Senin, 09 Mei 2011

Probabilitas

Teori kemungkinan atau probabilitas atau peluang adalah cabang dari matematika yang didasari oleh konsep kombinatorik dan selanjutnya sangat berguna sebagai ilmu penunjang untuk bidang statistika.

Teori peluang bermula dari seorang penjudi bangsawan Perancis bernama Chevalier de Mere yang menanyakan masalah judi permainan dadu dan pengetosan mata uang kepada ahli matematika Blaise Pascal (1623-1662) dan Piere de Fermat (1601-1665).

Bila kita mengetahui gambaran populasi, maka kita juga dapat menyimpulkan tentang gambaran sampel. Meskipun demikian, hasil sampel tidak selalu tepat sama. Yang lebih sering kita dapat dari sampel adalah mendekati nilai populasi itu. Dengan kata lain, hasil sampel kemungkinan mendekati nilai yang digambarkan oleh populasi.

Kata-kata kemungkinan mendekati menunjukkan bahwa antara populasi dan sampel belum tentu memiliki hubungan yangsama. Oleh karena itu sering kita menjumpai kesulitan untuk menduga (memprediksi) populasi dari sampel apabila secara keseluruhan gambaran populasi tidak diketahui. Dalam hal pengambilan data, jika sampling dilakukan, maka kesimpulan yang diambil dari sampel tersebut akan tetap mengandung ketidakpastian. Seberapa besar ketidakpastian tersebut bergantung dari representatif atau tidaknya sampel yang diambil.Berkaitan dengan ketidakpastian suatu peristiwa, maka muncul sebuah teori yang disebut peluang/probabilitas.Probabilitas adalah suatu ukuran kuantitatif dari suatu ketidakpastian, merupakan suatu angka yang membawa kekuatan keyakinan atas suatu kejadian dari suatu peristiwa yang tidak pasti.

Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan.Ruang sampel sering disebut juga ruang contoh dan dinotasikan oleh S. Banyaknya anggota atau unsur dalam ruang sampel dinotasikan dengan n(S) atau n. Titik sampel atau titik contoh adalah unsur-unsur yang terdapat di dalam ruang sampel.Himpunan dari beberapa atau seluruh titik sampel disebut kejadian.Hal ini berarti kejadian merupakan himpunan bagian dari suatu ruang sampel.Seandainya banyaknya unsur ruang contoh itu tak terhingga, kita mungkin dapat mendaftarkan unsur-unsur tersebut dengan menggunakan koma untuk memisahkan setiap unsur, dan menutupnya dengan dua kurung kurawal. Dalam menyusun ruang sampel suatu percobaan dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu diagram pohon, tabel, dan mendaftar.

Bila suatu kejadian dapat dinyatakan sebagai suatu himpunan yang hanya terdiri dari satu titik contoh, maka kejadian itu disebut kejadian sederhana.Sedangakan kejadian majemuk adalah kejadian yang dapat dinyatakan sebagai gabungan beberapa kejadian sederhana.Ruang nol atau ruang kosongatau himpunan kosong adalah himpunan bagian ruang contoh yang tidak mengandung satu pun anggota. Kejadian ini kita beri lambang khusus Ø.

Hubungan antara kejadian dengan ruang contohnya dapat digambarkan dengan diagram Venn. Dalam diagram Venn, ruang contohnya digambarkan sebagai empat persegi panjang, sedangkan kejadian digambarkan sebagai lingkaran-lingkaran di dalam persegi panjang tersebut.

Cadangan Minyak

1. Pengertian Cadangan (Reserves)
Cadangan (reserves) adalah perkiraan volume minyak, kondensat, gas alam, natural gas liquids dan substansi lain yang berkaitan yang secara komersial dapat diambil dari jumlah yang terakumulasi di reservoir dengan metode operasi yang ada dengan kondisi ekonomi dan atas dasar regulasi pemerintah saat itu. Perkiraan cadangan didasarkan atas interpretasi data geologi dan/atau engineering yang tersedia pada saat itu.

