PP). Bila semua larutan H2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah warna menjadi merah mudah. Bila telah terjadi hal yang demikian maka titrasi pun kita hentikan.

Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya berubahan warna indicator disebut sebagai titik akhit titrasi. Titrasi yang bagus memiliki titik equivalent yang berdekatan dengan titik akhir titrasi dan kalau bisa sama.
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus:

V . Mtitran = V . Manalit...................................Persamaan 4.1

Keterangan : V : Volume (mL)
M : Molar (M)
Kita tidak menggunakan molaritas (M) disebabkan dalam keadaan reaksi yang telah berjalan sempurna (reagen sama-sama habis bereaksi) yang sama adalah mol-equivalen bukan mol. Mol-equivalen dihasilkan dari perkalian normalitas dengan volume.

Tidak semua zat bisa ditentukan dengan cara titrasi akan tetapi kita harus memperhatikan syarat-syarat titrasi untuk mengetahui zat apa saja yang dapat ditentukan dengan metode titrasi untuk berbagai jenis titrasi yang ada. Mengenal berbagai macam peralatan yang dipergunakan dalam titrasipun sangat berguna agar kita mahir melakukan teknik titrasi.
Beberapa jenis titrasi, yaitu:
1. Titrasi asam-basa
2. Titrasi redoks
3. Titrasi pengendapan

Titrasi adalah reaksi netralisasi asam-basa yang terkendali. Konsentrasi asam yang direaksikan akan dicari dan volumenya ditentukan sedangkan larutan yang lain (basa) ditentukan konsentrasinya sedangkan volumenya diukur berdasarkan posisi awal dengan posisi akhir permukaan larutan pada buret.

Larutan

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain.
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume.

Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:
Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa volume atau massa larutan yang akan dibuat.
M1 . V1 = M2 . V2 ... ............................(Persamaan 3.1)
Keterangan : M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan (M)
V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan (mL)
M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan (M)
V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan (mL)

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit.

Untuk zat yang menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H2SO4 maka pengenceran dilakukan dengan menuangkan H2SO4 sedikit demi sedikit kedalam larutan. Larutan merupakan campuran antara pelarut dan zat terlarut. Beberapa unsur atau zat ada yang bersifat heterogen dan akan cenderung mengendap bahkan membentuk endapan jika dilarutkan. Dengan cara penyaringan maka endapan tersebut akan terpisah dari larutannya.

Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah suatu batuan yang terjadi karena proses ubahan dari batuan asal oleh suatu proses Metamorfose. Proses metamorfose yaitu suatu proses dimana batuan asal mengalami penambahan tekanan (P) atau temperature (T) atau oleh kenaikan P dan T secara bersama – sama.
Proses metamorfose meliputi proses :
a. Rekristalisasi
b. Reorientasi
c. Pembentukan mineral – mineral baru dengan penyusunan kembali elemen – elemen kimia yang sebelumnya telah ada.

a. Teksur
Tekstur pada batuan digolongkan menjadi :
1. Kristaloblastik
Tekstur yang terjadi pada saat tumbuhnya mineral dalam suasana padat (tekstur batuan asalnya tidak nampak lagi) dalam pembentukan batuan beku mineral tumbuh pada suasana cair.
2. Palimpsest (tekstur sisa)
(a) Blastopofiritik
Suatu tekstur sisa dari batuan asal yang bertekstur porfiritik.
(b) Blastoopotitik
Suatu tekstur sisa dari batuan asal yang bersekstur optik.

b. Struktur
Struktur pada batuan metamorf merupakan hubungan antara tekstur lainnya dalam hubungan batuan metamorf mempunyai struktur folioasi.

Folioasi
Adalah sifat perlapisan (foliates = daun) / berdaun, namun harus dibedakan dengan lapisan sedimen. Disini terjsi penyusunan Kristal–Kristal, dari pada mineral secara pertumbuhan dalam arah panjang pada mineral.

Jenis–jenis Folioasi :
a) Slatycleavage
Struktur yang khas pada batuan sabak (slate), mineral– mineral sangat halus dan tidak dapat dilihat secara megaskopis (belahan–belahan sangat kecil dengan mika– mika mikroskopis).
b) Phillitic
Struktur pada batuan philit, tingkatnya lebih tinggi dari slate, sudah ada segregation bending tetapi tidak sebaik batuan yang berstruktur schistocity (foliasi diperlihatkan oleh kepingan–kepingan halus mika).
c) Schistose
Poliasi yang diperlihatkan secara jelas oleh kepingan– kepingan mika, memberikan belahan yang rata/tidak putus– putus (closed schistochity).
d) Gneissic
Folioasi diperlihatkan oleh penyusunan mineral– mineral yang granural dan memperlihatkan belahan– belahan yang tidak rata (perlapisan mineral membentuk jalur yang putus–putus/open schistocity)

Non - Foliasi

Struktur non–foliasi ini dalam batuan metamorf dicirikan dengan tidak terdapatnyasuatu penjajaran dari pada mineral– mineral yang ada dalam batuan metamorf, yaitu :


a) Hornfelsik/hornfels
Struktur batuan hornfels (Met. Thermal) dimana butir– butirnya equidemensional dan tidak menunjukan pengarahan/orientasi.
b) Kataklastik
Struktur terdiri dari pecahan–pecahan/fragmen– fragmen batuan maupun mineral. Kelompok mineral atau batuan tersebut tidak menunjukan arah.
c) Milonitik
Sama dengan struktur katalastik. Hanya butirannya lebih halus dan dapat dibelah–belah seperti schistose. Struktur milonitik ini dapat dipakai untuk ciri adanya sesar suatu daerah.

Batu sabak termasuk batuan metamorf regional, karena terbenuk oleh kenaikan tekanan dan suhu secara bersamaan. Warna batu sabak adalah hitam kusam. Struktur dari batu sabak adalah folioasi-slatycleavage. Disebut demikian karena mineral-mineral sangat halus dan tidak dapat dilihat secara megaskopis. Tekstur batu sabak adalah kristaloblastik-lepidoblastik, karena tekstur batuan ini didominasi oleh mineral-mineral pipih yang memperlihatkan orientasi sejajar. Komposisi mineral dari batuan sabak adalah stress, karena mineral yang terbentuk stabil dalam kondisi tekanan dan suhu, dimana mineral ini dapat bebrbentuk pipih/tabular, prismatik.

Batu schist termasuk batuan marmer regional karena terbentuk oleh kenaikan tekanan dan temperature secara bersama-sama.warna dari batua ini adalah kecoklatan menkilap strukturnya adalah folioasi-schistose disebut demikian karena folioasi diperlihatkan secrara jelas oleh kepingan-kepingan mika.tekstur batuan ini termasuk kristaloblastik-lepidoblastik, karena tekstur batuan ini didominasi oleh mineral-mineral pipih yang memperlihatkan orientasi sejajar.komposisi mineral adalah stress karena mineral yang terbentuk stabil dalam kondisi tekanan dan suhu, dimana mineral ini dapat bebrbentuk pipih/tabular, prismatik.
Termasuk batuan metamorf thermal karena terbentuk akibat kenaikan temperature.warna dari batua ini adalah hitam. Batuan ini berstruktur non-foliasi liniasi. Serpentinit bertekstur kristaloblastik-nematoblastik,karena terdiri dari mineral berbentuk prismatic menjamur yang memprlihatkan orientasi sejajar. Komposisi mineralnya adalah mineral anti stress karena mineral yang terbentuk bukan dalam kondisi tekanan dimana biasanya berbentuk equidimensional.

Batu philite termasuk termasuk batuan metamorf regional, karena terbenuk oleh kenaikan tekanan dan suhu secara bersamaan. Warna dari batuan ini adalah abu-abu kehitaman. Batuan ini berstruktur folioasi-philitic Karena sudah ada segregation bending tetapi tidak sebaik batuan yang berstruktur schistocity. Teksturnya adalah kristaloblastik-lepidoblastik karena tekstur batuan ini didominasi oleh mineral-mineral pipih yang memperlihatkan orientasi sejajar.komposisi mineral adalah stress karena mineral yang terbentuk stabil dalam kondisi tekanan dan suhu, dimana mineral ini dapat bebrbentuk pipih/tabular, prismatik.

Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat lithifikasi dari hancuran batuan lain (detritus atau lithifikasi dari hasil reaksi kimia tertentu). Lithifikasi batuan adalah proses yang meliputi : kompaksi, autigenik, diagenesa, yaitu proses terubahnya material pembentuk batuan yang bersifat lepas (uncosolidaterock forming material) menjadi batuan yang kompak, (consolidate, coherent rock). Dan batuan ini dibentuk oleh proses-proses yang terjadi di permukaan bumi, oleh koesoemadinata (1979) telah membedakan batuan sedimen menjadi 5 golongan :
a. Golongan detritus
b. Golongan karbonat
c. Golongan evaporit
d. Golongan sedimen silika
e. Golongan batu bara

Sifat-sifat utama dari batuan sedimen
- Adanya bidang perlapisan (bedding, stratifikasi) yang menandakan adanya proses sedimentasi. Hal ini berlaku untuk segala macam batuan sedimen, walaupu tidak selalu nyata dalam contoh “hand specimen”
- Sifat klastik/fragmen, yang menandakan butir-butiran pernah lepas, terutama pada golongan karbonat.
- Sifat jejak/bekas zat hidup, seperti cangkang/rumah organisme (koral), terutama pada golongan karbonat.
- Jika bersifat hablur selalu monomineralitik, misal: gypsum, kalsit, dolomite, halite, dan sebagainya.

Berdasarkan Cara Terjadinya
a. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali dari baruan detritus/pecahan batuan asal (beku dan sedimen).
b. Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organism (sedimentasi organis).

Batuan Sedimen Klastik

Didalam pemerian batuan sedimen klastik yang berstektur kasar komposisi dibedakan atas tiga bagian. Dibawah ini akan dibahas mengenai urutan pendeskripsian batuan sedimen klastik.
a. Komposisi
Batuan sedimen klastik bertekstur kasar pemerian komposisi mineralnya dibedakan atas :
- Fragmen
Adalah butiran pembentuk batuan yang berukuran paling besar. Fragmen dapat berupa butiran mineral, batuan, atau fosil.
- Matrik
Adalah bagian dari butiran pembentuk batuan yang berukuran lebih kecil dari fragmen. Biasanya berkomposisi sama dengan fragmen.
- Semen
Adalah bahan pengikat antara matrik dan fragmen. Dalam batuan sedimen klastik, dikenal ada tiga macam semen :
a. Karbonat : kalsit, dolomit
b. Silikat : kalsedon, kwarsa
c. Oksida besi : hematic, limonit
b. Tekstur
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pengamata tekstur, yaitu:
a. Ukuran besar butir : (grain size)
b. Drajat pemilihan : (sortasi)
c. Drajat pembundaran : (roundness)

c. Struktur
Struktur batuan sdimen (struktur ferimer) yang paling penting antara lain struktur perlapisan dimana struktur ini merupakan sifat utama dan batuan sedimen klastik yang menghasilkan bidang–bidang sejajar sebagai hasil dari proses pengendapan faktor–faktor yang mempengaruhi adanya struktur perlapisan adalah :
1. Adanya perbedaan warna
2. Adanya perbedaan ukuran butir
3. Adanya perubahan struktur sedimen
4. Adanya perbedaan struktur mineral
5. Adanya perubahan macam batuan
6. Adanya perbedaan kekompakan

Batuan Sedimen Non–Klastik
Didalam pemerian batuan sedimen klastik yang berstektur kasar komposisi dibedakan atas tiga bagian :
a. Batuan Sedimen Organik
Batuan sedimen yeng dihasilkan oleh aktifitas organisme terdapat sebagai sisa organisme yang biasanya tetap tinggal ditempatnya.
b. Bentuk Sedimen Kimia
Sebagian dari sedimen macam ini dihasilkan oleh proses penguapan, terutama didaerah aride, contohnya dalah endapan gypsum, garam dan lain–lain.

