Sabtu, 09 April 2011

Krisis metafisis dalam ilmu pengerahuan

KRISIS METAFISIS DALAM ILMU PENGETAHUAN
Perkembangan Ilmu Pada masa Modern dan Kontemporer secara Epistemologis sebagai ciri yang patut mendapat perhatian dalam epistemologis pembangan ilmu pada masa modern adalah munculnya pandangan baru mengenai ilmu pengetahuan. Pandangan itu merupakan kritik terhadap pandangan Aristoteles.
Pada abad-abad berikutnya bahwa kemajuan yang dicapai oleh pengetahuan manusia khususnya ilmu-ilmu alam, akan membawa perkembangan manusia pada masa depan yang semakin gemilang dan makmur sebagai akibatnya, ilmu pengetahuan masa modern sangat mempengaruhi dan merubah manusia dan dunianya. Terjadilah Revolusi Industri I sekitar tahun 1900 dengan pemakaian mesin-mesin mekanis lalu Revolusi Industri II (mulai sekitar tahun 1900 dengan pemakaian listrik dan titik awal pemakaian sinar-sinar, dan kemudian Revolusi III yang ditandai dengan penggunaan kegiatan alam dengan penggunaan komputer yang sedang kita saksikan dewasa ini. Dengan demikian adanya perubahan pandangan tentang ilmu pengetahuan mempunyai peran penting dalam membentuk peradaban dan kebudayaan manusia, dan dengan itu pula dampaknya muncul semacam kecenderungan yang pada jantung setiap ilmu pengetahuan juga para ilmuwan untuk lebih berinovasi untuk berikutnya.
Kecenderungan yang lain ialah adanya hasrat untuk selalu menerapkan apa yang dihasilkan oleh pengetahuan, baik dalam dunia teknik mikro maupun makro. Dengan demikian tampaklah bahwa semakin maju pengetahuan, semakin meningkat keinginan manusia, sampai memaksa, dan membabi buta. Akibatnya ilmu pengetahuan dan hasilnya menjadi tidak manusiawi lagi, bahkan cenderung memperbudak manusia itu sendiri yang telah merencanakan dan menghasilkannya. Kedua kecenderungan ini secara nyata paling rnenampakkan diri dan paling mengancam keamanan dan kehidupan manusia dalam bidang persenjataan, dalam memakai senjata menghabiskan banyak kenyamanan bumi yang tidak dapat diperbaharui kembali.
Pengetahuan dan teknologi modern sebab-sebab yang menimbulkan krisis-krisis di atas ialah kesat dan pistemologi yang mendasari ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dalam hubungan ini banyak orang bahwa telah mulai berbagi sebagai akibat kesalahan epistemologi Barat. Ini semua dari insektisida sampai polusi, jarahan radioaktif dan kemungkinan mencairnya es di Antartika.
Metode ini amat dominan dalam epistemologi modern, khususnya dalam metode keilmuan, ketiga objek yang dikaji adalah realitas, empirs, indrawi, dan dapat dipikirkan dengan rasio. Dalam kaitan ini, Herman Khan menyebutkan budaya yang dihasilkan dari epistemologi di atas adalah budaya indrawi yaitu budaya yang bersifat empiris, duniawi, sekular, tentang tujuan ilmu pengetahuan dalam ilmu pengetahuan modern ialah bahwa ilmu pengetahuan bertujuan menundukkan alam dipandang sebagai sesuatu untuk dimanfaatkan dan dinikmati semaksimal mungkin. Dalam hubungan ini Nasr mengemukakan bahwa akibat yang akan terjadi dari pandangan alam diperlakukan oleh manusia modern seperti mengambil manfaat dan kepuasan darinya tanpa rasa kecewa dan tanggung jawab apa pun.
Lebih lanjut, Nasr mengritik ilmu pengetahuan modern bahwa ilmu modern mereduksi seluruh esensi metafisik, kepada material dan substansial. Dengan demikian, dunia metafisis nyaris sirna. Kalaupun ada, megafisik mereduksi menjadi filsafat rasional yang selanjutnya sekedar pelengkap ilmu pengetahuan alam dan matematika. Bahkan kosmologi diturunkan derajatnya dengan memandangnya hanya semacam superstisi dengan pandangannya itu, pengetahuan modern menyingkirkan pengetahuan, kosmologi dan rencana. Pada hal menurut Nasr kosmologi adalah ilmu sakral, yang menjelaskan kaitan materi dengan wahyu dan doktrin metafisis.

1 komentar: