Rabu, 04 Juli 2012

ANALISA KIMIA FORMASI (MENENTUKAN KANDUNGAN KALSIUM, MAGNESIUM DAN KLORIDA)



Kalsium dan magnesium kedua-duanya membentuk garam kompleks EDTA pada pH 10. Sementara itu, hanya kalsium yang membentuk garam kompleks pada pH 12 dikarenakan adanya pengendapan magnesium sebagai Mg(OH)2. KOH diperlukan untuk menaikkan pH dan menghindari terjadinya kopresipitasi, sehingga penitaran EDTA pada pH tersebut hanya dikonsumsi oleh kalsium saja. Oleh sebab itu dengan titrasi dua percontoh menggunakan larutan standar EDTA, yang satu pada pH 10 dan lainnya pada pH 12, kalsium dan magnesium dapat ditentukan secara bersamaan. Nilai minimum pH ditentukan dari tetapan kondisionalnya Keff. Pada pH 12 Mg2+ mengendap sebagai Mg(OH)2 lebih dahulu karena memiliki Keff yang lebih besar dari Ca2+.

EDTA adalah senyawa yang stabil, mudah larut dan menunjukkan komposisi kimiawi yang tertentu. Selektivitas komplek dapat diatur dengan pengendalian pH, misalnya Ca, Mg, Cr, Ba dapat dititrasi pada pH 11. Mn2+, Fe, Co, Ni, Zn, Cd, Al, Pb, Cu, Ti dan V dapat dititrasi pada pH 4–7, sedangkan logam seperti Hg, Bi, Co, Fe, Cr, Ca, In, Sc, Ti, V dan Th dititrasi pada pH 1–4. EDTA sebagai garam natrium (Na2H¬2Y) merupakan standar primer sehingga tidak perlu distandarisasi lebih lanjut. Titrasi kompleksometri dapat digunakan pada penentuan beberapa logam pada operasi skala semi mikro.

Indikator di dalam kompleksometri menggunakan indikator yang juga bersifat pengompleks dan komplek logamnya memiliki warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri, indikator demikian disebut indikator metalokromat. Indikator yang berbeda Murexide dipilih sebagai indikator pada penetapan Ca karena memiliki keefektifan pada pH 6,0–13,0 dan pada pH penetapan Ca dikondisikan pada pH tersebut, sedangkan EBT yang digunakan untuk penetapan Mg memiliki kisaran efektif pada pH 8,0–10,5.
Ca ditetapkan langsungsehingga perhitungan yang dipergunakan langsung dari volume yang digunakan EDTA untuk membentuk komplek Ca-EDTA yang terpenuhi pada waktu warna larutan sudah menjadi ungu anggur. Mg ditetapkan secara tidak langsung dimana larutan yang mengandung Ca-Mg langsung dititrasi oleh EDTA dengan indikator EBT dan ditambahkan buffer untuk mempertahankan kondisi pH larutan pada pH 10 sehingga Ca dan Mg tetap pada ion-ion dalam larutan sehingga pada waktu dititar membutuhkan volume penitar yang lebih besar karena membutuhkan EDTA untuk mengkomplekskan Ca-Mg-EDTA. Volume Ca-Mg-EDTA dikurangi volume Ca-EDTA maka akan didapat volume Mg-EDTA.

Pada umumnya klorida selalu terdapat dalam air formasi. Konsentrasi klorida berkisar dari yang sangat encer sampai pekat dan kemungkinan dapat menyebabkan masalah pembuangan yang serius. Konsentrasi klorida digunakan untuk memperkirakan harga Resistivity dari air formasi dan membeakan antara formasi-formasi bawah permukaan (subsurface formations).

Pada metoda ini, titrasi Cl dengan AgNO3 dilakukan dengan indikator K2CrO4. Pada titrasi ini akan terbentuk endapan baru yang berwarna. Pada titik akhir titrasi, ion Ag yang berlebih diendapkan sebagai Ag2CrO4 yang berwarna merah-cokelat. Ksp AgCl adalah 1,5×10-10 sedangkan Ksp Ag2CrO4 adalah 2,4×10-12, karena Ksp (konstanta hasil kali kelarutan) AgCl lebih besar yang berarti lebih mudah mengendap daripada Ag2CrO4. Pada metoda Mohr, semua ion Cl- akan bereaksi lebih dahulu dengan ion Ag+ dari AgNO3, ion C"O" _"4" ^"2-" r dari K2CrO4 yang ditambahkan sebagai indikator, tidak akan mengendap sebagai Ag2CrO4 sampai semua ion Cl- terendapkan sebagai AgCl. Tetesan terakhir yang membentuk Ag2CrO4 menandakan semua Cl- sudah terbentuk menjadi AgCl dan volume AgNO3 yang digunakan etara dengan jumlah Cl terkandung di dalam larutan percontoh.

Larutan pada penetapan Cl- cara Mohr harus bersifat netral atau sedikit basa sehingga diperlukan pengaturan pH 6,0–8,5 tetapi tidak boleh terlalu basa sebab Ag akan terendapkan sebagai Ag(OH), sebaliknya jika larutan terlalu asam maka titik akhir titrasi tidak terlihat sebab konsentrasi CrO4 berkurang yaitu terjadinya reaksi H+ + Cr"O" _"4" ^"2-" → HCr"O" _"4" ^"-" . Pada jenis titrasi ini, endapan indikator berwarna harus lebih larut disbanding endapan utama yang terbentuk selama titrasi.

ANALISA KIMIA FORMASI (MENENTUKAN PH DAN ALKALINITAS)



Air formasi biasanya disebut dengan oil field water atau connate water atau intertial water adalah air yang ikut terproduksi bersama-sama dengan minyak dan gas. Air ini biasanya mengandung bermacam-macam garam dan asam, terutama NaCl sehingga merupakan air yang asam bahkan asam sekali.
Air formasi hampir selalu ditemukan didalam reservoir hidrokarbon karena memang dengan adanya air ini ikut menentukan terakumulasinya hidrokarbon didalam suatu akumulasi minyak, air selalu menempati sebagian dari suatu reservoir, minimal 10 % dan maksimal 100 % dari keseluruhan pori.
Air formasi selain berasal dari lapisan itu sendiri atau juga berasal dari air formasi dari lapisan lain yang masuk kedalam lapisan produktif, biasanya disebabkan oleh:
1. Penyemenan yang kurang baik.
2. Kebocoran casing yang disebabkan oleh :
a. Korosi pada casing.
b. Sambungan kurang rapat.
c. Pengaruh gaya tektonik rapat (patahan).
Sifat-sifat yang terkandung dalam air formasi :
1. Sifat fisika,meliputi :
a. Kompresibilitas
b. Kelarutan gas didalam air
c. Viscositas air.
d. Berat jenis
e. Konduktifitas.
2. Sulfat kimiawi, meliputi :
a. Ion-ion negatif (anion)
b. Ion-ion positif (kation)
Alkalinitas, CO3, HCO3, dan OH harus ditentukan ditempat pengambilan contoh, karena ion-ion ini tidak stabil (dapat mengurai) seiring dengan perubahan waktu dan suhu. Untuk itu, pH perlu diturunkan sampai 1 dengan asam garam. Penentuan kadar barium (Ba) harus dilakukan segera setelah contoh diterima, karena unsur BaSO4 terbatas kelarutannya, karena reaksi barium cepat dengan SO4, akan mengurangi konsentrasi barium dan akan menimbulkan kasalahan dalam penelitian. Selain dengan barium, SO4 juga cepat bereaksi dengan kalsium menjadi CaSO4 pada saat suhu turun.
Untuk mengetahui air formasi secara cepat dan praktis digunakan sistem klasifikasi dari air formasi air, hal ini dapat memudahkan pengerjaan pengindetifikasian sifat-sifat air formasi. Dimana kita dapat memplot hasil analisa air formasi tersebut kedalam grafik, hal ini akan memudahkan kita dalam korelasi terhadap lapisan-lapisan batuan dari sumur secara tepat. Beberapa kegunaan yang paling penting dari analisa air formasi ini adalah :
1. Untuk korelasi lapisan batuan
2. Menentukan kebocoran casing
3. Menentukan kualitas sumber air untuk proses water floding.

Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion carbonat dan bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH. Perairan.mengandung alkalinitas ≥20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam atau basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi (Anonim 2009).
Air formasi adalah air yang ditemukan dalam sebuah kegiatan pengeboran minyak atau gas. Air formasi ini diperlukan sekali sebagai identifikasi formasi, juga sebagai indikasi bahwa minyak dan gas yang diperoleh dari kegiatan pengeboran sudah bersih dari kotoran-kotoran yang terikut selama proses pengeboran. Kotoran-kotoran tersebut biasanya berupa CF (Completion Fluid) dan air bantalan. CF dan air bantalan akan keluar lebih dahulu bersamaan dengan minyak atau gas yang terproduksi dari dalam sumur, proses ini dikenal dengan nama proses clean up. Proses clean up dinyatakan selesai jika air formasi sudah terproduksi dari dalam sumur. Di lokasi sumur pengeboran indikasi bahwa liquid yang terproduksi bersamaan dengan minyak atau gas ini adalah air formasi dinyatakan dengan konsentrasi Cl-, SG dan pH. Cl- yang diperoleh harus memiliki kisaran Cl- sesuai referensi yang ditentukan oleh Resovoir Engineer, sedangkan SG yang diperoleh dibandingkan dengan SG dari CF, jika diantara SG dan Cl- sudah terjadi kesesuaian dengan referensi maka dinyatakan clean up selesai.
Alkalinitas pada air disebabkan adanya sejumlah ion-ion yang berlainan tetapi biasanya dihubungkan dengan keberadaan ion-ion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO3) dan hidroksida (OH-). Metode uji yang umunya digunakan untuk menentukan alkalinitas ini adalah dengan cara penitaran percontoh dengan suatu asam standard an menggunakan indikator Phenolphthalein (PP) dan Methyl Orange (MO). Titik-titik akhir titrasi tersebut menunjukkan nilai pH kurang lebih 8,1 untuk indikator PP dan 4,5 untuk indikator MO. Alkalinitas air sampai titik akhir dengan indikator PP disebabkan adanya hidroksida dan setengah karbonat, sedangkan dengan indikator MO mungkin disebabkan adanya ion-ion lain yang memberikan kontribusi pada alkalinitas air tersebut.
Suatu alat elektrotitrator atau pH meter digunakan untuk menentukan jumlah asam yang diperlukan untuk mencapai harga pH 8,1 dan 4,5. Harga pH tersebut merupakan titik-titik dimana ion-ion hidroksida dan bikarbonat dinetralkan. PH meter wajib dikalibrasi sebelum digunakan. Gunakan buffer pH 4, 7 dan 10 untuk mengkalibrasi pH. Kesalahan akan terjadi jika pH meter dikalibrasi hanya pada 1 buffer.

SPESIFIC GRAVITY


Kerapatan relatif (relative density) atau berat jenis (specific gravity) minyak adalah perbandingan antara rapat minyak pada suhu tertentu dengan rapat air pada suhu tertentu yang diukur pada tekanan dan temperatur standar (60oF dan 14,7 psia). Suhu yang digunakan untuk minyak bumi adalah 15oC atau 60oF. Gravitas American Petroleum Institute (API) yang sangat mirip dengan gravitas baume adalah suatu besaran yang merupakan fungsi dari kerapatan relatif yang dapat dinyatakan dengan persamaan:

S60/60oF adalah kerapatan relatif pada suhu 60oF (densitas minyak pada 60°F (15,6 °C) dibagi dengan densitas air pada 60°F). Persamaan tersebut menunjukkan bahwa API akan semakin besar jika berat jenis minyak makin kecil. Semakin rendah API, maka mutu minyak semakin rendah karena banyak mengandung lilin. Semakin tinggi berat jenis minyak berarti minyak tersebut mempunyai kandungan panas (heating value) yang rendah. Berat jenis (specific gravity) kadang-kadang digunakan sebagai ukuran kasar untuk membedakan minyak mentah, karena minyak mentah dengan berat jenis rendah biasanya adalah parafinik.