Batuan Beku

Batuan beku terjadi karena pembekuan magma dibawah permukaan bumi atau pembekuan lava diatas permukaan bumi.
Menurut para ahli seperti Turnur dan Verhogen (1960), FF Groun (1047), Takeda (1970), magma adalah : cairan silikat kental dan likat dari larutan silica yang fijar terbentuk secara alamiah, temperature tinggi antara 1.500 – 2.500℃ dan bersifat mobil (mudah bergerak) teradapat dalam kerak bumi bagian bawah.
Komposisi Batuan
Berdasarkan komposisi mineral batuan beku yaitu :
1. Batuan beku asam : cerah
2. Batuan beku intemediet : abu–abu
3. Batuan beku basa : gelap

b. Struktur Batuan
Berdasarkan strukturnya batuan ini dapat dilihat dari “hand specimen sample” yaitu:
1. Massif
Tidak menunjukan adanya lubang–lubang ataupun struktur aliran.
2. Vesikuler
Berlubang–lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma.
3. Skoria
Berlubang–kubang akan tetapi arah tidak teratur
4. Amigdaloidal
Lubang–lubang yang kemudian terisi oleh mineral sekunder
5. Xenolitis
Struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pemecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.

c. Tekstur Batuan
Adalah keadaan erat hubungan antara mineral–mineral sebagai bagian dari dan antara mineral–mineral dengan masa gelas yang membentuk masa dasar dari batuan.


d. Komposisi Mineral
Dalam menentukan komposisi mineral kita cukup mempergunakan index dari batuan kristal, atas dasar warna sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokan menjadi dua :
1. Mineral felsik
Yaitu yang berguna terang terutama terdiri dari mineral
kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muscovit.
2. Mineral mafik
Yaitu mineral yang bewarna gelap, terutama biotik, piroksen, amphibol dan olivine.

Batuan beku basalt termasuk batuan beku basa. Batuan basalt memiliki warna gelap dan mempunyai struktur vesikuler. Dikarenakan pada batuan ini mempunyai lubang–lubang sebagai keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Tekstur batuan basalt meliputi derajat kristalisasinya yaitu hipokristalin. Disebut hipokristalin dikarenakan batuan ini mempunyai sifat massa Kristal seluruhnya. Tekstur granularitasnya adalah granularitas fanerik halus (< 1mm). Batuan beku basalt ini mempunyai tekstur bentuk kristal anhedral. Relasi batuan ini termasuk relasi Inequigranural dikarenakan ukuran butir kristalnya sebagai batuan tidak sama besar dan komposisi batuan beku basalt ini adalah mineral fanerik < mineral mafik.

Senin, 11 April 2011

Hydrostatika

”Hidrostatika” ialah ilmu perihal zat alir atau fluida yang diam tidak bergerak dan ”hidrodinamika” parihal zat alir yang bergerak. Hidrodinamika yang khusus mengenai aliran gas dan udara, disebut ”Aerodinamika”.

Fluida ialah zat yang dapat mengalir. Jadi, termasuk zat cair dan gas. Perbedaan zat cair dengan ghas terutama terletak pada kompresibilitasnya. Gas mudah dimampatkan, sedang zat cair praktis tidak dapat dimampatkan. Dalam pembahasan kita disini, perubahan kecil volume zat cair yang menderita tekanan, umumnya diabaikan.
Rapat massa suatu bahan yang homogen didefinisikan sebagai massanya persatuan volum. Satuan kerapatan sdalam ketiga sistem satuan ialah: satu kiliogram per m-3 (1 kg m3), satu gram per cm3 dan slug per ft-3.

Berat jenis suatu bahan ialah perbandingan rapat massa bahan itu terhadap rapat massa air dan sebab itu berupa bilangan semata.
”Berat jenis” (spesific gravity) sebenarnyamerupakan istilah yang sangat keliru, karena tidak ada sangkut pautnya dengan berat (gravity). Lebih tepat disebut rapat realtif, karena lebih memperjelas konsepnya.

Waktu menerangkan tekanan hidrostatika pada Bagian 11-1, berat fluida diabaikan dan tekanan dianggap sama pada semua titik. Tetapi seperti sudah kita ketahui, makin tinggi dari permukaan bumi makin berkurang tekanan udara, dan di dalam tealaga atau laut tekanan juga akan makin berkurang jika makin jauh dari dasar.

Marilah sekarang kita cari hubungan umum antara tekanan p pada sembarang titik di dalam fluida dengan tinggi letak y titik itu.jika fluida dalam kesetimbangan, maka semua unsur volumnya jugadalam kesetimbangan. Pandanglah unsur berbentuk lapisan sangat tipis, seperti pada gambar 13-1, yang tebalnya dy dan luas permukaannya A. Kalau rapat massa fluida p, massa unsur itu ialah pA dy dan beratnya dw ialah pgA dy. Gaya yang dikerjakan pada unsur tersebut oleh fluida sekelilingnya dimana - mana selalu tegak lurus pada permukaan unsur. Berdasarkan simetri, gaya resultan horisontal pada sisisnyasma dengan nol. Gaya ke atas pada permukaan sebelah bawah ialah pA, sedangkangaya ke bawah pada permukaan sebelah atas ialah (p + dp)A.
Bentuk bejana tidak mempengaruhi tekanan, dan bahwa jika tekanan itu sama di semua titik pada kedalaman yang sama. Terbukti bahwa kalau tekanan p, diperbesar dengan cara yang bagaimanapun, umpamanya dengan memasukkan sebuah piston dari atas, besar tekanan p disemua titik di dalam zat cair itu harus pula bertambah dengan jumlah yang sama. Hal ini dikemukakan oleh sarjana Perancis Blaise Pascal (1623 - 1662) pada tahun 1653 dan disebut ”Hukum Pascal”. Bunyinya: ”Tekanan yang diberikan pada fluida dalam bejana tertutup diteruskan tanpa berkurang kesemua bagian fluida dan dinding bejana itu”. Asas ini bukanlah suatu asas yang berdiri sendiri, melainkan suatu konsekuensi yang wajar dari hukum - hukum mekanika.

Hukum Pascal: dapat diterangkan berdasarkan cara kerja penekan hidrolik, seperti pada gambar (13-3). Sebuah piston yag luas penampangnya kecil, a, digunakan untuk melakukan gaya kecil f langsung terhadap suatu zat cair, misalnya minyak. Tekanan p = f/a diteruskan lewat sebuah pipa penghubung ke sebuah silinder yang lebih besar dari yang pistonnya juga lebih besar (berpenampang A).
Oleh sebab itu penekan hidrolik adalah suatu alat untuk melipat gandakan gaya faktor perkaliannya sama dengan perbandingan antaraluas kedua piston. Kursi tukang cukur, kursi dokter gigi, pengangkat mobil dalam bengkel dan rem hidrolik adalah alat - alat yang menerapkan asas penekan hidrolik.
Jika sejumlah bejana berbagai bentuk saling dihubungkan seperti pada , lalu ke dalamnya dituangkan suatu zat cair, maka permukaan zat cair itu dalam masing - masing bejana akan terletak horisontal sama tinggi. Ketika asas - asas hidrostatika belum dipahami betuk, hal ini merupakan peristiwa yang aneh sekali dan dinamakan orang ”paradoks hidrostatika”. Sepintas lalu bejana C, misalnya akan menimbulkan tekanan yang lebih besar terhadap atasnya daripada B, dan karena itu cairan akan terpaksa mengalir dari C ke B. Tetapi tekanan hanya bergantung pada dalamnya zat cair di bawah permukaannya, dan sama sekali bukan padabentuk bejana tempat zat cair itu. Karena dalamnya zat cair sama di setiap bejana, tekanan terhadap alas masing - masingpun sama dan karena itu sistem dalam kesetimbangan.
Penjelasan lebih terperinci di bawah ini dapat membantu kita memahami kejadian tersebut. Gaya - gaya yang dikerjakan oleh dindingnya terhadap zat cair ditunjukkan oleh anak - anak panah. Arah gayadi mana - mana tegak lurus dinding bejana gaya - gaya miring terhadap dinding yang condong dapat diuraikan menjadi komponen horisontal dan komponen vertikal.

Berat zat cair dalam bagian - bagian yang dibubuhi huruf A didukung oleh komponen vertikal gaya - gaya tersebut. Jadi tekanan pada dasar bejana tersebut hanyalah berat zat cair vertikal gaya - gaya tersebut. Jadi, tekanan pada dasar bejana tersebut hanyalah berat zat cair dalam kolom B berbentuk silinder. Yang dijelaskan di atas berlaku untuk semua bejana, bagaimanapun bentuknya.

Pengukur tekanan yang paling sederhana ialah manometer pipa terbuka. Alat ini berupa pipa berbentuk U yang bverisi zat cair. Ujung yag satu menderita tekanan p yang hendak diukur, sedangkan ujungnya yang satu lagi berhubungan denga atmosfir.tekanan pada dasar kolom sebelah kiri ialah p + rgy1,. Sedangkan pada dasar kolom sebelah kanan pa + rgy2, di mana p ialah rapat massa dalam manometer itu.Tekanan p itu disebut tekanan mutlak, sedangkan selisih p - p, antara tekanan ini dengan tekanan atmosfir disebut tekanan realtif atau tekanan pengukur (gauge pressure). Ternyata pula, bahwa tekanan pengukur itu sebanding dengan selisih tinggi kolom - kolom zat cair itu.

Barometer raksaterdiri dari atas npipa gelas panjang yang sesudah diisi dengan raksa lalu dibalik dan dimasukkan ke dalam bejana berisi raksa pula, seperti pada gambar 12-5 (b). Dalam ruang diatas kolom raksa hanya ada uap raksa yang tekanannya pada suhu kamar demikian kecilnya sehingga boleh diabaikan.

Karena manometer dan barometer raksa sangat sering dipakai dilaboratorium, tekanan atmosfir dan tekanan - tekanan lainnya lazim dinyatakan dengan ucapan sekian”inci raksa”, ”sentimeter raksa”, atau ”milimeter raksa”. Walaupun semua bukan merupakan satuan sesungguhnya, akan tetapi karena demikian diskriptifnya, satuan - satuan tersebut seringdipakai. Tekanan yang dihasilkanoleh kolom raksayang tingginya satumilimeter biasadisebut satu Torr, sebagai penghormatan kepada sarjana fisika bangsa italia, Toirricelli, yang pertama - tama menyelidiki kolom barometer raksa.

Viskositas

Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida (fluida tuh zat yang dapat mengalir, dalam hal ini zat cair dan zat gas… jangan pake lupa ya). Istilah gaulnya, viskositas tuh gaya gesekan internal fluida (internal = dalam). Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.

Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Kita bisa membuktikannya dengan menuangkan air dan minyak goreng di atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air mengalir lebih cepat daripada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng paha ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.

Perlu diketahui bahwa viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil (rill = nyata). Fluida riil/nyata itu fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lain-lain. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan Fluida Dinamis).

Viskositas fluida dilambangkan dengan symbol η (baca : eta) = koofisien viskositas. Jadi tingkat kekentalan suatu fluida dinyatakan oleh koofisien viskositas fluida tersebut. Secara matematis, koofisien viskositas bisa dinyatakan dengan persamaan. Untuk membantu menurunkan persamaan, kita meninjau gerakan suatu lapisan tipis fluida yang ditempatkan di antara dua pelat sejajar.

Lapisan fluida tipis ditempatkan di antara 2 pelat. Gaya adhesi bekerja antara pelat dan lapisan fluida yang nempel dengan pelat (molekul fluida dan molekul pelat saling tarik menarik). Sedangkan gaya kohesi bekerja di antara selaput fluida (molekul fluida saling tarik menarik). Kohesi adalah gaya tarik menarik antara molekul sejenis, sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul yang tak sejenis.

Mula-mula pelat dan lapisan fluida diam. Setelah itu pelat yang ada di sebelah atas ditarik ke kanan. Pelat yang ada di sebelah bawah tidak ditarik (pelat sebelah bawah diam). Besar gaya tarik diatur sedemikian rupa sehingga pelat yang ada di sebelah atas bergeser ke kanan dengan laju tetap (v tetap). Karena ada gaya adhesi yang bekerja antara pinggir pelat dengan bagian fluida yang menempel dengan pelat, maka fluida yang ada di sebelah bawah pelat juga ikut bergeser ke kanan. Karena ada gaya kohesi antara molekul fluida, maka fluida yang bergeser ke kanan tadi menarik temannya yang ada di sebelah bawah. Temannya yang ada di sebelah bawah juga ikut bergeser ke kanan. Temannya tadi menarik lagi temannya yang ada di sebelah bawah, begitu seterusnya.

Ingat bahwa pelat yang ada di sebelah bawah diam. Karena pelat diam, maka bagian fluida yang menempel dengan pelat tersebut juga ikut diam (karena ada gaya adhesi). Fluida yang menempel dengan pelat menahan temannya yang ada di sebelah atas. Temannya yang ada di sebelah atas juga menahan temannya yang ada di sebelah atas, demikian seterusnya.

Karena bagian fluida yang berada di sebelah atas menarik temannya yang berada di sebelah bawah untuk bergeser ke kanan, sebaliknya bagian fluida yang ada di sebelah bawah menahan temannya yang ada di sebelah atas, maka laju fluida tersebut bervariasi. Bagian fluida yang berada di sebelah atas bergerak dengan laju (v) yang lebih besar, temannya yang berada di sebelah bawah bergerak dengan v yang lebih kecil, demikian seterusnya. Jadi makin ke bawah v makin kecil. Dengan kata lain, kecepatan lapisan fluida mengalami perubahan secara teratur dari atas ke bawah sejauh l

Perubahan kecepatan lapisan fluida (v) dibagi jarak terjadinya perubahan (l) = v / l. v / l dikenal dengan julukan gradien kecepatan. Nah, pelat yang berada di sebelah atas bisa bergerak karena ada gaya tarik (F). Untuk fluida tertentu, besarnya Gaya tarik yang dibutuhkan berbanding lurus dengan luas fluida yang nempel dengan pelat (A), laju fluida (v) dan berbanding terbalik dengan jarak l.
Sebelumnya sudah menjelaskan bahwa Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, sebaliknya fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir. Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koofisien viskositas. Jika fluida makin kental maka gaya tarik yang dibutuhkan juga makin besar. Dalam hal ini, gaya tarik berbanding lurus dengan koofisien kekentalan. Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut :
Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk si koofisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie Poiseuille (baca : pwa-zoo-yuh).
1 poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2

Cobb Douglas

FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS

Menurut Soekartawi (1990), fungsi Cobb Douglass adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, di mana variabel yang satu disebut variabel indipenden, yang menjelaskan atau dengan simbol x sedangkan variabel dependen atau variabel yang dijelaskan dengan simbol y. Fungsi produksi Cobb Douglas merupakan salah satu bentuk fungsi produksi yang dapat dipergunakan dalam analisis produktivitas. Beberapa alasan praktis dalam menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas, yaitu:
* Bentuk fungsi produksi Cobb Douglas bersifat sederhana dan mudah penerapannya.
* Fungsi produksi Cobb Douglas mampu menggambarkan keadaan skala hasil (return to scale), apakah sedang meningkat, tetap, atau menurun.
* Koefisien-koefisien fungsi Cobb Douglas secara langsung menggambarkan elastisitas produksi dari setiap input yang dipergunakan dan dipertimbangkan untuk dikaji dalam fungsi produksi Cobb Douglas itu.
* Koefisien intersep dari fungsi Cobb Douglas merupakan indeks efisiensi produksi yang secara langsung menggambarkan efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output dari sistem produksi yang sedang dikaji itu.
* Hasil pendugaan garis melalui fungsi ini akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas.
Bentuk umum dari fungsi Cobb Douglas adalah sebagai berikut:
Q = δ L^α M^β
Bentuk transformasi
Ln Qn = konstanta + L ln Ln + M ln Mn
Bentuk asli
Qn = e^konstanta Ln^L Mn^M
Keterangan: Q = output
L = input jam kerja efektif (tenaga kerja)
M = input jam kerja mesin efektif
δ = koefisien intersep (indeks efisiensi)
α = elastisitas output dari input L
β = elastisitas output dari input M

Karena penyelesaian fungsi Cobb Douglass harus diubah bentuk fungsinya menjadi fungsi linier, maka ada persyaratan yang harus dipenuhi sebelum menggunakan persamaan tersebut:
* Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol sebab logaritma dari nol adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui.
* Dalam fungsi produksi,perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan tehnologi dalam setiap pengamatan, ini artinya kalau fungsi produksi yang dipakai dalam pengamatan memerlukan lebih dari satu model, maka perbedaan tersebut terletak pada intersep dan bukan pada kemiringan (slope) model tersebut.
* Tiap variabel x adalah perfect competition.
* Perbedaan lokasi seperti iklim adalah tercakup pada faktor kesalahan u (disturbance term).

Data yang dipakai mempunyai limitasi yang penting dalam penggunaan fungsi cob douglas antara lain:
* Data harga yang dipakai pada fungsi cobb douglas apabila menggunakan data cross section harus mempunyai nilai variasi yang cukup. Kenyataan data harga input didasarkan pada harga pemerintah yang cenderung konstan dan variasinya kecil.
* Pengukuran data yang dilakukan agak sulit seperti upah tenaga kerja apakah upah riil atau diluangkan
* Data tidak boleh ada nilai nol atau negatif karena nilai logaritma dari nol atau negatif adalah tidak terhingga.

Penggunaan asumsi harus tepat dan sesuai seperti asumsi penggunaan teknologi dianggap netral yang artinya intercept bisa berbeda, tetapi slope garis penduga Cobb Douglas dianggap sama padahal belum tentu teknologi di daerah penelitian sama.

Soekartawi (1993) menyatakan Return to scale (RTS) digunakan untuk mengetahui apakah kegiatan dari usahatani tersebut mengalami kaidah increasing, constan atau decreasing return to scale serta dapat menunjukkan efisiensi produksi secara tehnis.
Ada tiga alternatif yang bisa terjadi dalam RTS, yaitu :
* Decreasing return to scale, apabila (b1 + b2) < 1, artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi melebihi proporsi penambahan produksi. * Constant return to scale, apabila (b1 + b2) = 1, artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan sama dengan proporsi penambahan produksi. * Increasing return to scale, apabila (b1 + b2) > 1, artinya bahwa proporsi penambahan produksi melebihi proporsi penambahan faktor produksi.

Tetapi fungsi cobb douglas ini juga mempunyai kelemahan-kelemahan, antara lain :
* Spesifikasi variabel yang keliru, hal ini menyebabkan nilai elastisitas produksi yang diperoleh negatif atau nilainya terlalu besar atau kecil. Spesifikasi ini akan menimbulkan terjadinya multikolinearitas pada variabel bebas.
* Kesalahan pengukuran variabel, hal ini terjadi bila data kurang valid sehingga menyebabkan besaran elastisitas produksi yang terlalu besar atau kecil.
* Bias terhadap variabel manajemen. Faktor manajemen merupakan faktor penting untuk meningkatkan produksi karena berhubungan langsung dengan variabel terikat seperti manajemen penggunaan faktor produksi yang akan mendorong besaran elastisitas tehnik dari fungsi produksi ke arah atas. Manajemen ini berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam pengalokasian variabel input dan kadang sulit diukur dalam pendugaan fungsi cob douglas.
* Multikolinearitas, dalam fungsi ini sulit dihindarkan meskipun telah diusahakan agar besaran korelasi antara variabel indipenden tidak terlalu tinggi seperti memperbaiki spesifikasi variabel yang dipakai.


Sumber:
shinta.lecture.ub.ac.id
pksm.mercubuana.ac.id

Sabtu, 09 April 2011

Termometer

Temperatur merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya benda (Giancoli, 2001:449).
Banyak sifat zat yang berubah terhadap temperatur. Sebagian besar zat memuai saat dipanaskan, seperti besi akan memanjang saat panas daripada saat kondisi dingin. Jalan dan trotoar beton pun memuai dan menyusut terhadap tempatur yang menjadi alasan ditempatkannya pemisah yang bisa ditekan atau bisa memuai pada jarak tertentu di jembatan maupun jalanan beton.
Hambatan listrik materi zat juga berpengaruh signifikan terhadap temperatur. Demikian pula dengan warna benda, perubahan warna menunjukkan tempatur tertentu.
Misalnya api warna biru menunjukkan suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan api berwarna merah atau berwarna kuning. Cahaya putih yang dihasilkan dari kawat wolfram (tungsten) dalam bolam pijar berasal dari kawat yang sangat panas. Zat padat besi berwarna jingga hingga putih bila dipanaskan saat ditempa dalam pabrik kendaraan menunjukkan fenomena serupa. Demikian pula dengan bintang-bintang yang berkelap kelip menunjukkan temperatur permukaan bintang-bintang tersebut. Matahari pun dikatakan bintang (kerdil kuning). Suhu permukaan bintang atau matahari yang berdasarkan warna bisa dihitung temperaturnya menggunakan panjang gelombang cahaya yang dipancarkannya.
Alat yang dirancang untuk mengukur temperatur dinamakan termometer. Sebagian besar termometer dirancang peka terhadap pemuaian. Galileo mengajukan gagasan pertama termometer melalui fenomena pemuaian gas. Berangsur-angsur evolusi termometer terjadi hingga menjadi termometer yang berisi cairan dalam gelas.
Macam-macam termometer antara lain : termometer oven, termometer ketel kopi, termometer udara, termometer hambatan, termistor, termometer kopel.
Untuk menyatakan hasil pengukuran termometer digunakan skala numerik, skala yang digunakan secara kuantitatif ini yang paling banyak dipakai adalah skala Celcius, skala Fahrenheit, dan skala yang paling penting dalam sains adalah skala absolut atau Kelvin (Giancoli, 2001:451).
Untuk memudahkan mengingat skala termometer ini 00C = 320C, 50C = 90C, atau 1000C = 2120F.
Demikian pula halnya dengan 800R = 212 0F atau 273 K = 00C bahkan 0 K = -2730C
Macam-macam thermometer
1. Termometer Raksa
Termometer yang pipa kacanya diisi dengan raksa disebut termometer raksa. Termometer raksa dengan skala celcius adalah termometer yang umum dijumpai dalam keseharian.
• Keuntungan
- Raksa mudah dilihat karena mengkilap.
- Volume raksa berubah secara teratur ketika terjadi perubahan suhu.
- Raksa tidak membasahi kaca ketika memuai atau menyusut.
- Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan laboratoriun (-40 derajat Celcius s/d 350 derajat Celcius)
- Raksa dapat terpanasi secara merata sehingga menunjukkan suhu cepat dan tepat.
• Kerugian
- Raksa mahal
- Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah (misalnya suhu di kutub utara dan kutub selatan)
- Raksa termasuk zat berbahaya (sering digunakan “air keras”) sehingga termometer raksa berbahaya jika tabungnya pecah.
2. Termometer Alkohol
• Keuntungan
- Alkohol lebih murah dibandingkan raksa
- Alkohol terliti, karena untuk kenaikana suhu yang kecil, alkohol mengalami perubahan volum yang besar.
- Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat dingin (misalnya suhu di daerah kutub) karena titik beku alkohol sangat rendah yaitu -112 derajat celcius.
• Kerugian
- Alkohol memiliki titik didih rendah yaitu 78 derajat Celcius sehingga pemakaiannya terbatas (antara lain tidak dapat mengukur suhu air ketika mendidih.
- Alkohol tidak berwarna, sehingga harus diberi warna terlebih dahulu agar mudah dilihat.
- Alkohol membasahi (melekat) pada dinding kaca.
3. Termometer Klinis
Biasa digunakan para dokter & perawat untuk mengukur suhu tubuh manusia.
4. Termometer Dinding
Umumnya termometer dinding dipasang tegak di dinding sebuah ruang dan digunakan untuk mengukur suhu ruangan.
5. Termometer Max & Min Six
Suhu dalam sebuah rumah kaca, yaitu rumah digunakan untuk menanm tanaman sebagai bahan penelitian, umumnya diukur dengan menggunakan termometer max & min six.
6. Termometer gas (pada p tetap)
Termometer yang tekanan gasnya dijaga tetap, dan volume gasnya dijadikan sifat termometrik dari termometer.
Pada prinsipnya, jika suhu naik, tekanan gas naik dan dihasilkan beda ketinggianh yang lebih besar pada thermometer. Karena gas memuai lebih besar daripada cairan maka termometer gas lebih teliti daripada termometer cairan. Selain itu dapat mengukur suhu lebih rendah dan lebih tinggi dibandingkan termometer cairan. Jangkauan suhunya mulai dari -250oC sampai dengan 1500oC.