Cadangan biasanya direvisi begitu reservoir diproduksikan seiring bertambahnya data geologi dan/atau engineering yang diperoleh atau karena perubahan kondisi ekonomi.
Perhitungan cadangan melibatkan ketidakpastian yang tingkatnya sangat tergantung pada tersedianya jumlah data geologi dan engineering yang dapat dipercaya. Atas dasar ketersediaan data tersebut maka cadangan digolongkan menjadi dua, yaitu proved reserves dan unproved reserves. Unproved reserves memiliki tingkat ketidakpastian yang lebih besar dari proved reserves dan digolongkan menjadi probable atau possible.

2 Klasifikasi Cadangan
2.1 Proved Reserves
Proved reserves dapat diperkirakan dengan cukup teliti untuk dapat diambil atas dasar kondisi ekonomi saat itu (current economic conditions). Kondisi ekonomi tersebut termasuk harga dan biaya pada saat dilakukan perkiraan (perhitungan) reserves. Proved reserves digolongkan menjadi developed atau undeveloped.
Pada umumnya reserves disebut proved jika kemampuan produksi reservoir secara komersial didukung oleh uji produksi (production test) atau uji lapisan (formation test). Terminology proved menunjukan pada volume reserves dan tidak pada produktifitas sumur atau reservoir semata. Pada kasus-kasus tertentu, proved reserves mungkin dapat dihitung berdasarkan analisa data log dan/atau data core yang menunjukan bahwa kandungan reservoir adalah hidrokarbon dan memiliki kesamaan dengan reservoir di daerah yang sama yang sedang diproduksi, atau telah dibuktikan dapat diproduksi saat dilakukan uji lapisan (formation test).
Luas reservoir yang dapat dikatakan proved meliputi :
1. Daerah yang dibatasi sumur delineasi dan dibatasi oleh garis kontak fluida (fluida contacts), jika ada
2. Daerah yang belum dibor yang diyakini produktif secara komersial atas dasar data geologi dan engineering yang tersedia
Jika tidak ada fuida contacts, batas dari proved reserves adalah struktur yang telah diketahui mengandung hidrokarbon terkecuali jika ada data engineering dan kinerja reservoir yang cukup definitive.

Dikatakan proved reserves jika memiliki fasilitas untuk melakukan proses dan transportasi hidrokarbon pada saat perkiraan cadangan, atau ada komitmen untuk memasang fasilitas tersebut nantinya.
Proved undeveloped reserves merujuk pada lokasi yang belum dibor dan memenuhi criteria berikut :
1. Lokasinya adalah offset dari sumur yang telah terbukti dapat berproduksi secara komersial pada formasi yang sama,
2. Lokasinya di dalam batas-batas zona produktif yang telah dinyatakan sebagai proved,
3. Lokasinya sesuai dengan regulasi saat ini tentang penetapan well spacing, jika ada, dan
4. Perlu dipastikan bahwa lokasi tersebut akan dikembangkan (diproduksikan).

Di luar empat kriteria tersebut, lokasi yang belum dibor digolongkan proved undeveloped jika berasarkan interpretasi data sumur-sumur yang ada menunjukan bahwa formasi tersebut kontinyu secara lateral dan mengandung hidrokarbon yang dapat diambil secara komersial.
Reserves yang dapat diproduksikan dengan menggunakan metode atau teknik improved recovery digolongkan sebagai proved apabila :
1. Ditunjukan oleh keberhasilan testing dari proyek percontohan (pilot project) atau dari produksi atau dari respon tekanan dari metode tersebut yang dilakukan pada reservoir itu, atau di reservoir yang berdekatan dengan sifat-sifat batuan dan fluida yang serupa mendukung analisa engineering, dan
2. Proyek improved recovery tersebut pasti akan dilakukan
Reserves yang akan diambil dengan improved recovery methods yang perlu melalui keberhasilan serangkaian tes digolongkan sebagai proved hanya Setelah produksi yang cukup baik dari reservoir itu, baik dari pencontohan (representative pilot) maupun dari yang sudah terpasang (installed program), dan proyek improved recovery tersebut pasti akan dilakukan.

Titrasi

Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara tepat. Pengukuran volume dalam titrasi memegang peranan yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini banyak orang yang menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri.

Larutan yang dipergunakan untuk penentuan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di dalam buret dan larutan ini disebut sebagai larutan standar atau titran atau titrat, sedangkan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di Erlenmeyer dan larutan ini disebut sebagai analit. Titran ditambahkan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh keadaan dimana titran bereaksi secara equivalen dengan analit, artinya semua titran habis bereaksi dengan analit keadaan ini disebut sebagai titik equivalen.

Titik equivalen dapat ditentukan dengan berbagai macam cara, cara yang umum adalah dengan menggunakan indikator. Indikator akan berubah warna dengan adanya penambahan sedikit mungkin titran, dengan cara ini maka kita dapat langsung menghentikan proses titrasi. Sebagai contoh titrasi H2SO4 dengan NaOH digunakan indicator Phenoftalein (PP). Bila semua larutan H2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah warna menjadi merah mudah. Bila telah terjadi hal yang demikian maka titrasi pun kita hentikan.

Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya berubahan warna indicator disebut sebagai titik akhit titrasi. Titrasi yang bagus memiliki titik equivalent yang berdekatan dengan titik akhir titrasi dan kalau bisa sama.
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus:

V . Mtitran = V . Manalit...................................Persamaan 4.1

Keterangan : V : Volume (mL)
M : Molar (M)
Kita tidak menggunakan molaritas (M) disebabkan dalam keadaan reaksi yang telah berjalan sempurna (reagen sama-sama habis bereaksi) yang sama adalah mol-equivalen bukan mol. Mol-equivalen dihasilkan dari perkalian normalitas dengan volume.

Tidak semua zat bisa ditentukan dengan cara titrasi akan tetapi kita harus memperhatikan syarat-syarat titrasi untuk mengetahui zat apa saja yang dapat ditentukan dengan metode titrasi untuk berbagai jenis titrasi yang ada. Mengenal berbagai macam peralatan yang dipergunakan dalam titrasipun sangat berguna agar kita mahir melakukan teknik titrasi.
Beberapa jenis titrasi, yaitu:
1. Titrasi asam-basa
2. Titrasi redoks
3. Titrasi pengendapan

Titrasi adalah reaksi netralisasi asam-basa yang terkendali. Konsentrasi asam yang direaksikan akan dicari dan volumenya ditentukan sedangkan larutan yang lain (basa) ditentukan konsentrasinya sedangkan volumenya diukur berdasarkan posisi awal dengan posisi akhir permukaan larutan pada buret.

Larutan

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain.
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume.

Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:
Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa volume atau massa larutan yang akan dibuat.
M1 . V1 = M2 . V2 ... ............................(Persamaan 3.1)
Keterangan : M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan (M)
V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan (mL)
M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan (M)
V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan (mL)

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit.

Untuk zat yang menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H2SO4 maka pengenceran dilakukan dengan menuangkan H2SO4 sedikit demi sedikit kedalam larutan. Larutan merupakan campuran antara pelarut dan zat terlarut. Beberapa unsur atau zat ada yang bersifat heterogen dan akan cenderung mengendap bahkan membentuk endapan jika dilarutkan. Dengan cara penyaringan maka endapan tersebut akan terpisah dari larutannya.

Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah suatu batuan yang terjadi karena proses ubahan dari batuan asal oleh suatu proses Metamorfose. Proses metamorfose yaitu suatu proses dimana batuan asal mengalami penambahan tekanan (P) atau temperature (T) atau oleh kenaikan P dan T secara bersama – sama.
Proses metamorfose meliputi proses :
a. Rekristalisasi
b. Reorientasi
c. Pembentukan mineral – mineral baru dengan penyusunan kembali elemen – elemen kimia yang sebelumnya telah ada.

a. Teksur
Tekstur pada batuan digolongkan menjadi :
1. Kristaloblastik
Tekstur yang terjadi pada saat tumbuhnya mineral dalam suasana padat (tekstur batuan asalnya tidak nampak lagi) dalam pembentukan batuan beku mineral tumbuh pada suasana cair.
2. Palimpsest (tekstur sisa)
(a) Blastopofiritik
Suatu tekstur sisa dari batuan asal yang bertekstur porfiritik.
(b) Blastoopotitik
Suatu tekstur sisa dari batuan asal yang bersekstur optik.

b. Struktur
Struktur pada batuan metamorf merupakan hubungan antara tekstur lainnya dalam hubungan batuan metamorf mempunyai struktur folioasi.

Folioasi
Adalah sifat perlapisan (foliates = daun) / berdaun, namun harus dibedakan dengan lapisan sedimen. Disini terjsi penyusunan Kristal–Kristal, dari pada mineral secara pertumbuhan dalam arah panjang pada mineral.

Jenis–jenis Folioasi :
a) Slatycleavage
Struktur yang khas pada batuan sabak (slate), mineral– mineral sangat halus dan tidak dapat dilihat secara megaskopis (belahan–belahan sangat kecil dengan mika– mika mikroskopis).
b) Phillitic
Struktur pada batuan philit, tingkatnya lebih tinggi dari slate, sudah ada segregation bending tetapi tidak sebaik batuan yang berstruktur schistocity (foliasi diperlihatkan oleh kepingan–kepingan halus mika).
c) Schistose
Poliasi yang diperlihatkan secara jelas oleh kepingan– kepingan mika, memberikan belahan yang rata/tidak putus– putus (closed schistochity).
d) Gneissic
Folioasi diperlihatkan oleh penyusunan mineral– mineral yang granural dan memperlihatkan belahan– belahan yang tidak rata (perlapisan mineral membentuk jalur yang putus–putus/open schistocity)

Non - Foliasi

Struktur non–foliasi ini dalam batuan metamorf dicirikan dengan tidak terdapatnyasuatu penjajaran dari pada mineral– mineral yang ada dalam batuan metamorf, yaitu :


a) Hornfelsik/hornfels
Struktur batuan hornfels (Met. Thermal) dimana butir– butirnya equidemensional dan tidak menunjukan pengarahan/orientasi.
b) Kataklastik
Struktur terdiri dari pecahan–pecahan/fragmen– fragmen batuan maupun mineral. Kelompok mineral atau batuan tersebut tidak menunjukan arah.
c) Milonitik
Sama dengan struktur katalastik. Hanya butirannya lebih halus dan dapat dibelah–belah seperti schistose. Struktur milonitik ini dapat dipakai untuk ciri adanya sesar suatu daerah.

Batu sabak termasuk batuan metamorf regional, karena terbenuk oleh kenaikan tekanan dan suhu secara bersamaan. Warna batu sabak adalah hitam kusam. Struktur dari batu sabak adalah folioasi-slatycleavage. Disebut demikian karena mineral-mineral sangat halus dan tidak dapat dilihat secara megaskopis. Tekstur batu sabak adalah kristaloblastik-lepidoblastik, karena tekstur batuan ini didominasi oleh mineral-mineral pipih yang memperlihatkan orientasi sejajar. Komposisi mineral dari batuan sabak adalah stress, karena mineral yang terbentuk stabil dalam kondisi tekanan dan suhu, dimana mineral ini dapat bebrbentuk pipih/tabular, prismatik.