Kerapatan relatif dan gravitas API minyak bumi ditentukan dengan menggunakan cara hydrometer ASTMD-1298. Uji ini dilakukan dengan menempatkan hidrometer yang mempunyai skala kerapatan relatif atau gravitas API pada contoh yang akan diuji yang mempunyai suhu tertentu, dan selanjutnya baca skala hidrometer pada contoh sebagai kerapatan relatif atau gravitas API contoh pada suhu 15oC (60oF), dengan menggunakan Petroleum Measurement Table yang disiapkan oleh ASTM (American Society for Testing Materials) dan IP (Institute of Petroleum). Pada percobaan tidak harus dilakukan pada suhu 15oC atau (60oF), tetapi disesuaikan dengan keadaan contoh. Temperatur yang lebih dari 60ºF, perlu dilakukan koreksi dengan menggunakan chart yang ada.
Kualitas dari minyak (minyak berat maupun minyak ringan) ditentukan salah satunya oleh specific gravity. Temperatur minyak mentah juga dapat mempengaruhi viskositas atau kekentalan minyak tersebut. Hal ini yang dijadikan dasar perlunya diadakan koreksi terhadap temperatur standar 60ºF. Specific gravity (SG) minyak bumi berkisar antara 0,8000 – 1,0000. Besarnya SG untuk tiap minyak bumi sangat erat hubungannya dengan struktur molekul hidrokarbon dan kandungan sulfur serta nitrogen. Klasifikasi minyak bumi menurut specific gravity ditunjukkan sebagai berikut:

Menentukan spesific gravity gas, alat yang digunakan adalah effusiometer. Effusiometer digunakan dengan memasukkan gas kedalam alat tersebut dan menghitung waktunya saat menekan air keluar dalam alat tersebut setelah sampai batas yang ditentukan gas dihentikan, sedangkan perhitungan waktunya juga dilakukan untuk kembalinya air di dalam alat tersebut. Kemudian melihat temperatur yang tertera di termometer. Waktu yang tercatat T1 dan T2 dimasukkan rumus T1 / T2 = T (true) dan temperatur API, kemudian mengkoreksi hingga menemukan spesific gravity. Penentuan spesific gravity gas sangat diperlukan mengingat gas yang terkandung dalam minyak berbeda-beda.
Gas yang terkandung dalam minyak tersebut dapat mempengaruhi harga minyak tersebut. Harga API untuk berat jenis minyak mentah (crude oil) antara lain :
1. Minyak berat = 10 – 20oAPI
2. Minyak sedang = 20 – 30oAPI
3. Minyak ringan = > 30oAPI

Specific gravity dari minyak bumi adalah perbandingan antara berat yang diberikan oleh minyak bumi tersebut pada volume tertentu dengan berat air suling pada volume tertentu, dengan berat air suling pada volume yang sama dan diukur pada temperatur 60oF. Sedangkan API (American Petroleoum Institute) gravity minyak bumi menunjukkan kualitas minyak bumi tersebut berdasarkan standar dari Amerika. Semakin kecil berat jenis (specific gravity) atau semakin besar API, akan sedikit mengandung lilin atau residu aspal, atau paraffin.
Jika specific gravity dari zat kurang dari satu maka itu adalah kurang padat daripada referensi, jika lebih besar dari satu maka itu lebih padat dari referensi. Jika kepadatan relatif adalah persis 1 maka kepadatan adalah sama, yaitu volume yang sama dari dua zat memiliki massa yang sama. Jika materi referensi adalah air maka substansi dengan kepadatan relatif (spesifik gravitasi) kurang dari 1 maka akan mengapung di air. Sebuah zat dengan densitas relatif lebih besar dari 1 akan tenggelam. Sedangkan dalam industry perminyakan, specific gravity yang dianjurkan adalah diatas 0,8 yang merupakan penentu dari jenis dan kualitas minyak mentah (crude oil) yang diproduksi dari suatu lapangan atau area.

Suhu dan tekanan juga harus ditentukan untuk kedua sampel dan referensi. Hamper selalu tekanan 1 atm sama dengan 101,325 kPa. Specific gravity umumnya digunakan dalam industri sebagai cara sederhana untuk memperoleh informasi tentang konsentrasi larutan dari berbagai bahan salah satunya adalah minyak mentah (crude oil). Specific gravity digunakan sebagai ukuran untuk membedakan minyak mentah, karena minyak mentah dengan densitas yang rendah cenderung bersifat parafinik. Semakin kecil specific gravity minyak bumi akan menghasilkan produk-produk ringan yang semakin banyak, dan sebaliknya semakin besar specific gravity minyak bumi akan menghasilkan produk-produk ringan yang semakin sedikit dan produk residunya semakin banyak.