7. Termometer gas (pada v tetap)
Prinsip kerja si termometer gas volume-konstan adalah sebagai berikut.
Volume gas dijaga agar selalu tetap alias tidak berubah. Ketika suhu bertambah, tekanan gas juga akan ikut bertambah.
Dalam pipa 1 dan pipa 2 terdapat air raksa. Volume gas dijaga agar selalu konstan, dengan cara menaikan atau menurunkan pipa 2 sehingga permukaan air raksa dalam pipa 1 selalu berada pada tanda acuan. Jika suhu (temperature) meningkat, tekanan gas dalam tabung juga ikut bertambah. Karenanya, pipa 2 harus diangkat lebih tinggi agar volume gas selalu konstan. Tekanan gas bisa diketahui dengan membaca tinggi kolom air raksa (h) dalam pipa 2.
Biasanya pada termometer gas volume konstan yang canggih sudah ada alat penghitung tekanan. Wadah yang berisi gas juga sudah dirancang agar gas selalu berada dalam volume yang tetap. Jadi yang diukur cuma perubahan tekanannya saja…

8. Termometer cairan
Temometer jenis ini biasanya dibuat dari kaca halus yang bagian dalamnya berongga dan hampa udara dengan tabung (pentolan) di bagian bawahnya yang diisi dengan cairan. Cairan yang biasa digunakan dalam termometer cairan adalah raksa dan alkohol.
Ketika suhu meningkat, alkohol atau air raksa yang berada di dalam wadah akan memuai sehingga panjang kolom alkohol atau air raksa akan bertambah. Sebaliknya, ketika suhu menurun, panjang kolom alkohol atau air raksa akan berkurang. Pada bagian luar tabung kaca terdapat angka-angka yang merupakan skala termometer tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh ujung kolom alkohol atau air raksa merupakan nilai suhu yang diukur.

9. Termometer resistor
Hambatan listrik dari logam akan bertambah apabila suhu logam naik. Sifat ini yang dipakai sebagai dasar kerja thermometer hambatan listrik. Jika termometer hambatan listrik berbentuk kawat halus yang panjang, biasanya kawat itu dililitkan pada kerangka tipis untuk menghindari regangan berlebihan ketika kawat mengerut pada waktu dingin. Dalam keadaan khusus, kawat itu dapat dililitkan pada atau dimasukkan dalam bahan yang suhunya akan diukur. Dalam kisaran suhu rendah, termometer hambatan sering kali terdiri atas hambatan radio dan terbuat dari komposisi karbon dan kristal germanium yang didoping dengan arsenik dan dimasukkan dalam kapsul tertutup berisi helium. Termometer ini dapat ditempelkan pada permukaan zat yang suhunya akan diukur atau diletakkan dalam lubang yang digurdi untuk maksud itu. Biasanya hambatan diukur dengan mempertahankan arus tetap yang besarnya diketahui dalam termometer itu dan mengukur beda potensial kedua ujung hambat dengan pertolongan potensiometer yang sangat peka.
Arus dibuat tetap dengan cara mengatur hambatan geser sehingga beda potensial kedua ujung hambat baku yang terpasang seri dengan termometer, seperti terlihat pada potensiometer pemonitor, tetap sama. Termometer hambatan platina dapat dipakai untuk pekerjaan yang sangat cermat dalam kisaran antara -253oC sampai 1200oC.

10. Pirometer
Pirometer adalah jenis termometer yang digunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi (diatas 10000C), misalnya suhu cairan logam di pabrik pengelolaan logam.
Pada umumnya hambatan suatu listrik akan berubah jika suhunya berubah. Bila suhu naik, hambatan listrik akan menjadi besar, demikian pula sebaliknya. Termometer pyrometer ini dinamakan pyrometer atau termometer hambatan.
Di dunia industri, termometer pirometer dikenal juga pyrometer optic (optical pyrometer). Pyrometer ini terdiri dari sebuah teleskop T. di dalam tabung teleskop ini ada filter F dari gelas merah dan sebuah lampu lustrik L berukuran kecil.
Jika pyrometer diarahkan ke api suatu tungku, pengamat dapat melihat melalui teleskop, filament lampu yang gelap dengan latar belakang api tungku yang terang.
Filament lampu ini dihubungkan dengan baterai B dan rheostat R. dengan cara memutar tombol rheostat arus di dalam filamen lampu L dapat diatur sedemikian rupa sehingga terang cahaya lampu L dapat ditambah berangsur-angsur sampai terang filament sama dengan latar belakang nya, yaitu api tungku yang terang, yang berfungsi sebagai objek yang akan di ukur suhunya.
Dari pembacaan di arus A, setelah di kalibrasi dan di tera dalam skala suhu maka objek dapat diukur.

11. Termokopel
Termokopel merupakan salah satu aplikasi dari prinsip termodinamika, dimana termokopel ini sering digunakan pada: Industri besi dan baja, Pengaman pada alat-alat pemanas, Untuk termopile sensor radiasi, Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop, salah satu aplikasi termopile.
Prinsip kerja dari termokopel adalah, adanya perbedaan panas secara gradien akan menghasilkan tegangan listrik, hal ini disebut sebagai efek termoelektrik. Untuk mengukur perubahan panas ini gabungan dua macam konduktor sekaligus sering dipakai pada ujung benda panas yang diukur. Konduktor tambahan ini kemudian akan mengalami gradiasi suhu, dan mengalami perubahan tegangan secara berkebalikan dengan perbedaan temperatur benda. Menggunakan logam yang berbeda untuk melengkapi sirkuit akan menghasilkan tegangan yang berbeda, meninggalkan perbedaan kecil tegangan memungkinkan kita melakukan pengukuran, yang bertambah sesuai temperatur. Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1 hingga 70 microvolt tiap derajad celcius untuk kisaran yang dihasilkan kombinasi logam modern. Beberapa kombinasi menjadi populer sebagai standar industri, dilihat dari biaya, ketersediaanya, kemudahan, titik lebur, kemampuan kimia, stabilitas, dan hasil. Sangat penting diingat bahwa termokopel mengukur perbedaan temperatur di antara 2 titik, bukan temperatur absolut.

12. Termistor
Termistor (Inggris: thermistor) adalah alat atau komponen atau sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan atau werstan atau resistance) jika suhu atau temperatur yang mengenai termistor ini berubah, artinya jika suhu naik, hambatan termistor turun. Hambatan listrik diukur dengan suatu rangkaian yang mengandung sebuah skala yang dikalibrasi dalam derajat suhu. Termistor ini merupakan gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat pengukur tahanan).

