Api terbentuk dari beberapa sumber,
pertama api dari panas bumi, kedua api terbentuk akibat musim kemarau panjang
sehingga membakar hutan, ketiga api akibat hubungan arus pendek dari suatu
instalasi listrik, keempat dari terbentuk oleh tindakan manusia.
Api berkobar dan membesar akibat
terakumulasi secara merata antara panas yang ditimbulkan dan bahan bakar
sebagai media antara serta peran oksigen sebagai faktor penentu proses
pembakaran. Proses pembakaran adalah peristiwa kimia akibat reaksi exothermic
akibat ketiga unsur diatas terakumulasi sehingga terbentuk segitiga api,
oksigen (O2) dengan minimal 15% sudah dapat menunjang terjadinya
kebenaran, udara bebas mengandung rata-rata 21% O2 dan 79% N2.
Dasar sistem pemadaman adalah merusak
keseimbangan reaksi api dalam proses pembakaran. Berbagai upaya yang dilakukan
bagaimana cara mengalahkan dan merusak kerusakan keseimbangan reaksi api agar
api tidak membesar. Terdapat tiga cara penanggulangan kebakaran antara lain :
pertama dengan cara penguraian yaitu memisahkan atau menyingkirkan bahan-bahan
yang terbakar dari lingkungan sekelilingnya, kedua dengan cara pendinginan
yaitu dengan menurunkan panas sehingga suhu turun sampai dibawah titik nyala,
ketiga dengan cara isolasi yaitu dengan menurunkan kadar oksigen sampai dibawah
angka 12%.
Dalam kegiatan di industri masalah
kebakaran, hanya ditinjau dari olah tangan manusia dalam penanganan teknis
misalnya bahan-bahan kimia yang mudah terbakar perbaikan sistem pada mekanisme
penyalaan pada kendaraan tindak perawatan pada jaringan instalasi listrik yang
rawan kecelakaan, serta faktor kelalaian lupa tidak mematikan putung rokok,
mengelas dekat bahan mudah terbakar.
Membahas supaya kebakaran beserta aspek
yang timbul didalamnya, perlu mempelajari klasifikasi kebakaran, tujuan
mempelajari klasifikasi kebakaran, adalah pertama mendapatkan penggolongan
jenis bahan yang terbakar kedua untuk menetapkan jenis alat pemadam kebakaran
yang sesuai.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor Per. 04/Men/1980 tanggal 14 April 1980 tentang syarat-syarat
pemasangan dan pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) agar bisa
menyesuaikan jenis apa yang sesuai dan bagaimana pula teknik dan taktik
pemadaman.
Teknik pemadaman diperlukan penguasaan
pengetahuan tentang pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, dapat cepat
menggunakan peralatan dan perlengkapan pemadaman dengan cepat dan benar dan
sudah terlatih menghadapi berbagai situasi. Sedang taktik pemadaman adalah
tindakan dengan cepat dan tepat tanpa menimbulkan kerugian yang lebih besar.
Untuk mengatasi taktik pemadaman tersebut perlu memperhatikan arah pengaruh
angin, warna asap kebakaran, lokasi tempat kebakaran.
Klasifikasi kebakaran Indonesia mirip dengan
klasifikasi di Amerika Serikat yaitu national fire protection association yaitu
kelas A yang terbakar bahan bakar padat yang meninggalkan orang atau abu, kelas
B adalah bahan bakar cair atau yang sejenis, kelas C kebakaran akibat instalasi
listrik hubungan pendek, dan kelas D kebenaran logam. Masalah kebakaran
terangkat isu karena hubungan pendek atau konsleting pentingnya instalasi
listrik harus teruji melalui biro instalatur yang andalan sesuai dengan standar
yang ditetapkan Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK-PLN) kontraktor instalatur
listrik harus memiliki sertifikat dan tergabung dalam Asosiasi Kontrakstor
Listrik Indonesia
(AKLI-PLN).