ANALISIS FLUIDA RESERVOIR


PENENTUAN TITIK KABUT, TITIK TUANG DAN TITIK BEKU

Pada proses transportasi dari formasi menuju ke permukaan, minyak mentah (crude oil) mengalami penurunan temperatur. Apabila hal ini tidak diperhatikan akan menyebabkan pembekuan minyak mentah di dasar pipa sehingga tidak bisa mengalir dengan sempurna. Dalam hal ini harus bisa mengetahui kapan minyak mentah bisa mengalami pembekuan agar dapat mengantisipasi dan berfikir bagaimana cara yang terbaik agar minyak mentah mengalir dari formasi dengan lancar. Oleh karena itu, sangat perlu mengetahui berapa jumlah titik kabut, titik tuang dan titik beku dari suatu minyak mentah yang terproduksi.

Titik kabut adalah suhu dimana terjadinya asap yang tenang atau kabut pada dasar tabung reaksi (jar test) ketika minyak yang diperiksa (sesudah dipanaskan) didinginkan tanpa mengaduknya. Titik kabut merupakan temperatur ketika lilin parafin atau padatan lain mulai mengkristal atau memisahkan diri dari larutan bila minyak didinginkan pada kondisi tertentu. Pemeriksaan titik kabut dilakukan dengan metode ASTM-D2500 dan IP-219, dimana minyak didinginkan setidaknya pada suhu 25oF diatas titik kabutnya. Titik kabut sangat penting untuk minyak diesel HSD (High Speed Diesel) untuk indikasi adanya penyumbatan lilin pada saringan minyak halus (finer filter) sehingga mesin akan sulit beroperasi. Semakin rendah titik kabut, maka semakin banyak kandungan lilinnya.

Titik tuang adalah suhu dimana minyak tidak dapat bergoyang karena membeku selama 5 detik ketika dimiringkan atau dituangkan setelah melalui pendinginan selama pada setiap interval 5oF. Titik tuang adalah temperatur terendah dimana minyak masih dapat dituang atau mengalir bila minyak tersebut didinginkan dengan tanpa diganggu pada kondisi yang ditentukan. Pemeriksaan titik tuang dilakukan dengan metode yang sama dengan metode titik kabut (ASTM-D97 dan IP-15). Minyak mula-mula dipanaskan sampai 115oF, dimana semua lilin sudah larut, kemudian didinginkan menjadi suhu mula-mula minyak sebelum dipanaskan (sekitar 90oF). Titik tuang biasanya dicatat lebih rendah (8-10oF) dibawah titik kabutnya. Titik tuang (pour point) adalah suhu terendah minyak bumi dan produknya masih dapat dituang atau mengalir apabila didinginkan pada kondisi tertentu (ASTMD-97). Uji titik tuang dikenakan kepada minyak bumi dan produknya. Kriteria titik tuang tergantung pada dua faktor, yaitu kondisi iklim dan penyimpanan (penanganan). Di daerah dingin, titik tuang 2-3oC akan meningkatkan viskositas sangat banyak, hasilnya biaya untuk memompa menjadi besar. Titik tuang ditentukan dengan jalan mendinginkan contoh dan setiap penurunan suhu yang merupakan kelipatan 3oC (5oF) dilakukan uji sifat alir contoh. Suhu tertinggi saat contoh tidak dapat mengalir dicatat sebagai titik padat (solid point). Titik tuang juga menunjukkan suhu terendah dimana minyak bumi dan produknya masih dapat dipompa. Pour point atau titik tuang adalah harga temperatur yang menyebabkan minyak bumi yang didinginkan mengalami perubahan sifat dari bisa menjadi tidak bisa dituangkan atau sebaliknya. Semakin rendah titik tuang maka kadar parafin juga semakin rendah sedangkan kadar aromatnya semakin tinggi.

Titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak sudah tidak dapat bergerak atau mengalir lagi. Titik pembekuan adalah sifat lilin yang penting bagi banyak pemakai lilin petroleum. Titik pembekuan digambarkan bahwa pengukuran suhu pada saat contoh menjadi dingin atau tertahan untuk mengalir. Pada suhu tersebut lilin dapat mendekati bentuk padat atau lilin semi-padat dan cukup lunak, bergantung pada komposisi lilin petroleum yang diuji. Sifat pembekuan lilin petroleum adalah suatu suhu pada saat lilin petroleum, jika dibiarkan dingin dibawah suhu tertentu akan berhenti mengalir. Titik pembekuan ditentukan dengan melelehkan contoh uji, diambil setetes dan ditempelkan ke bola termometer. Tabung silinder digunakan untuk menahan dingin dari udara, tetesan pada bola dibiarkan dingin pada kecepatan tertentu sampai beku. Titik pembekuan diamati sebagai suhu dimana tetesan contoh berhenti mengalir bila termometer diputar. Titik pembekuan dapat juga digunakan untuk menunjukkan suhu terendah dimana lilin dapat membeku dan menjadi padat. Penanganan minyak yang mempunyai titik beku yang tinggi akan lebih mudah apabila dibandingkan dengan minyak yang mempunyai titik beku rendah. Pada minyak yang mempunyai titik beku yang rendah apabila berada dibawah temperatur normal maka akan cepat membeku dalam pipa apabila hanya menggunakan pipa biasa, dan hal ini tentu saja akan merugikan karena memungkinkan akan terjadi penyumbatan-penyumbatan dalam pipa tersebut. Mengatasi hal tersebut maka dipasang pemanas pada jarak tertentu agar minyak tidak membeku dalam pipa.

Titik kabut dan titik tuang dimaksudkan untuk memperkirakan jumlah lilin yang terdapat dalam minyak. Semua minyak akan membeku jika didinginkan pada suhu yang cukup rendah, maka pemeriksaaan ini tidak menunjukkan adanya sejumlah lilin atau padatan lain dalam minyak. Ini berarti pada pemeriksaan tersebut terlihat bahwa lilin akan meleleh diatas titik tuangnya sehingga dapat dipisahkan dari minyaknya. Titik kabut dan titik tuang berfungsi untuk mendeterminasi jumlah relatif kandungan lilin pada crude oil, namun tes ini tidak menyatakan jumlah kandungan lilin secara absolut, begitu juga kandungan materi solid lainnya yang terdapat dalam minyak.

Minggu, 01 Juli 2012

HAK MEREK


STUDI KASUS
Apple belum lama ini kalah tuntutan trademark di Cina setelah berusaha menuntut perusahaan Taiwan atas pelanggaran trademark iPad. Apple mendaftarkan keberatannya terhadap Proview Technology. Perusahaan milik Taiwan tersebut telah mendaftarkan trademark iPad pada tahun 2000, jauh sebelum Apple memperkenalkan tablet.

Proview Technology mengatakan akan terus menggunakan nama iPad di Cina dan beberapa negara lain. Saat ini perusahaan tersebut mencari kompensasi sebesar $1,5 miliar dari Apple. Pengadilan di bagian selatan kota Shenzhen Cina menyatakan Apple kekurangan fakta dan bukti pendukung atas klaim bahwa Proview Technology melanggar trademark komputer tablet ikonik perusahaan Amerika Serikat tersebut. Apple sendiri enggan untuk berkomentar saat dihubungi.

Apple membayar GBP 35 ribu untuk hak trademark global pada tahun 2009. Namun Proview Technology (Shenzhen) mempertahankan hak cina. Pada September 2010, Apple mulai menjual iPad di Cina, setelah berbulan-bulan adanya gerakan grey-market di antara pada pembeli yang ingin memiliki produk tersebut namun tidak bersedia menunggu hingga tanggal peluncuran resmi.

Tanggapan
Inilah pentingnya mendaftarkan dan mendapatkan hak merek untuk mencegah hal seperti itu terjadi. Selama ini yang semua orang tahu Ipad adalah komputer tablet milik perusahaan Apple dengan teknologi canggih sehingga banyak perusahaan lain yang ingin menggeser kedudukan Ipad. Namun karena Apple tidak mendaftarkan merek Ipad terlebih dahulu, sehingga Proview Technology mendaftarkan trademark Ipad pada lembaga terkait dan berhak menggugat Apple karena menggunakan trademark Ipad tersebut pada produknya. Seharusnya Apple lah yang berhak menggugat Proview Technology karena telah meniru produk dan trademark Ipad Apple, namun Apple tidak mempunyai cukup fakta dan bukti untuk membalas serangan Proview Technology. Walaupun Proview Technology yang bersalah tapi perusahaan tersebut lah yang telah mendaftarkan dan mendapatkan hak merk atas Ipad, mau ga mau suka ga suka Apple harus membayar royalti atas penggunaan trademark Ipad pada produknya.