Hukum Newton

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI
Selain mengembangkan tiga hukum tentang Gerak (Hukum I Newton, Hukum II Newton dan Hukum III Newton), Newton juga menyelidiki gerakan planet-planet dan bulan. Ia selalu bertanya mengapa bulan selalu berada dalam orbitnya yang hampir berupa lingkaran ketika mengitari bumi. Selain itu, ia juga selalu mempersoalkan mengapa benda-benda selalu jatuh menuju permukaan bumi. Wililiam Stukeley, teman Newton ketika masih muda, menulis bahwa ketika mereka sedang duduk minum teh di bawah pohoh apel, Newton yang waktu itu masih muda dan cakep, melihat sebuah apel jatuh dari pohonnya. Dikatakan bahwa Newton mendapat ilham dari jatuhnya buah apel. Menurutnya, jika gravitasi bekerja di puncak pohon apel, bahkan di puncak gunung, maka mungkin saja gravitasi bekerja sampai ke bulan. Dengan penalaran bahwa gravitasi bumi yang menahan bulan pada orbitnya, Newton mengembangkan teori gravitasi yang sekarang diwariskan kepada kita.
Perlu diketahui bahwa persoalan yang dipikirkan Newton ini telah ada sejak zaman yunani kuno. Ada dua persoalan dasar yang telah diselidiki oleh orang yunani, jauh sebelum Newton lahir. Persoalan yang selalu dipertanyakan adalah mengapa benda-benda selalu jatuh ke permukaan bumi dan bagaimana gerakan planet-planet, termasuk matahari dan bulan (matahari dan bulan pada waktu itu digolongkan menjadi planet-planet). Orang-orang Yunani pada waktu itu melihat kedua persoalan di atas (benda yang jatuh dan gerakan planet) sebagai dua hal yang berbeda. Demikian hal itu berlanjut hingga zaman Newton. Jadi apa yang dihasilkan oleh eyang dibangun di atas hasil karya orang-orang sebelum dirinya. Yang membedakan Newton dan orang-orang sebelumnya adalah bahwa memandang kedua persoalan dasar di atas (gerak jatuh benda dan gerakan planet) disebabkan oleh satu hal saja dan pasti mematuhi hukum yang sama. Pada abad ke-17, Newton menemukan bahwa ada interaksi yang sama yang menjadi penyebab jatuhnya buah apel dari pohon dan membuat planet tetap berada pada orbitnya ketika mengelilingi matahari. Demikian juga bulan, satu-satunya satelit alam kesayangan bumi tetap berada pada orbitnya.
Mari kita belajar hukum dasar cetusan Newton yang kini diwariskan kepada kita. Hukum dasar inilah yang menentukan interaksi gravitasi. Ingat bahwa hukum ini bersifat universal alias umum; gravitasi bekerja dengan cara yang sama, baik antara diri kita dengan bumi, antara bumi dengan buah mangga yang lezat ketika jatuh, antara bumi dengan pesawat yang jatuh, antara planet dengan satelit dan antara matahari dengan planet-planetnya dalam sistem tatasurya.
Tahukah anda, bahkan gagasan Newton mengenai gravitasi pada mulanya dibantai habisan-habisan oleh banyak ilmuwan yang bertentangan dengan gagasannya ? Pada waktu itu, banyak ilmuwan yang mungkin saking kebingungan sulit menerima gagasan Newton mengenai gaya gravitasi. Gaya gravitasi termasuk gaya tak sentuh, di mana bekerja antara dua benda yang berjauhan alias tidak ada kontak antara benda-benda tersebut. Gaya-gaya yang umumnya dikenal adalah gaya-gaya yang bekerja karena adanya kontak; gerobak sampah bergerak karena kita memberikan gaya dorong, bola bergerak karena ditendang, sedangkan gravitasi, bisa bekerja tanpa sentuhan ? aneh… Newton mengatakan kepada mereka bahwa ketika apel jatuh, bumi memberikan gaya kepadanya sehingga apel tersebut jatuh, demikian juga bumi mempertahankan bulan tetap pada orbitnya dengan gaya gravitasi, meskipun tidak ada kontak dan letak bumi dan bulan berjauhan. Akhirnya, perlahan-lahan sambil bersungut-sungut mereka mulai merestui dan mendukung dengan penuh semangat Hukum Gravitasi yang dicetuskan oleh Newton
Sebelum mencetuskan Hukum Gravitasi Universal, Newton telah melakukan perhitungan untuk menentukan besar gaya gravitasi yang diberikan bumi pada bulan sebagaimana besar gaya gravitasi bumi yang bekerja pada benda-benda di permukaan bumi. Sebagaimana yang kita ketahui, besar percepatan gravitasi di bumi adalah 9,8 m/s2. Jika gaya gravitasi bumi mempercepat benda di bumi dengan percepatan 9,8 m/s2, berapakah percepatan di bulan ? karena bulan bergerak melingkar beraturan (gerakan melingkar bulan hampir beraturan), maka percepatan sentripetal bulan dihitung menggunakan rumus percepatan sentripetal Gerak melingkar beraturan.
Diketahui orbit bulan yang hampir bulat mempunyai jari-jari sekitar 384.000 km dan periode (waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu putaran) adalah 27,3 hari.
Jadi percepatan gravitasi bulan terhadap bumi 3600 kali lebih kecil dibandingkan dengan percepatan gravitasi bumi terhadap benda-benda di permukaan bumi. Bulan berjarak 384.000 km dari bumi. Jarak bulan dengan bumi ini sama dengan 60 kali jari-jari bumi (jari-jari bumi = 6380 km). Jika jarak bulan dari bumi (60 kali jari-jari bumi) dikuadratkan, maka hasilnya sama dengan 3600 (60 x 60 = 602 = 3600). Angka 3600 yang diperoleh dengan mengkuadratkan 60 hasilnya sama dengan Percepatan bulan terhadap bumi, sebagaimana hasil yang diperoleh melalui perhitungan.
Berdasarkan perhitungan ini, Newton menyimpulkan bahwa besar gaya gravitasi yang diberikan oleh bumi pada setiap benda semakin berkurang terhadap kuadrat jaraknya (r) dari pusat bumi. Selain faktor jarak, Newton juga menyadari bahwa gaya gravitasi juga bergantung pada massa benda. Pada Hukum III Newton kita belajar bahwa jika ada gaya aksi maka ada gaya reaksi. Ketika bumi memberikan gaya aksi berupa gaya gravitasi kepada benda lain, maka benda tersebut memberikan gaya reaksi yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap bumi. Karena besarnya gaya aksi dan reaksi sama, maka besar gaya gravitasi juga harus sebanding dengan massa dua benda yang berinteraksi. Berdasarkan penalaran ini, eyang Newton menyatakan hubungan antara massa dan gaya gravitasi.
Setelah membuat penalaran mengenai hubungan antara besar gaya gravitasi dengan massa dan jarak, Newton membuat penalaran baru berkaitan dengan gerakan planet yang selalu berada pada orbitnya ketika mengitari matahari. Eyang menyatakan bahwa jika planet-planet selalu berada pada orbitnya, maka pasti ada gaya gravitasi yang bekerja antara matahari dan planet serta gaya gravitasi antara planet, sehingga benda langit tersebut tetap berada pada orbitnya masing-masing. Luar biasa pemikiran Newton ini. Tidak puas dengan penalarannya di atas, ia menyatakan bahwa jika gaya gravitasi bekerja antara bumi dan benda-benda di permukaan bumi, serta antara matahari dan planet-planet maka mengapa gaya gravitasi tidak bekerja pada semua benda ?
Akhirnya, Newton pun mencetuskan Hukum Gravitasi Universal dan mengumumkannya pada tahun 1687, hukum yang sangat terkenal dan berlaku baik di indonesia, amerika atau afrika bahkan di seluruh penjuru alam semesta. Hukum gravitasi Universal itu berbunyi demikian :
Semua benda di alam semesta menarik semua benda lain dengan gaya sebanding dengan hasil kali massa benda-benda tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara benda-benda tersebut.
100 tahun setelah Newton mencetuskan hukum Gravitasi Universal, pada tahun 1978, Henry Cavendish berhasil mengukur gaya yang sangat kecil antara dua benda, mirip seperti dua bola. Melalui pengukuran tersebut, Henry membuktikan dengan sangat tepat persamaan Hukum Gravitasi Universal di atas. Perbaikan penting dibuat oleh Poyting dan Boys pada abad kesembilan belas. Nilai G yang diakui sekarang = 6,67 x 10-11 Nm2/kg2
Pada pembahasan mengenai Hukum Newton tentang Gravitasi, kita telah meninjau gaya gravitasi sebagai interaksi gaya antara dua atau lebih partikel bermassa. Partikel-partikel tersebut dapat saling berinteraksi walaupun tidak bersentuhan. Pandangan lain mengenai gravitasi adalah konsep medan, di mana sebuah benda bermassa mengubah ruang di sekitarnya dan menimbulkan medan gravitasi. Medan ini bekerja pada semua partikel bermassa yang berada di dalam medan tersebut dengan menimbulkan gaya tarik gravitasi. Jika sebuah benda berada di dekat bumi, maka terdapat sebuah gaya yang dikerjakan pada benda tersebut. Gaya ini mempunyai besar dan arah di setiap titik pada ruang di sekitar bumi. Arahnya menuju pusat bumi dan besarnya adalah mg.
Jadi jika sebuah benda terletak di setiap titik di dekat bumi, maka pada benda tersebut bekerja sebuah vektor g yang sama dengan percepatan yang akan dialami apabila benda itu dilepaskan. Vektor g tersebut dinamakan kekuatan medan gravitasi
Pada awal tulisan ini, kita telah mempelajari Hukum gravitasi Newton dan menurunkan persamaan gravitasi Universal. Sekarang kita mencoba menerapkannya pada gaya gravitasi antara bumi dan benda-benda yang terletak di permukaannya. Kita tulis kembali persamaan gravitasi universal untuk membantu kita dalam menganalisis :
Untuk persoalan gravitasi yang bekerja antara bumi dan benda-benda yang terletak di permukaan bumi, m1 pada persamaan di atas adalah massa bumi (mB), m2 adalah massa benda (m), dan r adalah jarak benda dari permukaan bumi, yang merupakan jari-jari bumi (rB). Gaya gravitasi yang bekerja pada bumi merupakan berat benda, mg.
Setelah G ditemukan, manusia baru bisa mengetahui massa bumi lewat perhitungan menggunakan persamaan ini. Hal ini bisa dilakukan karena telah diketahui konstanta universal, percepatan gravitasi dan jari-jari bumi.
Ini adalah persamaan percepatan gravitasi efektiv. Jika ditanyakan percepatan gravitasi pada ketinggian tertentu di dekat permukaan bumi, maka kita dapat menggunakan persamaan ini. Jika kita menghitung berat benda yang terletak di permukaan bumi, kita menggunakan mg.
KRISIS METAFISIS

Menurut Auguste Comte, perkembangan akal budi manusia bergerak dalam urutan yang linier dan tidak terputus. Perkembangan itu bermula dari tahap teologis ke tahap metafisis dan berakhir di tahap positif.
Menurut Comte, teologis dan metafisis adalah pengetahuan yang merupakan lawan dari fakta-fakta positif. Jadi, teologis dan metafisis adalah kejadian yang bersifat khayal, meragukan, ilusi, dan kabur. Pengetahuan tersebut lambat tapi pasti akan tersingkir dan digantikan oleh ilmu pengetahuan positif. Ilmu pengetahuan positif ini, menurut Comte adalah satu-satunya jenis pengetahuan tertinggi dan paling unggul yang pernah dimiliki oleh manusia.
Comte menulis, “Sebagai anak kita menjadi seorang teolog, sebagai remaja kita menjadi ahli metafisika, sebagai dewasa kita menjadi ahli ilmu alam.” Pada tahap teologis, manusia berusaha menerangkan segenap kejadian dalam kaitannya dengan teka-teki alam yang dianggap bersifat misterius. Namun, manusia tidak menghayati dirinya sebagai makhluk luhur dan rasional dalam usahanya untuk memahami alam semesta.
Pada tahap metafisis, manusia mulai merombak cara berpikirnya yang mulai dianggap tidak mampu memenuhi keinginan untuk menemukan jawaban yang memuaskan tentang kejadian alam semesta. Pada tahap ini, semua kejadian tidak lagi diterangkan dalam hubungannya dengan kekuatan yang bersifat rohani dan supranatural. Manusia pada tahap ini berusaha mencari esensi dari segala sesuatu. Perbedaan cara berpikir pada tahap metafisis dengan tahap teologis adalah manusia tidak lagi bersifat fatalis dengan hanya terpaku pada dogma agama. Namun, pada tahap ini masih menggunakan pengandaian-pengandaian. Sehingga tahap ini hanyalah tahap transisi menuju tahap berikutnya.
Pada tahap positif, kejadian alam tidak lagi dijelaskan melalui pengandaian semata, tetapi melalui berdasarkan pada observasi, eksperimen, dan komparasi yang ketat dan teliti. Gejala dan kejadian alam harus dibersihkan dari teologis dan metafisisnya. Akal tidak diarahkan untuk mencari kekuatan yang substansial di balik setiap kejadian. Akal pun tidak lagi berorientasi pada pencarian sebab pertama dan tujuan akhir kehidupan. Akal mencari hukum-hukum yang mengatur timbulnya kejadian itu. Hukum-hukum tersebut kemudian dianggap pasti dan dapat dipertanggungjawabkan karena semua orng dapat membuktikannya dengan perangkat metode yang sama seperti perangkat yang dipakai untuk menemukan hukum tersebut. Lebih jauh lagi, hukum-hukum ini kemudian bersifat praktis karena dianggap mampu mengontrol dan memanipulasi kejadian-kejadian sebagai sarana untuk menggapai masa depan yang lebih baik.
Dalam mendapatkan teori ini, Comte berpedoman pada rasionalitas Descartes dan ilmu-ilmu alam. Oleh karena itu, apabila kita telusuri ilmu pengetahuan positif ini, kita akan mendapatkan beberapa asumsi, antara lain:
1. Ilmu pengetahuan harus bersifat objektif (bebas nilai dan netral)
Objektivitas pengetahuan berlangsung dari dua pihak: subjek dan objek. Pada pihak subjek, seorang ilmuwan tidak boleh membiarkan dirinya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam dirinya yang bisa mempengaruhi objek yang diobservasi. Pada pihak objek, hal-hal yang tidak dapat diukur tida ditolerir keberadaannya, misalnya estetika sebuah benda seni. Selain itu, objek harus diandaikan tidak mempunyai subjektivitas dan keunikan.
2. Ilmu pengetahuan hanya berkaitan dengan hal-hal yang berulang kali terjadi
Apabila ilmu pengetahuan diarahkan kepada hal-hal unik, pengetahuan tidak akan dapat membantu untuk meramalkan.
3. Ilmu pengetahuan menyoroti setiap fenomena atau kejadian alam dari saling ketergantungan dan antar hubungannya dengan fenomena-fenomena atau kejadian-kejadian lain.
Mereka diandaikan saling berhubungan dan membentuk sistem mekanis. Maka perhatian ilmuwan bukan diarahkan pada hakikat atau substansi dari kejadian-kejadian itu.