Batu schist termasuk batuan marmer regional karena terbentuk oleh kenaikan tekanan dan temperature secara bersama-sama.warna dari batua ini adalah kecoklatan menkilap strukturnya adalah folioasi-schistose disebut demikian karena folioasi diperlihatkan secrara jelas oleh kepingan-kepingan mika.tekstur batuan ini termasuk kristaloblastik-lepidoblastik, karena tekstur batuan ini didominasi oleh mineral-mineral pipih yang memperlihatkan orientasi sejajar.komposisi mineral adalah stress karena mineral yang terbentuk stabil dalam kondisi tekanan dan suhu, dimana mineral ini dapat bebrbentuk pipih/tabular, prismatik.
Termasuk batuan metamorf thermal karena terbentuk akibat kenaikan temperature.warna dari batua ini adalah hitam. Batuan ini berstruktur non-foliasi liniasi. Serpentinit bertekstur kristaloblastik-nematoblastik,karena terdiri dari mineral berbentuk prismatic menjamur yang memprlihatkan orientasi sejajar. Komposisi mineralnya adalah mineral anti stress karena mineral yang terbentuk bukan dalam kondisi tekanan dimana biasanya berbentuk equidimensional.

Batu philite termasuk termasuk batuan metamorf regional, karena terbenuk oleh kenaikan tekanan dan suhu secara bersamaan. Warna dari batuan ini adalah abu-abu kehitaman. Batuan ini berstruktur folioasi-philitic Karena sudah ada segregation bending tetapi tidak sebaik batuan yang berstruktur schistocity. Teksturnya adalah kristaloblastik-lepidoblastik karena tekstur batuan ini didominasi oleh mineral-mineral pipih yang memperlihatkan orientasi sejajar.komposisi mineral adalah stress karena mineral yang terbentuk stabil dalam kondisi tekanan dan suhu, dimana mineral ini dapat bebrbentuk pipih/tabular, prismatik.

Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat lithifikasi dari hancuran batuan lain (detritus atau lithifikasi dari hasil reaksi kimia tertentu). Lithifikasi batuan adalah proses yang meliputi : kompaksi, autigenik, diagenesa, yaitu proses terubahnya material pembentuk batuan yang bersifat lepas (uncosolidaterock forming material) menjadi batuan yang kompak, (consolidate, coherent rock). Dan batuan ini dibentuk oleh proses-proses yang terjadi di permukaan bumi, oleh koesoemadinata (1979) telah membedakan batuan sedimen menjadi 5 golongan :
a. Golongan detritus
b. Golongan karbonat
c. Golongan evaporit
d. Golongan sedimen silika
e. Golongan batu bara

Sifat-sifat utama dari batuan sedimen
- Adanya bidang perlapisan (bedding, stratifikasi) yang menandakan adanya proses sedimentasi. Hal ini berlaku untuk segala macam batuan sedimen, walaupu tidak selalu nyata dalam contoh “hand specimen”
- Sifat klastik/fragmen, yang menandakan butir-butiran pernah lepas, terutama pada golongan karbonat.
- Sifat jejak/bekas zat hidup, seperti cangkang/rumah organisme (koral), terutama pada golongan karbonat.
- Jika bersifat hablur selalu monomineralitik, misal: gypsum, kalsit, dolomite, halite, dan sebagainya.

Berdasarkan Cara Terjadinya
a. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali dari baruan detritus/pecahan batuan asal (beku dan sedimen).
b. Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organism (sedimentasi organis).

Batuan Sedimen Klastik

Didalam pemerian batuan sedimen klastik yang berstektur kasar komposisi dibedakan atas tiga bagian. Dibawah ini akan dibahas mengenai urutan pendeskripsian batuan sedimen klastik.
a. Komposisi
Batuan sedimen klastik bertekstur kasar pemerian komposisi mineralnya dibedakan atas :
- Fragmen
Adalah butiran pembentuk batuan yang berukuran paling besar. Fragmen dapat berupa butiran mineral, batuan, atau fosil.
- Matrik
Adalah bagian dari butiran pembentuk batuan yang berukuran lebih kecil dari fragmen. Biasanya berkomposisi sama dengan fragmen.
- Semen
Adalah bahan pengikat antara matrik dan fragmen. Dalam batuan sedimen klastik, dikenal ada tiga macam semen :
a. Karbonat : kalsit, dolomit
b. Silikat : kalsedon, kwarsa
c. Oksida besi : hematic, limonit
b. Tekstur
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pengamata tekstur, yaitu:
a. Ukuran besar butir : (grain size)
b. Drajat pemilihan : (sortasi)
c. Drajat pembundaran : (roundness)