Krisis metafisis dalam ilmu pengerahuan

KRISIS METAFISIS DALAM ILMU PENGETAHUAN
Perkembangan Ilmu Pada masa Modern dan Kontemporer secara Epistemologis sebagai ciri yang patut mendapat perhatian dalam epistemologis pembangan ilmu pada masa modern adalah munculnya pandangan baru mengenai ilmu pengetahuan. Pandangan itu merupakan kritik terhadap pandangan Aristoteles.
Pada abad-abad berikutnya bahwa kemajuan yang dicapai oleh pengetahuan manusia khususnya ilmu-ilmu alam, akan membawa perkembangan manusia pada masa depan yang semakin gemilang dan makmur sebagai akibatnya, ilmu pengetahuan masa modern sangat mempengaruhi dan merubah manusia dan dunianya. Terjadilah Revolusi Industri I sekitar tahun 1900 dengan pemakaian mesin-mesin mekanis lalu Revolusi Industri II (mulai sekitar tahun 1900 dengan pemakaian listrik dan titik awal pemakaian sinar-sinar, dan kemudian Revolusi III yang ditandai dengan penggunaan kegiatan alam dengan penggunaan komputer yang sedang kita saksikan dewasa ini. Dengan demikian adanya perubahan pandangan tentang ilmu pengetahuan mempunyai peran penting dalam membentuk peradaban dan kebudayaan manusia, dan dengan itu pula dampaknya muncul semacam kecenderungan yang pada jantung setiap ilmu pengetahuan juga para ilmuwan untuk lebih berinovasi untuk berikutnya.
Kecenderungan yang lain ialah adanya hasrat untuk selalu menerapkan apa yang dihasilkan oleh pengetahuan, baik dalam dunia teknik mikro maupun makro. Dengan demikian tampaklah bahwa semakin maju pengetahuan, semakin meningkat keinginan manusia, sampai memaksa, dan membabi buta. Akibatnya ilmu pengetahuan dan hasilnya menjadi tidak manusiawi lagi, bahkan cenderung memperbudak manusia itu sendiri yang telah merencanakan dan menghasilkannya. Kedua kecenderungan ini secara nyata paling rnenampakkan diri dan paling mengancam keamanan dan kehidupan manusia dalam bidang persenjataan, dalam memakai senjata menghabiskan banyak kenyamanan bumi yang tidak dapat diperbaharui kembali.
Pengetahuan dan teknologi modern sebab-sebab yang menimbulkan krisis-krisis di atas ialah kesat dan pistemologi yang mendasari ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dalam hubungan ini banyak orang bahwa telah mulai berbagi sebagai akibat kesalahan epistemologi Barat. Ini semua dari insektisida sampai polusi, jarahan radioaktif dan kemungkinan mencairnya es di Antartika.
Metode ini amat dominan dalam epistemologi modern, khususnya dalam metode keilmuan, ketiga objek yang dikaji adalah realitas, empirs, indrawi, dan dapat dipikirkan dengan rasio. Dalam kaitan ini, Herman Khan menyebutkan budaya yang dihasilkan dari epistemologi di atas adalah budaya indrawi yaitu budaya yang bersifat empiris, duniawi, sekular, tentang tujuan ilmu pengetahuan dalam ilmu pengetahuan modern ialah bahwa ilmu pengetahuan bertujuan menundukkan alam dipandang sebagai sesuatu untuk dimanfaatkan dan dinikmati semaksimal mungkin. Dalam hubungan ini Nasr mengemukakan bahwa akibat yang akan terjadi dari pandangan alam diperlakukan oleh manusia modern seperti mengambil manfaat dan kepuasan darinya tanpa rasa kecewa dan tanggung jawab apa pun.
Lebih lanjut, Nasr mengritik ilmu pengetahuan modern bahwa ilmu modern mereduksi seluruh esensi metafisik, kepada material dan substansial. Dengan demikian, dunia metafisis nyaris sirna. Kalaupun ada, megafisik mereduksi menjadi filsafat rasional yang selanjutnya sekedar pelengkap ilmu pengetahuan alam dan matematika. Bahkan kosmologi diturunkan derajatnya dengan memandangnya hanya semacam superstisi dengan pandangannya itu, pengetahuan modern menyingkirkan pengetahuan, kosmologi dan rencana. Pada hal menurut Nasr kosmologi adalah ilmu sakral, yang menjelaskan kaitan materi dengan wahyu dan doktrin metafisis.

Demand Analysis

Contoh barang : Sepatu
Kuantitas permintaan barang atau jasa (QDX)
Kuantitas permintaan barang sangat bagus dan banyak, karena model sepatu makin lama makin banyak dan setiap orang membutuhkan sepatu, entah itu untuk sekolah, bekerja, pesta, olahraga, atau sekedar untuk jalan-jalan, dan lain-lain.

Harga barang atau jasa (PX)
Harga barang cukup terjangkau oleh masyarakat pada umumnya; tergantung dari model sepatu, merk sepatu tersebut, kualitas sepatu, trend yang sedang terjadi saat ini, dan tempat dimana kita membelinya.
Hubungan kebutuhan dasar adalah antara harga potensial yang baik dan kuantitas yang akan dibeli pada harga tersebut. Umumnya hubungan makna negatif bahwa peningkatan harga akan menyebabkan penurunan kuantitas yang diminta. Hubungan negatif ini diwujudkan dalam kemiringan ke bawah dari kurva permintaan konsumen. Asumsi hubungan negatif adalah wajar dan intuitif.

Pendapatan konsumen
Pendapatan dari konsumen merupakan pengaruh penting pada permintaan. Jika pendapatan naik maka permintaan akan barang (sepatu) meningkat bahkan mungkin cenderung membeli model dan merk yang bagus. Orang membeli lebih banyak barang normal daripada inferior. Dengan demikian pendapatan berpengaruh terhadap permintaan mungkin positif dan negatif. Permintaan dari seseorang (atau sebuah rumah tangga) dapat dipengaruhi tidak hanya oleh tingkat pendapatan sendiri mutlak, tapi juga oleh-relatif pendapatan penghasilannya relatif terhadap pendapatan tetangganya dan pola pembeliannya.

Harga dari barang lain yang bersangkutan

Barang lain yang bersangkutan itu adalah barang untuk melengkapi barang primer seperti sepatu dengan kaos kaki. Jika harga komplemen naik, jumlah yang diminta dari barang lainnya turun. Secara matematis, variabel yang mewakili harga barang komplementer akan memiliki koefisien negatif pada permintaan fungsi. Kategori Hubungan matematis antara harga pengganti dan permintaan untuk kebaikan yang bersangkutan Jika harga pengganti terbenam permintaan untuk kebaikan yang bersangkutan turun.

Ekspektasi konsumen terhadap harga dari barang / jasa X dan tigkat pendapatan dimasa mendatang (PE)
Jika konsumen berpendapat bahwa harga barang akan lebih tinggi di masa depan dia lebih cenderung untuk membelinya sekarang. Jika konsumen mengharapkan bahwa pendapatannya akan lebih tinggi di masa depan konsumen bisa membelinya sekarang. Dengan kata lain ekspektasi positif tentang pendapatan yang akan datang mungkin mendorong konsumsi sekarang.

Ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan barang / jasa X dimasa mendatang (PAE)
ketersediaan sepatu dimasa mendatang akan terus meningkat dengan varian atau model yang terbaru sesuai selera konsumen.

Selera konsumen (T)

Saat ini penggunaan sepatu di masyarakat berdasarkan pada kebutuhan serta lifestyle atau trend yang sedang terjadi saat ini.
Semakin besar keinginan untuk memiliki yang baik semakin besar kemungkinan Anda untuk membeli baik. Ada perbedaan mendasar antara keinginan dan permintaan. Keinginan adalah ukuran dari keinginan untuk membeli berdasarkan baik pada kualitas intrinsiknya. Permintaan adalah kemauan dan kemampuan untuk menempatkan keinginan seseorang berlaku. Hal ini diasumsikan bahwa selera dan preferensi relatif konstan.

Pengeluaran iklan (A)
Iklan juga mempengaruhi permintaan. Hal ini mengamati bahwa pendapatan penjualan dari perusahaan meningkat sebagai respons terhadap iklan sampai titik tertentu. Ini efek promosi sesuai permintaan (penjualan). Iklan sepatu selain muncul di televise juga muncul di majalah-majalah maupun situs internet.

Ekonomi

Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi

Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidak-seimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).
Kata “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani, oikos yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan nomos, atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi – seperti yang telah disebutkan di atas – adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia.
Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah “pembuatan keputusan” dalam berbagai bidang dimana orang dihadapkan pada pilihan-pilihan, misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, dan agama.
Gary Becker dari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya, ia menerangkan bahwa, ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini terkadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.
Banyak ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar, sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan “apa yang seharusnya dilakukan oleh para ahli ekonomi ?”.
“The traditional Chicago School, with its emphasis on economics being an empirical science aimed at explaining real-world phenomena, has insisted on the powerfulness of price theory as the tool of analysis. On the other hand, some economic theorists have formed the view that a consistent economic theory may be useful even if at present no real world economy bears out its prediction.”
Sejarah perkembangan ilmu ekonomi
Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan. Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.
Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Konsep invisble hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya.
Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, oleh karenanya, intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling “bertarung” dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya, seperti: new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.
Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen, dkk., dan kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North.
Metodologi
Sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.
Sejarah teori ekonomi
Sejarah Perkembangan Teori Ekonomi adalah suatu pemikiran kapitalisme yang terlebih dahulu harus dilacak melalui sejarah perkembangan pemikiran ekonomi dari era Yunani kuno sampai era sekarang.
Aristoteles adalah yang pertama kali memikirkan tentang transaksi ekonomi dan membedakan antara yang bersifat “natural” atau “unnatural”. Transaksi natural terkait dengan pemuasan kebutuhan dan pengumpulan kekayaan yang terbatasi jumlahnya oleh tujuan yang dikehendakinya. Transaksi un-natural bertujuan pada pengumpulan kekayaan yang secara potensial tak terbatas. Dia menjelaskan bahwa kekayaan un-natural tak berbatas karena dia menjadi akhir dari dirinya sendiri ketimbang sebagai sarana menuju akhir yang lain, yaitu pemenuhan kebutuhan. Contoh dari transaksi ini disebutkan adalah perdagangan moneter dan retail yang dia ejek sebagai “unnatural” dan bahkan tidak bermoral. Pandangannya ini kelak akan banyak dipuji oleh para penulis Kristen di Abad Pertengahan.
Aristoteles juga membela kepemilikan pribadi yang menurutnya akan dapat memberi peluang seseorang untuk melakukan kebajikan dan memberikan derma dan cinta sesama yang merupakan bagian dari “jalan emas” dan “kehidupan yang baik ala Aristoteles.
Chanakya (c. 350-275 BC) adalah tokoh berikutnya. Dia sering mendapat julukan sebagai Indian Machiavelli. Dia adalah professor ilmu politik pada Takshashila University dari India kuno dan kemudian menjadi Prime Minister dari kerajaan Mauryan yang dipimpin oleh Chandragupta Maurya. Dia menulis karya yang berjudul Arthashastra (Ilmu mendapatkan materi) yang dapat dianggap sebagai pendahulu dari Machiavelli’s The Prince.
Banyak masalah yang dibahas dalam karya itu masih relevan sampai sekarang, termasuk diskusi tentang bagaiamana konsep manajemen yang efisien dan solid, dan juga masalah etika di bidang ekonomi. Chanakya juga berfokus pada isu kesejahteraan seperti redistribusi kekayaan pada kaum papa dan etika kolektif yang dapat mengikat kebersamaan masyarakat.
Tokoh pemikir Islam juga memberikan sumbangsih pada pemahaman di bidang ekonomi. Ibnu Khaldun dari Tunis (1332-1406) menulis masalah teori ekonomi dan politik dalam karyanya Prolegomena, menunjukkan bagaimana kepadatan populasi adalah terkait dengan pembagian tenaga kerja yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang sebaliknya mengakibatkan pada penambahan populasi dalam sebuah lingkaran. Dia juga memperkenalkan konsep yang biasa disebut dengan Khaldun-Laffer Curve (keterkaitan antara tingkat pajak dan pendapatan pajak dalam kurva berbentuk huruf U).
Perintis pemikiran barat di bidang ekonomi terkait dengan debat scholastic theological selama Middle Ages. Masalah yang penting adalah tentang penentuan harga barang. Penganut Katolik dan Protestan terlibat dalam perdebatan tentang apa itu yang disebut “harga yang adil” di dalam ekonomi pasar. Kaum skolastik Spanyol di abad 16 mengatakan bahwa harga yang adil tak lain adalah harga pasar umum dan mereka umumnya mendukung filsafat laissez faire.
Selanjutnya pada era Reformation pada 16th century, ide tentang perdagangan bebas muncul yang kemudian diadopsi secara hukum oleh Hugo de Groot atau Grotius. Kebijakan ekonomi di Europe selama akhir Middle Ages dan awal Renaissance adalah memberlakukan aktivitas ekonomi sebagai barang yang ditarik pajak untuk para bangsawan dan gereja.. Pertukaran ekonomi diatur dengan hukum feudal seperti hak untuk mengumpulkan pajak jalan begitu juga pengaturan asosiasi pekerja (guild) dan pengaturan religious dalam masalah penyewaan. Kebijakan ekonomi seperti itu didesain untuk mendorong perdagangan pada wilayah tertentu.
Karena pentingnya kedudukan sosial, aturan-aturan terkait kemewahan dijalankan, pengaturan pakaian dan perumahan meliputi gaya yang diperbolehkan, material yang digunakan dan frekuensi pembelian bagi masing-masing kelas yang berbeda.
Niccolò Machiavelli dalam karyanya The Prince adalah penulis pertama yang menyusun teori kebijakan ekonomi dalam bentuk nasehat. Dia melakukannya dengan menyatakan bahwa para bangsawan dan republik harus membatasi pengeluarannya, dan mencegah penjarahan oleh kaum yang punya maupun oleh kaum kebanyakan. Dengan cara itu, maka negara akan dilihat sebagai “murah hati” karena tidak menjadi beban berat bagi warganya. Selama masa Early Modern period, mercantilists hampir dapat merumuskan suatu teori ekonomi tersendiri. Perbedaan ini tercermin dari munculnya negara bangsa di kawasan Eropa Barat yang menekankan pada balance of payments. Tahap ini kerapkali disebut sebagai tahap paling awal dari perkembangan modern capitalism yang berlangsung pada periode antara abad 16th dan 18th, kerap disebut sebagai merchant capitalism dan mercantilism. Babakan ini terkait dengan geographic discoveries oleh merchant overseas traders, terutama dari England dan Low Countries; European colonization of the Americas; dan pertumbuhan yang cepat dari perdagangan luar negeri. Hal ini memunculkan kelas bourgeoisie dan menenggelamkan feudal system yang ada sebelumnya.
Mercantilism adalah sebuah sistem perdagangan untuk profit, meskipun produksi masih dikerjakan dengan non-capitalist production methods. Karl Polanyi berpendapat bahwa capitalism belum muncul sampai berdirinya free trade di Britain pada 1830s. Di bawah mercantilism, European merchants, diperkuat oleh sistem kontrol dari negara yang memberiikan subsidi dan memonopoli banyak sumberdaya yang akan menghasilkan banyak keuntungan dari jual-beli bermacam barang. Di bawah mercantilisme, Guilds menjadi dasar pengatur utama dari sistem ekonomi negara. Dalam kalimat Francis Bacon, tujuan dari mercantilisme adalah:
“the opening and well-balancing of trade; the cherishing of manufacturers; the banishing of idleness; the repressing of waste and excess by sumptuary laws; the improvement and husbanding of the soil; the regulation of prices…”
Diantara berbagai mercantilist theory salah satunya adalah bullionism, doktrin yang menekankan pada pentingnya akumulasi precious metals. Mercantilists berpendapat bahwa negara seharusnya mengekspor barang lebih banyak dibandingkan jumlah yang diimport sehingga luar negeri akan membayar selisihnya dalam bentuk precious metals. Mercantilists juga berpendapat bahwa bahan mentah yang tidak dapat ditambang dari dalam negeri, maka harus diimport dan mempromosikan subsidi, seperti penjaminan monopoli protective tariffs, untuk meningkatkan produksi dalam negeri dari manufactured goods.
Para perintis mercantilism menekankan pentingnya kekuatan negara dan penaklukan luar negeri sebagai kebijakan utama dari economic policy. Jika sebuah negara tidak mempunyai supply dari bahan mentahnnya, maka mereka harus mendapatkan koloni dari mana mereka dapat mengambil bahan mentah yang dibutuhkan. Koloni berperan bukan hanya sebagai penyedia bahan mentah tapi juga sebagai pasar bagi barang jadi. Agar tidak terjadi suatu kompetisi, maka koloni harus dicegah untuk melaksanakan produksi dan berdagang dengan pihak asing lainnya.
Selama the Enlightenment, physiocrats Perancis adalah yang pertama kali memahami ekonomi berdiri sendiri. Salah satu tokoh yang terpenting adalah Francois Quesnay. Diagram ciptaannya yang terkenal adalah tableau economique, oleh kawan-kawannya dianggap sebagai salah satu temuan ekonomi terbesar setelah tulisan dan uang. Diagram zig-zag ini dipuji sebagai rintisan awal bagi pengembangan banyak tabel dalam ekonomi modern, ekonometrik, multiplier Keynes, analisis input-output, diagram aliran sirkular dan model keseimbangan umum Walras.
Tokoh lain dalam periode ini adalah Richard Cantillon, Jaques Turgot, dan Etienne Bonnot de Condillac.
Richard Cantillon (1680-1734) oleh beberapa sejarawan ekonomi dianggap sebagai bapak ekonomi yang sebenarnya. Bukunya “Essay on the Naturof Commerce ini General” (1755, terbit setelah dia wafat) menekankan pada mekanisme otomatis dalam pasar yakni penawaran dan permintaan, peran vital dari kewirausahaan, dan analisis inflasi moneter “pra-Austrian” yang canggih yakni tentang bagaimana inflasi bukan hanya menaikkan harga tetapi juga mengubah pola pengeluaran.
Jaques Turgot (1727-81) adalah pendukung laissez faire, pernah menjadi menteri keuangan dalam pemerintahan Louis XVI dan membubarkan serikat kerja (guild), menghapus semua larangan perdagangan gandum dan mempertahankan anggaran berimbang. Dia terkenal dekat dengan raja meskipun akhirnya dipecat pada tahun 1776. Karyanya “Reflection on the Formation and Distribution of Wealth” menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang perekonomian. Sebagai seorang physiocrats, Turgot membela pertanian sebagai sektor paling produktif dalam ekonomi. Karyanya yang terang ini memberikan pemahaman yang baik tentang preferensi waktu, kapital dan suku bunga, dan peran enterpreneur-kapitalis dalam ekonomi kompetetitif.
Etienne Bonnot de Condillac (1714-80) adalah orang yang membela Turgot di saat-saat sulit tahun 1775 ketika dia menghadapi kerusuhan pangan saat menjabat sebagai menteri keuangan. Codillac juga merupakan seorang pendukung perdagangan bebas. Karyanya “Commerce and Government” (terbit sebulan sebelum The Wealth of Nation, 1776) mencakup gagasan ekonomi yang sangat maju. Dia mengakui manufaktur sebagai sektor produktif, perdagangan sebagai representasi nilai yang tak seimbang dimana kedua belah pihak bisa mendapat keuntungan, dan mengakui bahwa harga ditentukan oleh nilai guna, bukan nilai kerja.
Tokoh lainnya, Anders Chydenius (1729-1803) menulis buku “The National Gain” pada 1765 yang menerangkan ide tentang kemerdekaan dalam perdagangan dan industri dan menyelidiki hubungan antara ekonomi dan masyarakat dan meletakkan dasar liberalism, sebelas tahun sebelum Adam Smith menulis hal yang sama namun lebih komprehensif dalamThe Wealth of Nations. Menurut Chydenius, democracy, kesetaraan dan penghormatan pada hak asasi manusia adalah jalan satu-satunya untuk kemajuan dan kebahagiaan bagi seluruh anggota masyarakat.
Mercantilism mulai menurun di Great Britain pada pertengahan 18th, ketika sekelompok economic theorists, dipimpin oleh Adam Smith, menantang dasar-dasar mercantilist doctrines yang berkeyakinan bahwa jumlah keseluruhan dari kekayaan dunia ini adalah tetap sehingga suatu negara hanya dapat meningkatkan kekayaannya dari pengeluaran negara lainnya.
Meskipun begitu, di negara-negara yang baru berkembang seperti Prussia dan Russia, dengan pertumbuhan manufacturing yang masih baru, mercantilism masih berlanjut sebagai paham utama meskipun negara-negara lain sudah beralih ke paham yang lebih baru.
Pemikiran ekonomi modern biasanya dinyatakan dimulai dari terbitnya Adam Smith’s The Wealth of Nations, pada 1776, walaupun pemikir lainnya yang lebih dulu juga memberikan kontribusi yang tidak sedikit. Ide utama yang diajukan oleh Smith adalah kompetisi antara berbagai penyedia barang dan pembeli akan menghasilkan kemungkinan terbaik dalam distribusi barang dan jasa karena hal itu akan mendorong setiap orang untuk melakukan spesialisasi dan peningkatan modalnya sehingga akan menghasilkan nilai lebih dengan tenaga kerja yang tetap. Smith’s thesis berkeyakinan bahwa sebuah sistem besar akan mengatur dirinya sendiri dengan menjalankan aktivitas masing-masing bagiannya sendiri-sendiri tanpa harus mendapatkan arahan tertentu. Hal ini yang biasa disebut sebagai “invisible hand” dan masih menjadi pusat gagasan dari ekonomi pasar dan capitalism itu sendiri.
Smith adalah salah satu tokoh dalam era Classical Economics dengan kontributor utama John Stuart Mill and David Ricardo. John Stuart Mill, pada awal hingga pertengahan abad 19th, berfokus pada “wealth” yang didefinisikannya secara khusus dalam kaitannya dengan nilai tukar obyek atau yang sekarang disebut dengan price.