c. Struktur
Struktur batuan sdimen (struktur ferimer) yang paling penting antara lain struktur perlapisan dimana struktur ini merupakan sifat utama dan batuan sedimen klastik yang menghasilkan bidang–bidang sejajar sebagai hasil dari proses pengendapan faktor–faktor yang mempengaruhi adanya struktur perlapisan adalah :
1. Adanya perbedaan warna
2. Adanya perbedaan ukuran butir
3. Adanya perubahan struktur sedimen
4. Adanya perbedaan struktur mineral
5. Adanya perubahan macam batuan
6. Adanya perbedaan kekompakan

Batuan Sedimen Non–Klastik
Didalam pemerian batuan sedimen klastik yang berstektur kasar komposisi dibedakan atas tiga bagian :
a. Batuan Sedimen Organik
Batuan sedimen yeng dihasilkan oleh aktifitas organisme terdapat sebagai sisa organisme yang biasanya tetap tinggal ditempatnya.
b. Bentuk Sedimen Kimia
Sebagian dari sedimen macam ini dihasilkan oleh proses penguapan, terutama didaerah aride, contohnya dalah endapan gypsum, garam dan lain–lain.

Batuan Beku

Batuan beku terjadi karena pembekuan magma dibawah permukaan bumi atau pembekuan lava diatas permukaan bumi.
Menurut para ahli seperti Turnur dan Verhogen (1960), FF Groun (1047), Takeda (1970), magma adalah : cairan silikat kental dan likat dari larutan silica yang fijar terbentuk secara alamiah, temperature tinggi antara 1.500 – 2.500℃ dan bersifat mobil (mudah bergerak) teradapat dalam kerak bumi bagian bawah.
Komposisi Batuan
Berdasarkan komposisi mineral batuan beku yaitu :
1. Batuan beku asam : cerah
2. Batuan beku intemediet : abu–abu
3. Batuan beku basa : gelap

b. Struktur Batuan
Berdasarkan strukturnya batuan ini dapat dilihat dari “hand specimen sample” yaitu:
1. Massif
Tidak menunjukan adanya lubang–lubang ataupun struktur aliran.
2. Vesikuler
Berlubang–lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma.
3. Skoria
Berlubang–kubang akan tetapi arah tidak teratur
4. Amigdaloidal
Lubang–lubang yang kemudian terisi oleh mineral sekunder
5. Xenolitis
Struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pemecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.

c. Tekstur Batuan
Adalah keadaan erat hubungan antara mineral–mineral sebagai bagian dari dan antara mineral–mineral dengan masa gelas yang membentuk masa dasar dari batuan.


d. Komposisi Mineral
Dalam menentukan komposisi mineral kita cukup mempergunakan index dari batuan kristal, atas dasar warna sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokan menjadi dua :
1. Mineral felsik
Yaitu yang berguna terang terutama terdiri dari mineral
kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muscovit.
2. Mineral mafik
Yaitu mineral yang bewarna gelap, terutama biotik, piroksen, amphibol dan olivine.

Batuan beku basalt termasuk batuan beku basa. Batuan basalt memiliki warna gelap dan mempunyai struktur vesikuler. Dikarenakan pada batuan ini mempunyai lubang–lubang sebagai keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Tekstur batuan basalt meliputi derajat kristalisasinya yaitu hipokristalin. Disebut hipokristalin dikarenakan batuan ini mempunyai sifat massa Kristal seluruhnya. Tekstur granularitasnya adalah granularitas fanerik halus (< 1mm). Batuan beku basalt ini mempunyai tekstur bentuk kristal anhedral. Relasi batuan ini termasuk relasi Inequigranural dikarenakan ukuran butir kristalnya sebagai batuan tidak sama besar dan komposisi batuan beku basalt ini adalah mineral fanerik < mineral mafik.