Pertengahan abad 18th menunjukkan peningkatan pada industrial capitalism yang memberi kemungkinan bagi akumulasi modal yang luas di bawah fase perdagangan dan investasi pada mesin-mesin produksi. Industrial capitalism, yang dicatat oleh Marx mulai dari pertigaan akhir abad 18th, menandai perkembangan dari the factory system of manufacturing, dengan ciri utama complex division of labor dan routinization of work tasks; dan akhirnya memantapkan dominasi global dari capitalist mode of production.
Hasil dari proses tersebut adalah Industrial Revolution, dimana industrialist menggantikan posisi penting dari merchant dalam capitalist system dan mengakibatkan penurunan traditional handicraft skills dari artisans, guilds, dan journeymen. Juga selama masa ini, capitalism menandai perubahan hubungan antara British landowning gentry dan peasants, meningkatkan produksi dari cash crops untuk pasar lebih dari pada yang digunakan untuk feudal manor. Surplus ini dihasilkan dengan peningkatan commercial agriculture sehingga mendorong peningkatan mechanization of agriculture.
Peningakatan industrial capitalism juga terkait dengan penurunan mercantilism. Pertengahan hingga akhir abad sembilan belas Britain dianggap sebagai contoh klasik dari laissez-faire capitalism. Laissez-faire mendapatkan momentum oleh mercantilism di Britain pada 1840s dengan persetujuan Corn Laws dan Navigation Acts. Sejalan dengan ajaran classical political economists, dipimpin oleh Adam Smith dan David Ricardo, Britain memunculkan liberalism, mendorong kompetisi dan perkembangan market economy.
Pada abad 19th, Karl Marx menggabungkan berbagai aliran pemikiran meliputi distribusi sosial dari sumber daya, mencakup karya Adam Smith, juga pemikiran socialism dan egalitarianism, dengan menggunakan pendekatan sistematis pada logika yang diambil dari Georg Wilhelm Friedrich Hegel untuk menghasilkan Das Kapital. Ajarannya banyak dianut oleh mereka yang mengkritik ekonomi pasar selama abad 19th dan 20th. Ekonomi Marxist berlandaskan pada labor theory of value yang dasarnya ditanamkan oleh classical economists (termasuk Adam Smith) dan kemudian dikembangkan oleh Marx. Pemikiran Marxist beranggapan bahwa capitalism adalah berlandaskan pada exploitation kelas pekerja : pendapatan yang diterima mereka selalu lebih rendah dari nilai pekerjaan yang dihasilkannya, dan selisih itu diambil oleh capitalist dalam bentuk profit.
Pada akhir abad 19th, kontrol dan arah dari industri skala besar berada di tangan financiers. Masa ini biasa disebut sebagai masa “finance capitalism” yang dicirikan dengan subordination proses produksi ke dalam accumulation of money profits dalam financial system. Penampakan utama capitalism pada masa ini mencakup establishment of huge industrial cartels atau monopolies; kepemilikan dan management dari industry oleh financiers berpisah dari production process; dan pertumbuhan dari complex system banking, sebuah equity market, dan corporate memegang capital melalui kepemilikan stock. Tampak meningkat juga industri besar dan tanah menjadi subject of profit dan loss oleh financial speculators. Akhir abad 19th juga muncul “marginal revolution” yang meningkatkan dasar pemahaman ekonomi mencakup konsep-konsep seperti marginalism dan opportunity cost. Lebih lanjut, Carl Menger menyebarkan gagasan tentang kerangka kerja ekonomi sebagai opportunity cost dari keputusan yang dibuat pada margins of economic activity.
Akhir 19th dan awal 20th capitalism juga disebutkan segagai era “monopoly capitalism,” ditandai oleh pergerakan dari laissez-faire phase of capitalism menjadi the concentration of capital hingga mencapai large monopolistic atau oligopolistic holdings oleh banks and financiers, dan dicirikan oleh pertumbuhan corporations dan pembagian labor terpisah dari shareholders, owners, dan managers.
Perkembangan selanjutnya ekonomi menjadi lebih bersifat statistical, dan studi tentang econometrics menjadi penting. Statistik memperlakukan price, unemployment, money supply dan variabel lainnya serta perbandingan antar variabel-variabel ini, menjadi sentral dari penulisan ekonomi dan menjadi bahan diskusi utama dalam lapangan ekonomi. Pada quarter terakhir abad 19th, kemunculan dari large industrial trusts mendorong legislation di U.S. untuk mengurangi monopolistic tendencies dari masa ini. Secara berangsur-angsur, U.S. federal government memainkan peranan yang lebih besar dalam menghasilkan antitrust laws dan regulation of industrial standards untuk key industries of special public concern. Pada akhir abad 19th, economic depressions dan boom and bust business cycles menjadi masalah yang tak terselesaikan. Long Depression dari 1870s dan 1880s dan Great Depression dari 1930s berakibat pada nyaris keseluruhan capitalist world, dan menghasilkan pembahasan tentang prospek jangka panjang capitalism. Selama masa 1930s, Marxist commentators seringkali meyakinkan kemungkinan penurunan atau kegagalan capitalism, dengan merujuk pada kemampuan Soviet Union untuk menghindari akibat dari global depression.
Macroeconomics mulai dipisahkan dari microeconomics oleh John Maynard Keynes pada 1920s, dan menjadi kesepakatan bersama pada 1930s oleh Keynes dan lainnya, terutama John Hicks. Mereka mendapat ketenaran karena gagasannya dalam mengatasi Great Depression. Keynes adalah tokoh penting dalam gagasan pentingnya keberadaaan central banking dan campur tangan pemerintah dalam hubungan ekonomi. Karyanya “General Theory of Employment, Interest and Money” menyampaikan kritik terhadap ekonomi klasik dan juga mengusulkan metode untuk management of aggregate demand. Pada masa sesudah global depression pada 1930s, negara memainkan peranan yang penting pada capitalistic system di hampir sebagian besar kawasan dunia. Pada 1929, sebagai contoh, total pengeluaran U.S. government (federal, state, and local) berjumlah kurang dari sepersepuluh dari GNP; pada 1970s mereka berjumlah mencapai sepertiga. Peningkatan yang sama tampak pada industrialized capitalist economies, sepreti France misalnya, telah mencapai ratios of government expenditures dari GNP yang lebih tinggi dibandingkan United States. Sistem economies ini seringkali disebut dengan “mixed economies.”
Selama periode postwar boom, penampakan yang luasa dari new analytical tools dalam social sciences dikembangkan untuk menjelaskan social dan economic trends dari masa ini, mencakup konsep post-industrial society dan welfare statism. Phase dari capitalism sejak awal masa postwar hingga 1970s memiliki sesuatu yang kerap disebut sebagai “state capitalism”, terutama oleh Marxian thinkers.
Banyak economists menggunakan kombinasi dari Neoclassical microeconomics dan Keynesian macroeconomics. Kombinasi ini, yang sering disebut sebagai Neoclassical synthesis, dominan pada pengajaran dan kebijakan publik pada masa sesudah World War II hingga akhir 1970s. pemikiran neoclassical mendapat bantahan dari monetarism, dibentuk pada akhir 1940s dan awal 1950s oleh Milton Friedman yang dikaitkan dengan University of Chicago dan juga supply-side economics.
Pada akhir abad 20th terdapat pergeseran wilayah kajian dari yang semula berbasis price menjadi berbasis risk, keberadaan pelaku ekonomi yang tidak sempurna dan perlakuan terhadap ekonomi seperti biological science, lebih menyerupai norma evolutionary dibandingkan pertukaran yang abstract. Pemahaman akan risk menjadi signifikan dipandang sebagai variasi price over time yang ternyata lebih penting dibanding actual price. Hal ini berlaku pada financial economics dimana risk-return tradeoffs menjadi keputusan penting yang harus dibuat.
Masa postwar boom yang lama berakhir pada 1970s dengan adanya economic crises experienced mengikuti 1973 oil crisis. “stagflation” dari 1970s mendorong banyak economic commentators politicians untuk memunculkan neoliberal policy diilhami oleh laissez-faire capitalism dan classical liberalism dari abad 19th, terutama dalam pengaruh Friedrich Hayek dan Milton Friedman. Terutama, monetarism, sebuah theoretical alternative dari Keynesianism yang lebih compatible dengan laissez-faire, mendapat dukungan yang meningkat increasing dalam capitalist world, terutama dibawah kepemimpinan Ronald Reagan di U.S. dan Margaret Thatcher di UK pada 1980s.
Area perkembangan yang paling pesat kemudian adalah studi tentang informasi dan keputusan. Contoh pemikiran ini seperti yang dikemukakan oleh Joseph Stiglitz. Masalah-masalah ketidak-seimbangan informasi dan kejahatan moral dibahas disini seperti karena mempengaruhi modern economic dan menghasilkan dilema-dilema seperti executive stock options, insurance markets, dan Third-World debt relief.
Aliran Dalam Ilmu Ekonomi
1. Aliran Klasik
Tokoh utamanya adalah Adam Smith. Smith berpendapat bahwa sifat egoistis manusia akan memacu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan. Sikap egoistis ini tidak akan mendatangkan kerugian dan merusak masyarakat sepanjang ada persaingan bebas. Setiap orang yang menginginkan laba dalam jangka panjang (artinya serakah), tidak akan pernah menaikkan harga di atas tingkat harga pasar. Smith juga menyatakan bahwa setiap barang memiliki nilai guna dan nilai tukar. Nilai tukar ditentukan biaya-biaya untuk memproduksinya. Jadi barang yang memiliki nilai guna tinggi belum tentu nilai tukarnya tinggi pula. Misalnya air dan intan, air lebih berguna dari intan tapi tidak lebih mahal dari intan karena biaya memproduksi intan lebih besar dari pada biaya untuk memproduksi air (Teori Nilai). Pendapat Smith yang lain adalah bahwa produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui pembagian kerja (Teori Pembagian Kerja). Teori akumulasi kapital menyatakan cara terbaik untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya ialah dengan investasi yaitu membeli mesin-mesin dan peralatan. Dengan mesin-mesin dan peralatan yang lebih canggih maka produktivitas pekerja akan semakin meningkat. Peningkatan produktivitas pekerja akan meningkatkan produksi perusahaan. Jika semua perusahaan melakukan hal yang sama, output nasional yang juga berarti kesejahteraan masyarakat, akan meningkat pula.
2. Aliran Neo Klasik
Para pakar neo-klasik di atas dalam membahas ramalan Marx menggunakan konsep analisis marjinal. Beberapa penulis ekonomi menyebut langkah yang sudah dilakukan para pakar ekonomi neo klasik tersebut sebagai revolusi marjinal, sebab telah ditemukan suatu analisis baru yaitu pendekatan marjinal. Analisis marjinal pada intinya merupakan pengaplikasian kalkulus diferensial terhadap tingkah laku konsumen dan produsen serta penentuan harga-harga di pasar. Tokoh terdahulunya adalah Heindrich Gossen. Menurutnya, manfaat tambahan (marginal utility) dari pengonsumsian suatu macam barang akan semakin turun jika barang yang sama dikonsumsi semakin banyak dan bahwa sumber daya dan dana yang tersedia selalu terbatas secara relatif untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang relatif tak terbatas. Dengan adanya kendala (constraint)ini, kepuasan maksimum yang bisa diperoleh terjadi pada saat manfaat tambahan sama untuk tiap barang yang dikonsumsi tersebut dengan syarat semua sumber daya dan dana terpakai habis seluruhnya.
a. Aliran Austria
Pandangan mereka mempunyai ciri-ciri tersendiri yaitu penerapan kalkulus dalam pengembangan teori-teori mereka. Kontribusi mereka antara lain mengembangkan toeri utilitas marjinal oleh Karl Menger, menambahkan formulasi biaya-biaya oportunitas oleh Friedrich Weiser, pengembangan teori tentang modal dan tingkat suku bunga oleh Eugen Bohm Bawerk, asimilasi analisis keseimbangan umum Walras dengan teori kapital dan suku bunga menjadi teori distribusi oleh Knut Wicksell, aplikasi teori kepuasan marjinal untuk mengembangkan teori baru tentang uang yaitu bahwa kepuasan dapat diukur secara cardinal tetapi tidak secara ordinal oleh von Mises.
b. Aliran Lausanne
Leon Walras mampu memberikan kisi yang lebih jelas tentang interdependensi bagian-bagian ekonomi ini dengan gamblang dengan model keseimbangan umumnya. Ia menguraikan bahwa perubahan dalam suatu faktor atau bagian ekonomi akan membawa perubahan pada variabel-variabel lain dalam sistem ekonomi tersebut secara menyeluruh. Wassily Leontief kemudian mengembangkan konsep analisis input-output atas dasar matematika yang dikembangkan Walras. Vilfredo Pareto menyatakan bahwa suatu pengalokasian sejumlah sumber disebut efisien jika dalam suatu realokasi tidak ada seorang individupun yang dapat memperoleh kesejahteraan tanpa mengurangi kesejahteraan orang lain.
c. Aliran Cambridge
Menurut Alfred Marshall, selain oleh biaya-biaya, harga juga dipengaruhi oleh unsur subjektif lainnya, baik dari pihak konsumen (misalnya pendapatan) maupun dari pihak produsen (misalnya kondisi keuangan perusahaan). Harga terbentuk sebagai integritas dua kekuatan di pasar yaitu penawaran dari pihak produsen dan permintaan dari pihak konsumen. Jadi dalam jangka panjang perusahaan tidak memperoleh laba ekonomi yang tinggi sebagaimana dikuatirkan para penentang aliran klasik. Kaum neo klasik percaya bahwa bentuk pasar persaingan sempurna merupakan bentuk pasar yang paling efisien yang akan menguntungkan semua pihak. Perusahaan memperoleh laba normal yang besarnya laba hanya cukup untuk bertahan di pasar. Para konsumen dapat membeli barang dalam jumlah cukup dengan harga rendah. Sumber-sumber daya dimanfaatkan secara optimum dan dialokasikan secara efisien. Dampak Pigou adalah suatu stimulasi kesempatan kerja yang disebabkan oleh meningkatnya nilai riil dari kekayaan likuid sebagai konsekuensi dari turunnya harga-harga. Sewaktu nilai kekayaan riil naik maka konsumsi akan naik yang berdampak terhadap peningkatan pendapatan dan terbukanya kesempatan kerja baru.
3. Aliran Modern
Inti masalah ekonomi yaitu kelangkaan sumber daya dibanding kebutuhan manusia yang bermacam-macam dan tidak terkendali. Masalah ekonomi menurut aliran ekonomi klasik adalah produksi, konsumsi dan distribusi untuk emcapai kemakmuran. Menurut aliran ekonomi modern, masalah ekonomi adalah: apa dan berapa yang diproduksi; bagaimana cara memproduksi; dan untuk siapa barang tesebut diproduksi?